Jika kita perhatikan sekeliling, ada banyak yang kontrakdiktif di sekitar kita, memaksa kita untuk mengerutkan dahi bahkan terkadang tak mampu kita cerna namun terus terjadi, parahnya semua ini seperti lumrah dan terus ada.

Tak harus sejeli detektif untuk melihat kontrakdiktif disekitar kita. Banyak hal yang kontrakdiktif misalnya ketika seorang pejabat bicara dimimbar berkoar-koar tentang kepentingan rakyat dan ternyata semua yang ia lakukan untuk kepentingan diri sendiri dan koleganya, itu adalah kontradiksi yang kontrakdiktif.

Kontradiktif adalah kontradiksi yang terjadi yakni pertentangan antara dua hal yang sangat berlawanan atau bertentangan.
 
Saat anda ngopi pagi di warung kopi dan bertemu dengan seorang teman yang berkeluh kesah ekonominya yang sulit, tak ada beras di rumah, uang sekolah anak menunggak namun ia kenyataannya, tiap hari ia nongkrong di warung kopi, merokok dua bungkus sehari dengan harganya bisa beli beras dua kilo sehari dan ketagihan game online serta asik memelototi layar handphone dari pagi sampe sore adalah hal yang kontrakdiktif.

Atau, saat ada teman kita yang mengaku tak betah lagi dengan profesi yang ia geluti karena alasan nuraninya berontak dan tidak cocok dengan atasan, namun sebaliknya ia tetap bertahan diprofesi tersebut.

Jika anda seorang pemimpin, ketika anda mengharapkan masyarakat yang anda pimpin bisa menjadi tertib, teratur, inovatif dan displin dan menghargai pimpinan namun anda tidak tegas, tak kreatif dan tidak displin tanpa kinerja yang baik adalah kontrakdiktif, ingin memetik hasil panen namun tak berusaha menanam adalah perumpamaan yang tetap.

Pada tingkat yang paling kronis, saat kita mengetahui bahwa yang kita lakukan tidak benar dan harus kita tinggalkan namun, kita tetap saja melakukannya merupakan kontrakdiktif. Membodohi diri sendiri dan mengingkari kebenaran yang kita yakini.

Logikanya, jika kita mengetahui bahwa itu tidak benar seharusnya tidak kita lakukan dan kita tinggalkan. Setiap masalah yang kita hadapi seharusnya kita cari solusi agar keluar dari kesulitan itu, bukannya malah terus tenggelam dalam kesalahan yang sama, seperti keledai yang selalu jatuh pada lobang yang sama.

Kontradiksi-kontradiksi yang ada dalam kehidupan kita, sejatinya tak boleh terjadi karena akan menciptakan kekacauan yang semakin besar dalam kehidupan sebab jika demikian, dimanakah akal sehat kita!
...
Takengon, 23 Juni 2021


0