a. Metode bercerita
Metode bercerita ialah metode yang mengisahkan suatu peristiwa atau kejadian kepada peserta didik. Kejadian atau peristiwa tersebut disampaikan kepada peserta didik melalui tutur kata, ungkapan dan mimik wajah yang unik.[1] Metode bercerita dilakukan dengan berbagai cara diataranya adalah pertama guru menyampaikan cerita dihadapan anak secara langsung, kedua mendengarkan anak menceritakan pengalamannya, dan ketiga mengugunakan media sebagai sarana dalam menyampaikan cerita.[2]
b. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab ialah metode yang dimaksudkan untuk menanyakan sejauh mana siswa telah mengetahui materi yang telah diberikan serta mengetahui tingkat proses pemikiran siswa. Metode tanya jawab dilakukan dengan cara guru mengajukan pertanyaan kepada anak didik dan anak didik tersebut menjawabnya atau sebaliknya.
c. Metode bernyanyi
Metode bernyanyi merupakan metode pembelajaran yang menggunakan syair-syair yang dilagukan. Biasanya syair-syair tersebut disesuaikan dengan materi-materi yang diajarkan. Metode ini dilakukan pada saat klasikal dan pada saat-saat tertentu.
d. Metode Bermain
Metode bermain adalah metode yang menerapkan suatu permainan atau mainan tertentu sebagai wahana pembelajaran siswa.bermain adalah salah satu salah satu kesukaan mayoritas anak usia dini. Semua anak suka bermain ,meskipun sifatnya sangat sederhana. Oleh karenanya metode ini rasanya sangat cocok bila diterapkan dalam pembelajaran anak usia dini.
e. Metode bercakap-cakap
Metode bercakap-cakap adalah metode cakap-cakap dilakukan dengan cara guru dan anak saling mengkomunikasikan pikiran, gagasan, ide, dan perasaan secara verbal.[3]
f. Metode Karya Wisata
Metode karya wisata adalah suatu metode yang mengajak peserta didik kesuatu tempat tertentu untuk mempelajari sesuatu yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Guru membawa anak-anak ke bjek-objek yang sesuai dengan tema untuk mendapatkan pengalaman belajar yang dilakukan melaui observasi.
g. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode yang memperagakan atau mempertunjukan suatu cara atau keterampilan kepada anak dengan tujuan agar anak memahami dan melakukan dengan benar . Dengan kegiatan demonstrasi guru dapat meningkatkan pehaman anak melalui penglihatan dan pendengaran.[4]
h. Metode eksprimen
Metode ini memberikan pengalaman dan sekaligus mengamati akibat dari apa ang dilakukan anak. Contohnya air dipanaskan, air dicampur dengan minyak, warna dicampur, balon ditiup dan lalin sebagainya.[5]
i. Metode pemberian tugas
Metode pemberian tugas ini dilakukan oleh guru dengan meminta anak mengerjakan tugas yang telah dipersiapkan oleh guru. Metode ini juga memberkan kesempatan kepada anak untuk menyelesaikan tugasnya sendiri secara tuntas dan melaksanakan kegiatan dengan nyata.
j. Metode proyek
Metode proyek ialah salah satu metode yang digunakan untuk melatih kemampuan anak memecahkan masalah yang dialami anak dalam kehidupan sehari-hari.[6]
k. Metode sosio drama
Metode sosiodrama merupakan pemberian pengalaman kepada anak dengan bermain peran. Dimana anak diminta untuk melakukan atau memainkan peranan tertentu dalam suatu permainan peran.
l. Metode Pembiasaan
Metode pembiasaan merupakan metode pembelajaran yang membiasakan suatu aktivitas kepada seorang anak atau peserta didik. Adanya metode ini dilatar belakangi dan dipengaruhi oleh teori behaviorisme. Dalam konteks ini anak dibiasakan melakukan perbuatan yang positif (baik) sehingga akan tercermin dalam kehidupan sehari-hari.[7]
m. Metode Keteladanan
Metode keteladan ialah metode pembelajaran yang didasarkan pada contoh tingkah laku yang ditunjukkan oleh rang tua atau maupun pendidik. Dalam konteks pendidikan anak usia dini , metode keteladanan harus ditunjukkan oleh setia pendidik, sebab salah satu karakteristik dan keunikan anak usia dini ialah suka meniru.[8] Apa yang dilihatnya akan ia lakukan.
Berdasarkan uraian diatas dapat dimpulkan bahwa metode diatas dapat diterapkan pada anak usia dini, hanya saja dalam penerapannya harus disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan diberkan oleh guru. Untuk memaksimalkan metode yang ada dibutuhkan kreatifitas seorang pendidik dalam mengaplikasikan pada kegiatan pembelajaran.
.................................
[1] Muhammad Fadlillah, desain pembelajaran..., hal. 127
[2] Windisyah Putra, Menghadirkan lembaga PAUD Ideal, hal.161
[3] Windisyah Putra,hal. 162
[4] Muclisatoen, hal. 113
[5] Windi, hal. 162
[6] Muclisatoen. Hal.24
[7] Muhammad f, hal166
[8] Hal 167