Apa yang paling susah dilakukan ditengah situasi serba sulit dan penuh kebohongan adalah tetap optimis melakukan nilai-nilai kebaikan walau terus dihimpit berbagai persoalan dan tuntutan kebutuhan hidup yang tak pernah selesai. Tidak mudah dilakukan, tapi untuk bangkit tidak ada pilihan selain terus berusaha melakukannya sekuat tenaga.

Optimisme nilai-nilai kebaikan adalah energi yang tak boleh padam. Ia harus selalu tersimpan di dalam relung semangat hidup, menjadi cahaya penerang disetial keadaan serba susah yang kian menghimpit. 

Tak mudah memang, namun sesulit apapun keadaan, harus tetap optimis semua akan mampu dilewati. Tantangan demi tantangan sejatinya adalah ujian kenaikan kelas, jika berhasil dilewati maka menjadi bukti sebuah ketangguhan insan pilihan.

Hedonisme dan materialisme telah menjadi racun kehidupan, ia terkadang membuat kita tidak realistis, sikap yang seharusnya tidak boleh ada. Kita tidak bisa melakukan semua dan tidak akan pernah mencapai segala hal. Setiap kita punya peran masing-masing, begitulah alam semesta telah mengaturnya. Peran yang kita mainkan dalam kehidupan telah tertulis dalam skenario garis hidup masing-masing.

Kita mesti melakukan apa yang bisa kita lakukan, peran yang sudah kita pilih harus kita mainkan dengan sebaik mungkin agar lebih berarti dan bermanfaat. Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa lepas berinteraksi dengan dengan orang lain.

Kebermanfaatan diri adalah nilai jati diri dan bentuk kesempurnaan diri sebagai manusia, khalifah di muka bumi. Sekecil apapun kebermanfaatan diri bagi orang lain adalah sebuah kebaikan yang akan terpahat dalam sejarah hidup, tercatat di langit dan terukir di dalam jiwa-jiwa.

Era ini, sungguh semua serba sulit, tak banyak yang benar-benar bisa dipercaya. Kejujuran menjadi barang langka, nilai-nilai kebenaran telah menjadi alat-alat untuk menipu yang dibungkus dalam kebohongan-kebohongan. 

Lihatlah sekeliling kita maka tak sulit menemukan kekacauan-kekacauan yang menyesakan dada. Namun yakinlah, kebenaran akan selalu menjadi kebenaran bahkan jika dibenamkan dalam lumpur kejelekan.

Optimisme untuk selalu melakukan kebaikan dan nilai-nilai kebenaran harus terus dijaga, mesti tetap digenggam erat. Ia tidak akan menipu nurani, tanpanya mustahil ada kedamaian sukma. Kalau tidak, semua yang kita lakukan akan menjadi mimpi-mimpi buruk dan selalu menghantui ketika memejamkan mata saat akan terlelap di keheningan malam.

Takengon 14 Maret.