Apakah resep agar menjadi orang sukses? Mungkin pertanyaan ini adalah yang paling banyak dibenak semua orang. Siapa yang tidak mau sukses? Pasti semua orang menginginkannya. Nah, benarkah ada resep paling jitu supaya jadi orang sukses? bagaimana caranya?

Menarik menyimak resep menjadi sukses yang dilontarkan oleh seorang kawan, sederhana tapi butuh nalar yang kuat untuk menyimak konsepnya. Menurutnya, resep agar menjadi sukses cukup gampang.
" Sukseskan orang lain terlebih dahulu, jika ingin kaya, maka bikin orang kaya terlebih dahulu, jika ingin dihormati maka buatlah orang lain menjadi terpandang terlebih dahulu"

Logis, Rasional dan diterima akal, tapi yakinlah tidak mudah melakukannya. Bagaimana caranya membuat orang lain sukses, jika keadaan kita sendiri masih morat marit, kantong cekak dan otak selalu stress dirong-rong problematika hidup, lingkungan yang kacau dan hidup yang dikelilingi oleh orang-orang bermental bobrok.

"Yang bisa melakukannya hanyalah, orang-orang tidak terikat dengan dunia, tak pusing dengan penilaian dan tak pernah takut tidak punya harta, kekuasaan apalagi pengakuan, hanya orang-orang seperti ini yang bisa mensukseskankan orang lain"

Makin berat, apa iya ada orang seperti ini di kehidupan ini. Lalu dimana suksesnya? seperti itukah yang dinamakan sukses?

Tahukah engkau? (kata kawan tadi) jadi milyuner, menjadi penguasa atau menjadi terkenal adalah level kesuksesan terendah, sukses level tertinggi adalah saat engkau tak butuh uang untuk memenuhi kebutuhan hidup, tak butuh pemaksaan agar didengar dan dipatuhi, tak butuh dikenal agar bisa pergi kemana saja.

Paling hebat adalah engkau selalu tenang dan tentram ketika hendak memejamkan mata di malam hari dan gembira tanpa beban ketika bangun dipagi hari.

Amazing! Benarkah bisa seperti itu?
 
Bisa! (Jawab kawan tadi) caranya, buatlah orang lain jadi sukses, jadi kaya, terhormat terlebih dahulu, maka engkau akan mencapai sukses level tertinggi! Contohnya, seperti main bola, agar timmu menang engkau harus memberikan kesempatan penyerang untuk memasukan bola ke gawang lawan.

(Mendengar itu semua, aku mendongak menatap birunya langit sambil menghisap asap rokok dalam-dalam. Lalu... apakah kawan tadi sudah mencapai level tertinggi yang diucapkannya? toh sepanjang yang saya tahu, kehidupannya bahkan tak jauh beda dengan saya)
Sayangnya, kita tak punya keberanian untuk melakukannya. Termasuk saya (Kata kawan tadi sambil pamit sebentar ke kamar mandi).

..............
Takengon, 30 Juni 2021