Metode pembiasaan merupakan metode pembelajaran yang membiasakan suatu aktivitas kepada seorang anak atau peserta didik[1].

Dalam hal ini, seorang anak dibiasakan melakukan perbuatan-perbuatan yang positif (baik) sehingga akan tercermin dalam kehidupan sehari-hari.

Kelebihan metode pembiasaan dalam kegiatan pembelajaran anak usia dini yaitu menghemat tenaga dan waktu, sebab terkait dengan aspek batiniah dan lahiriah dan merupakan metode yang dianggap paling berhasil dalam pembentukan pribadi peserta didik[2].

Sopan Santun

Sopan santun dapat diartikan sebagai perilaku seseorang yang menjunjung tinggi nilai-nilai menghormati, menghargai, tidak sombong dan berakhlak mulia. Pengertian dari sopan-santun dalam Wikipedia dijelaskan bahwa sopan santun adalah peraturan hidup yang timbul dari hasil pergaulan sekelompok itu

Sikap sopan santun ini tidak sekedar hanya dipelajari di sekolah, namun sekolah perlu merancang mekanisme penerapan budaya sopan santun dalam kehidupan di sekolah. Disamping itu sekolah berkerjasama dengan keluarga untuk berperan membiasakan sikap sopan santun bagi anak mereka ketika di rumah dan di lingkungan sekitar. Peran orang tua di rumah dalam membiasakan sikap sopan santun bagi anaknya sangat penting mengingat sebagaian besar waktu anak lebih banyak di rumah. Di sekolah mungkin lebih pada penguatan mengenai pentingnya dan makna dari berperilaku sopan santun. Dengan demikian kerja sama yang baik antara sekolah dan orang tua anak dalam mendidik anak tidak lagi hanya sebatas pada pembagian tugas atau orang tua menyerahkan sepenuhnya kepada sekolah namun perlu ada kerja sama dalam pelaksanaan proses pendidikan itu sendiri.

Pembiasaan Sopan Santun

Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabila mereka berada dilingkungan yang berkarakter pula[3]. anak yang dibiasakan dari kecil untuk bersikap sopan santun akan lebih mudah bersosialisasi. Dia akan mudah memahami aturan-aturan yang ada di masyarakat dan mau mematuhi aturan umum tersebut. Anak pun relatif mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, supel, selalu menghargai orang lain, penuh percaya diri, dan memiliki kehidupan sosial yang baik[4].

Usaha mengembangkan anak-anak agar menjadi pribadi-pribadi yang bermoral atau berkarakter baik merupakan tanggung jawab keluarga, sekolah dan seluruh komponen masyarakat

Strategi dan Teknik Pengembangan Moral Anak Usia Dini

Pengembangan moral anak usia dini dilakukan agar terbentuk perilaku moral. Pembentukan perilaku moral pada anak, khususnya pada anak usia dini memerlukan perhatian serta pemahaman terhadap dasar-dasar serta berbagai kondisi yang mempengaruhi dan menentukan perilaku moral. Ada 3 strategi dalam pembentukan perilaku moral pada anak usia dini, yaitu: strategi latihan dan pembiasaan, 2. Strategi aktivitas dan bermain, dan 3. Strategi pembelajaran[5].

....................................................................


[1] Muhammad Fadlillah (2012), Desain Pembelajaran PAUD , Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, hal.166


[2]Thoifuri dalam Muhammad Fadlillah (2012), Desain Pembelajaran PAUD , Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, hal.166


[3] Siti Aisyah dkk, (2007) Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka, hal.36


[4]Uji Ningsih, Pembudayaan Sikap Sopan Santun di Rumah dan di Sekolah Sebagai Upaya untuk Meningkatkan Karakter Siswa


[5] Wantah, Maria J, (2005) Pengembangan Disiplin dan Pembentukan Moral pada Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan an Ketenagaan Perguruan Tinggi, hal.109