Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu pendidikan anak usia dini jalur formal yang memberikan layanan pendidikan untuk anak usia 4-6, yang tujuannya untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak agar siap memasuki pendidikan lebih lanjut. Menurut Peraturan Menteri Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini Formal meliputi lima aspek perkembangan yaitu aspek nilai-nilai moral agama, fisik, bahasa, sosial, emosional dan kognitif.

Pendidikan di TK perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak yang meliputi kognitif, bahasa, emosi, fisik dan motorik. Tujuan lain dari pendidikan TK adalah membantu anak didik meletakkan dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan dan daya cipta yang diperlukan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.[1]

Proses pembelajaran anak-anak yang aktif dan secara langsung mengambil pengetahuan melalui lingkungan fisik dan sosial maupun budaya untuk membangun pemahamannya sendiri tentang lingkungan sekitarnya. Pengalaman yang diperoleh anak dari lingkungan fisik, sosial dan budaya memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi perkembangan anak. Proses belajar mengajar akan senantiasa merupakan interaksi antara dua unsur manusiawi, yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar dengan siswa sebagai subjek pokoknya.[2] Interaksi anak merupakan kemampuan keterampilan sosial yang sangat penting untuk anak, hal ini akan menjadi bekal saat anak memasuki dunia pergaulan yang lebih luas, dimana pengaruh teman-teman dan lingkungan sosial akan mempengaruhi kehidupannya. Kurangnya keterampilan keterampilan interaksi dan kemampuan kerjasama akan menyebabkan rasa rendah diri, kenakalan, dan dijauhi dalam pergaulan. Anak harus diajarkan memiliki keterampilan sosial dan kerjasama sejak usia dini, yang bisa di dapat dari lingkungan keluarga, masyarakat dan lingkungan sekolah.

Kemampuan interaksi yang baik sangat diperlukan dalam mengembangkan karakter anak. Lingkungan disekitar anak merupakan wadah bagi anak untuk belajar berinteraksi dengan orang lain, kerjasama antar individu, tumbuh menjadi dewasa melalui pergaulan yang sangat mempengaruhi tingkah laku dan sikap anak. Dengan kemampuan interaksi yang baik, anak dapat bersosialisasi dengan baik sehingga dapat mencapai perkembangan diri yang optimal dalam lingkungan sosialnya.

Salah satu cara untuk mengasah kemampuan interaksi pada anak usia dini adalah melalui permainan. Salah satu permainan yang dapat meningkatkan interaksi anak adalah ini adalah permainan congklak. Permainan Congklak adalah permainan yang telah ada sejak zaman dahulu dan diwariskan turun temurun, dimainkan oleh dua orang dengan menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan dua buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak.

Permainan tradisional congklak merupakan permainan yang menitik-beratkan pada penguasaan berhitung. Permainan ini memiliki beberapa peranan, diantaranya adalah untuk melatih keterampilan berhitung anak dan motorik halus dan melatih interaksi antara anak di dalam permainan misalnya anak dituntut untuk bersabar ketika menunggu giliran temannya bermain.


............................................................

[1] http://membumikan-pendidikan.blogspot.com/2015/04/pengembangan-program-pembelajaran-taman.html, di akses pada 1 Juli 2015, pukul 14.30WIB

[2] Sardiman A.M. (2014), Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajagrafindo Persada, cet.II, hal.14