Pengertian perkembangan motorik halus

Perkembangan motorik halus Motorik halus menurut dictionary of psychology, diartikan sebagai gerakan yang dilakukan dengan menggunakan otot halus seperti menggambar, menggunting, dan melipat kertas. Keterampilan motorik halus merupakan keterampilan yang menggunakan jari - jemari, tangan, dan pergelangan dengan tepat.[1] Sumantri menyatakan bahwa “motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan menggunakan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek”.[2] Yudha dan Rudyanto mengungkapkan bahwa pengertian “motorik halus adalah kemampuan anak dalam beraktivitas dengan menggunakan otot-otot halus (kecil) seperti menulis, meremas, menggenggam, menggambar, menyusun balok dan memasukkan kelereng”.[3] Kartini Kartono menyatakan bahwa “motorik halus adalah ketangkasan, keterampilan, jari tangan dan pergelangan tangan serta penugasan terhadap otot-otot urat pada wajah”.[4] Penulis menyimpulkan bahwa motorik halus merupakan kemampuan anak mengkoordinasikan otot-otot kecil dalam melakukan aktivitas tertentu. Kemampuan anak dapat berkembang jika mendapatkan stimulasi yang tepat. Stimulasi bagi anak diberikan oleh orang tua dan guru. Orang tua memberikan stimulasi bagi anak ketika berada di rumah sedangkan guru bertanggung jawab memberikan stimulasi di sekolah melalui kegiatan pembelajaran. Untuk itu, sebagai seorang guru anak usia dini harus mampu memberikan stimulasi yang tepat disesuaikan dengan perkembangan anak.

Tujuan Pengembangan Motorik Halus

Tujuan dari melatih motorik halus adalah untuk melatih anak agar terampil dan cermat menggunakan jari-jemari dalam kehidupan sehari-hari, khususnya pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan unsur kerajinan dan keterampilan tangan.[5] Sumantri menyebutkan bahwa tujuan pengembangan ketrampilan motorik halus di usia 4-6 tahun adalah anak :

a. Mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan.

b. Mampu menggerakan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari jemari: seperti kesiapan menulis, menggambar, dan memanipulasi benda benda.

c. Mampu mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan.

d. Mampu pengendalian emosi dalam beraktivitas motorik halus.[6]

Sejalan dengan pendapat tersebut, Yudha & Rudyanto mengemukakan tujuan pengembangan motorik halus antara lain:

a). Mampu memfungsikan otot-otot kecil seperti gerakan jari tangan.

b). Mampu mengkoordinasikan kecepatan tangan dengan mata.

c). Mampu mengendalikan emosi.[7]

Penulis menyimpulkan bahwa tujuan pengembangan motorik halus adalah, Anak mampu menggunakan otot-otot kecil dalam kegiatan pengembangan motorik halus dan Anak mampu mengkoordinasikan mata dan tangan dalam kegiatan motorik halus serta Anak mampu mengendalikan emosinya.

 Fungsi Pengembangan Motorik Halus

Fungsi utama motorik ialah mengembangkan kesanggupan dan keterampilan setiap individu yang berguna untuk mempertinggi daya kerja. Dengan keterampilan motorik yang baik, tentu individu mempunyai landasan untuk menguasai tugas keterampilan yang khusus. Sumantri menyatakan bahwa “fungsi pengembangan keterampilan motorik halus adalah mendukung aspek pengembangan aspek lainnya seperti kognitif dan bahasa serta sosial karena pada hakekatnya setiap pengembangan tidak dapat terpisah satu sama lain”.[8] Yudha & Rudyanto menyebutkan fungsi dari keterampilan motorik halus yaitu: a) Sebagai alat untuk mengembangkan keterampilan gerak kedua tangan. b) Sebagai alat untuk mengembangkan koordinasi kecepatan tangan dengan gerakan mata. c) Sebagai alat untuk melatih penguasaan emosi.[9] Penulis menyimpulkan bahwa fungsi pengembangan motorik halus adalah meningkatkan keterampilan gerak kedua tangan individu dalam tugas keterampilan khusus yang mendukung aspek pengembangan lain yang meliputi kognitif, bahasa, dan sosial karena pada hakikatnya aspek pengembangan tidak dapat dipisahkan.

Karakteristik Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 4-6 Tahun

Rosmala Dewi menyebutkan perkembangan motorik halus anak usia 4-6 tahun antara lain :
Mencontoh bentuk silang (+, x), lingkaran, bujur sangkar, dan segitiga secara bertahap.
Menggambar bebas dengan menggunakan pensil berwarna, krayon, arang, kapur tulis, dan sebagainya.
Menggunting kertas mengikuti garis lurus, lengkung, dan gelombang.
Melipat kertas secara horizontal, vertikal, dan diagonal menjadi bermacam-macam benda.
Menjiplak angka 1 s/d 5.
Menjahit sederhana dengan menggunakan tali sepatu, benang wol, tali rafia, dan sebagainya.
Menjiplak bentuk-bentuk yang telah tersedia.[10]

Tingkat pencapaian perkembangan motorik halus anak usia 4-6 tahun berdasarkan Permendiknas No 58 Tahun 2009 antara lain :
Membuat garis vertikal, horizontal, lengkung kiri/kanan, dan lingkaran.
Menjiplak bentuk.
Mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan gerakan yang rumit.
Melakukan gerakan manipulatif untuk menghasilkan suatu bentuk dengan menggunakan berbagai media.
Mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media
Menggambar sesuai gagasannya.
Meniru bentuk.
Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan.
Menggunakan alat tulis dengan benar.
Menggunting sesuai dengan pola.
Menempel gambar dengan tepat.
Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara detail.

Contoh pengembangan keterampilan motorik halus anak usia 4-6 tahun menurut Sumantri antara lain :

a. Meronce;
b. melipat;
c. menggunting;
d. mengikat;
e. membentuk;
f. menulis awal; dan
g. menyusun misalnya menyusun kubus-kubus.[11]

Penulis menyimpulkan karakteristik perkembangan motorik halus anak usia 4-6 tahun antara lain :
Membuat garis vertikal, horizontal, lengkung kiri/kanan, dan lingkaran
Menggambar bebas dengan menggunakan pensil warna, krayon, arang, kapur tulis, dan sebagainya.
Menggunting kertas mengikuti garis lurus, lengkung, dan gelombang.
Melipat kertas secara horizontal, vertikal, dan diagonal menjadi bermacammacam benda.
Menjiplak angka 1 s/d 5.
Menjiplak bentuk.
Menjahit sederhana dengan menggunakan tali sepatu, benang wol, tali rafia, dan sebagainya.
Mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan gerakan yang rumit misalnya meronce.
Melakukan gerakan manipulatif untuk menghasilkan suatu bentuk dengan menggunakan berbagai media.
Mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media
Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan.
Menggunakan alat tulis dengan benar.
Menempel gambar dengan tepat.

..................................................................
[1]Arthur S. Reber dalam Rosmala Dewi. (2005). Berbagai Masalah Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi, hal.2

[2]Sumantri. (2005). Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan Dan Ketenagaan Perguruan Tinggi, hal.143

[3]Yudha M. Saputra dan Rudyanto. (2005). Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Keterampilan Anak Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas. Hal.118

[4] Kartini Kartono. (1995). Psikologi Anak. Bandung: Mandar Maju, hal.83

[5] Andang Ismail. (2006). Education Games. Yogyakarta: Pilar Media. Hal.84-85

[6] Sumantri, Model Pengembangan…, hal.146

[7] Yudha M. Saputra dan Rudyanto, Pembelajaran Kooperatif…, hal.115


[8] Sumantri, Model Pengembangan…, hal.146

[9]Yudha M. Saputra dan Rudyanto, Pembelajaran Kooperatif…, hal.116

[10] Rosmala Dewi. (2005). Berbagai Masalah Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi, hal.3-4

[11] Sumantri, Model Pengembangan…, hal.151-152