Kreatifitas Menggambar
Secara umum kreativitas diartikan sebagai kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta[1]. Hurlock menyatakan kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya, dapat berupa kegiatan imajinatif dan sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya perangkuman[2].
Dalam Departemen Pendidikan Nasional dijelaskan bila kreativitas diartikan sebagai sebuah proses yang mampu melahirkan gagasan, pemikiran, konsep, dan atau langkah-langkah baru pada diri seseorang[3]. Jadi pada kesimpulannya kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk mencipta yang ditandai dengan orisinalitas produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya, dapat berupa kegiatan imajinatif dan sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya perangkuman.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menggambar adalah membuat gambar atau melukis[4]. DalamTarja Sudjana, Irin Tambrin, Tity Soegiarty, dan Maman Tocharman mengatakan, menggambar diartikan dengan membuat gambar. Mengandung makna bahwa menggambar merupakan membuat tiruan benda yang berupa orang, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya yang dibuat pada bidang datar dengan alat yang menghasilkan jejak yang jelas dijelaskan
Kreativitas menggambar dalam penelitian ini yaitu kemampuan seorang anak untuk mencipta yang diungkapkan dalam kertas gambar yang perwujudannya adalah gambar dapat berupa tiruan objek, bentuk ataupun fantasi/hasil imajinasi anak yang lengkap dengan garis, bidang, warna, dan tekstur sederhana yang merupakan hasil gagasan, ide-ide kreatif, pemikiran, dan konsep asli buatan anak. Sumanto menjelaskan bahwa anak yang berada pada usia TK-SD adalah masa keemasan kreatif, yang mana anak-anak mengalami masa peka dalam perkembangan kreativitasnya[5]. Selanjutnya menurut Lowenfeld tahap perkembangan kreativitas menggambar pada anak, yang mana hal tersebut tidak dapat dipisahkan dari perkembangan keterampilanmenggambar anak, yakni: a) masa goresan sekitar usia 2-4 tahun; b) masa pra-bagan sekitar usia 4-7 tahun; c) masa bagan/skematis sekitar usia 9-11 tahun; d) masa permulaan realism sekitar usia 9-11 tahun; dan e) masa realism semu sekitar usia 11- 13 tahun[6].
Dari uraian tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, dalam perkembangan kreativitas menggambar anak PAUD yang mana hal tersebut tidak dapat dipisahkan dari bakat serta keterampilan, berada pada tahap masa goresan (usia 2-4 tahun) dan pada tahap inisiatif (usia 4-6 tahun). Pada masa awal kreativitas ini sangatlah dipengaruhi oleh sikap orang tua. Anak akan lebih bebas mengekspresikan kreativitasnya apabila orang tua mendukung anak, misalnya dengan menyediakan berbagai sarana stimulasi yang memungkinkan potensi kreatif itu muncul dan berkembang
Manfaat Menggambar bagi anak
Banyak pakar mengutarakan tujuan dan fungsi menggambar bagi anak usia dini. Menurut Ade Hensuska melalui aktivitas menggambar, anak dapat menorehkan perasaan, mengungkapkan perasaan, mengungkapkan keinginan, dan menceritakan pengalaman. Selain itu dengan aktivitas menggambar juga bisa melatih kemampuan kreatif anak[7].
Sumanto menyatakan bahwa tujuan aktivitas menggambar pada pendidikan anak usia dini ini dimaksudkan agar kemampuan berolah senirupa yang yang diwujudkan dengan keterampilan mengungkapkan ide, gagasan, pengalaman, pengamatan kedalam goresan garis, bentuk, dan warna sesuai alat gambar yang digunakannya[8].
Dengan demikian pembelajaran menggambar yang sesuai untuk pendidikan anak usia dini adalah dengan jenis menggambar bebas, menggambar imajinatif, dan mewarnainya.
As’adi Muhammad mendeskripsikan bahwa kegiatan menggambar dan mewarnai memberikan banyak manfaat bagi anak usia dini, yakni:
a. Merangsang dan membangkitkan otak kanan
Dengan memberikan pelajaran atau pelatihan mengenai menggambar dan mewarnai, otak kanan anak akan terasah, yang akhirnya akan membuatnya mempunyai kreativitas yang tinggi.
b. Menumbuhkan kreativitas
Lewat menggambar, anak bisa menuangkan beragam imajinasi yang ada di kepala mereka. Lewat gambar yang dibuatnya, anak bisa menuangkan segala gagasandan pendapat-pendapat yang terpendam. Dengan demikian, tidaklah keliru jika dikatakan bahwa gambar dapat meningkatkan kreativitas anak.
c. Membuka wawasan
Sebagai contoh anak sedang belajar menggambar seekor kuda yang tengah merumput di kehijauan padang lapang. Dalam menggambar kuda tersebut, anak pasti akan banyak berusaha mengetahui apa saja yang ada di sekitar hewan tersebut.
d. Lukisan, cermin kreativitas dan kecerdasan anak[9]
Apapun hasil lukisan yang tertuang, merupakan hasil gagasan dan kemampuan anak. Jika anak mempunyai kreativitas dan kecerdasan yang tinggi, maka lukisan yang dihasilkannya akan baik. Tetapi jika tidak, maka lukisan akan terlihat biasa biasa saja, bahkan kualitasnya akan cenderung di bawah standar lukisan anak pada umumnya.
E. Assesment menggambar dalam meningkatkan motorik halus anak.
Bentuk-bentuk penilaian pembelajaran anak usia dini ragamnya sangat banyak. Tergantung bagaimana proses penilaian yang akan dilakukan. Prinsipnya adalah penilaian tersebut ialah untuk mengetahui tingkat pencapaian perkembangan.
Adapun bentuk-bentuk penilaian Pembelajaran anak usia dini antara lain:
1. Observasi
2. Catatan anekdot
3. Percakapan
4. Penugasan
5. Hasil karya
6. Pengembangan perangkat penilaian sendiri
7. Penggunaan instrument standar
8. portofolio[10]
Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan secara langsung dan lamiah untuk mendapatkan data
..............................................................
[1] Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.hal 459
[2] Hurlock, E.B (1980), Perkembangan Anak Jilid II. (Alih Bahasa: Meitasari Tjandrasa), Jakarta: Penerbit Erlangga, hal. 4
[3] Departemen Pendidikan Nasional (2008), Pengembangan Model Pembelajaran di Taman Kanak-kanak, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar, hal 9
[4] Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990), Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, hal.9
[5]Sumanto (2006), Pengembangan Kreativitas Senirupa Anak SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Ketenagaan Perguruan Tinggi, hal.59
[6] Sumanto, Pengembangan Kreativitas …, hal 59
[7] Ade Hensuska. (2005). Panduan Dasar Menggambar dengan Pensil untuk Anak Mudah & Menyenangkan. Tangerang: Kawan Pustaka.hal.2
[8] Sumanto, Pengembangan Kreativitas …,hal.49
[9] As’adi Muhammad. (2009). Panduan Praktis Menggambar dan Mewarnai Untuk Anak. Yogyakarta: Power Books (Ihdina). hal.15-27