Namanya juga Superhero, manusia perkasa dengan kekuatan super. Ada yang bisa terbang, berlari secepat kilat. Menembus dinding dan berpindah sekelip mata. Superhero selalu digambarkan sosok baik hati yang suka menolong orang lain saat  kesusahan,  tiba-tiba hadir entah darimana menolong orang malang yang tengah diserang penjahat bengis. Sekali pukul keok tak berdaya. Setidaknya itulah khayalan sosok Superhero di film-film action.

Sejatinya, disekitar kita banyak sosok Superhero, setidaknya untuk diri sendiri.  Tapi jangan bayangkan memiliki  kekuatan seperti di film-film. Seorang ayah banting tulang mencari nafkah keluarga adalah sosok Superhero di dunia nyata. Pejabat negara yang jujur bahkan petugas kebersihan adalah Superhero-Superhero yang selalu ada disekitar kita.  

Sebagai makhluk sosial,  adalah fitrah kita berharap kehadiran Superhero dalam hidup kita. Hidup tak selalu mulus seperti yang diharapkan. Begitu banyak kesulitan yang membuat kita pusing kepala. Terkadang, kita harus terkapar tak berdaya dan berharap pertolongan sang Pahlawan (Super Hero) untuk menyelesaikan persoalan hidup yang dihadapi. 

Kenyataan pahitnya, sang Superhero yang kita harapkan hadir terkadang tak kunjung datang menjadi penolong. Sialnya, seringkali ia datang belakangan, seperti adegan film India. 

Faktanya, kita tidak  bisa terlalu berharap hadirnya sosok Superhero. Pada suatu titik, kehidupan ini begitu hening, bahkan ditengah hiruk pikuk keramaian. Mengantungkan asa kepada Superhero sama saja berharap datangnya kapal layar saat kita terdampar sendirian di lautan entah berantah  samudra terpencil yang tak pernah dijelajahi para pelaut.

Di ujung kesadaran, pada akhirnya kita mesti menyadari, setiap kita adalah Superhero bagi diri sendiri, orang orang yang kita cinta, keluarga dan orang sekeliling kita.  Superhero yang kita impikan mungkin saja hadir suatu saat, tapi yakinlah ia adalah rahasia semesta yang cuma diketahui sang Pencipta. 

Takengon, 14 Maret 2022