“Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak, seperti kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya.”[1]

Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmani melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan dan kegiatan fetus yang ada pada waktu lahir. Secara umum perkembangan motorik bisa dibagi menjadi 2 bagian, yaitu motorik kasar dan motorik halus.

Kemampuan Motorik adalah kemampuan untuk melakukan gerakan. Kemampuan motorik diawali dengan koordinasi tubuh, duduk, merangkak, berdiri, dan diakhiri dengan berjalan.

Umumnya gerakan – gerakan yang dilakukan anak, dapat dilihat pada saat mereka bermain, mereka bermain kesana kemari dengan berlari, melompat, meloncat atau bermain-main dengan bola.

“Keterampilan motorik kasar adalah meliputi tubuh anak mulai menjadi semakin fleksibel, lengan dan kakinya semakin panjang dan kuat, sehingga ia dapat melakukan lebih banyak kegiatan motorik kasar seperti berlari, melompat, memanjat, berguling, berputar, naik sepeda roda tig dan bermaian skating.”[2]

Gerakan – gerakan ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan fisik maupun fsikis anak. anak yang memiliki perkembangan fisik dan psikis yang baik tentunya dalam perkembangan motorik akan baik pula. Berbeda dengan anak yang biasa-biasa saja apalagi anak yang dibawah rata-rata, gerakan motorik ini dipengaruhi juga oleh lingkungan, rangsangan, dan kesempatan. Beberapa aspek yang harus diperhatikan guru dalam melaksanakan pengamatan terhadap pengembangan motorik yaitu, “penilaian diri, respon anak, dan kesesuaian alat/bahan.”[3] Ada tiga unsur yang berperan penting dalam motorik kasar ini yaitu otot, otak dan syaraf. “Motorik kasar ini merupakan bagian dan aktivitas atau keterampilan dari otot-otot besar, sehingga dengan bertambahnya usia anak, maka kematangan syaraf dan otot anak akan dapat berkembang pula, agar motorik kasar ini terlaksana dengan baik, maka anak harus diberikan kesempatan, melalui senam, menari, bergerak atau membuat sesuatu alat dengan permainannya.


.............................

[1] Wikimedia, Motorik Anak, Sabtu, 22 September 2012, 10:22 dari http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Seni&oldid=4955936


[2] Penny Warner, (2004), Aktivitas Bermain dan Belajar Bersama Anak (usia 3-6 tahun), Jakarta: Elex Media Komputindo, hal.1.


[3] Lara Firdani, (2009), Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini, Jakarta: Universitas Terbuka, hal.2.38.