Perkembangan komunikasi anak dimulai sejak balita dan mempunyai proses-proses perkembangan sesuai usia anak. Perkembangan komunikasi anak sebagai berikut:[1]
a. Usia bayi (0-1 Tahun)
Cara beromunikasi dengan bayi dimulai ketika ia mulai bisa melihat. Komunikasi bisa juga dilakukan secara non verbal. Ketika bayi melihat hal yang menarik dan bergerak-gerak maka bayi akan merespon, respon yang dikeluarkan bayi berupa suara.
“Komunikasi dua arah antara bayi dan orang tua dapat terlihat ketika anak memasuki usia ke-8 minggu, pada masa ini bayi sudah mampu untuk melihat objek atau cahaya, kemudian pada minggu ke-12 bayi sudah mulai tersenyum. Pada usia minggu ke-16, bayi sudah menolehkan suara ke suara yang asing bagi dirinya. Pada pertengahan tahun pertama bayi sudah mulai mengucapkan kata-kata awal seperti “ba-ba, da-da dan lain-lain. Pada bulan ke 10, bayi sudah bereaksi atas panggilan terhadap namanya, mampu melihat gambar-gambar yang terdapat dalam buku. Pada akhir tahun pertama bayi mulai mengucapkan kata-kata yang spesifik baginya”[2]
Pada usia ini anak juga akan melakukan komunikasi nonverbal dengan cara melakukan sentuhan-sentuhan, mengusap dan isyarat-isyarat tubuh bayi. Pada usia ini anak lebih banyak menggunakan bahasa tubuh dalam melakukan komunikasi dengan orang lain terutama dengan orang terdekat disekitarnya. Komunikasi ini lebih dapat dipahami oleh orang-orang yang dekat dengan anak, seperti ibu, ayah dan anggota keluarga terdekat anak.
b. Usia Todler dan Prasekolah ( 1 – 2 ½ tahun dan 2 ½ tahun – 5 tahun)
Perkembangan komunikasi anak masa ini sudah mampu memahami kurang lebih sepuluh kata selanjutnya pada tahun kedua sudah mampu memahami 200-300 kata dan masih terdengar kata-kata ulangan, di usia tiga tahun, anak telah mampu menguasai 900 kata dan banyak menggunakan kata-kata seperti “kenapa, apa dan mengapa”. Komunikasi anak pada usia ini bersifat egosentris, mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, berinisiatif tinggi, kemampuan bahasanya mulai meningkat, mudah kecewa serta mudah merasa bersalah karena tuntutan tinggi. Pada usia ini anak masih belum fasih berbicara[3].
Pada usia ini, cara berkomunikasi yang dapat dilakukan adalah dengan memberi tahu situasi yang akan dihadapinya, memperlihatkan benda-benda kongkret ketika berbicara menggunakan nada suara, bicara lambat, dan mengulang-ulang kembali pertanyaan dengan jelas jika anak tidak mau menjawab dengan memberikan pengarahan.
Berikut perkembangan bicara dan bahasa normal periode Lahir hingga usia 5 Tahun. Pada usia lahir hingga 6 bulan pemahaman bahasa anak seperti kaget saat mendengar suara yang keras, terdiam saat mendengar suara yang familiar, mulai mengamati wajah pembicara dan berhenti ketika namanya dipanggil. Bicaranya seperti merangkai bunyi menggunakan konsonan ‘b’ dan ‘p’. Usia 6-12 bulan pemahaman bahasa anak seperti berpaling kearah sumber suara disekitarnya, menunjukkan reaksi terhadap kata-kata tertentu (jangan, dadaah/bye-bye dsb), menuruti perintah yang disertai gesture (bahasa tubuh) dan dapat merasakan peristiwa (menyenangkan atau tidak menyenangkan). Pada perkembangan bicaranya anak mengoceh secara berulang-ulang menggunakan bunyi ‘p’, ‘b’, ‘t’, dan ‘d’.
Pada usia 4 – 5 tahun anak memahami 2500 kata, memahami kata kerja dalam bentuk lampau, saat ini dan akan datang, mendengarkan cerita, memahami konsep waktu (siang, malam, hari ini, kemarin, dsb.)
c. Usia Sekolah (5-11 tahun)
Anak telah memasuki masalah sekolah, pada usia ini anak telah mampu untuk mencetak, menggambar dan membuat huruf dan tulisan yang besar. Yang dilakukan mencerminkan pikiran anak serta sudah mulai bisa membaca. Pada usia delapan tahun, anak sudah bisa mulai membaca dan sudah mulai berpikir tentang kehidupan.
Bentuk komunikasi yang dilakukan anak pada usia sekolah ini anak masih tetap memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak, yang menggunakan kata-kata sederhana. Pada masa ini rasa keingintahuan anak sangat tinggi.
Pada usia 5 tahun perkembangan pemahaman bahasa anak sudah mampu memahami berbagai konsep kualitas, memahami beberapa lelucon, keheranan, meyakinkan atau berpura-pura, menggunakan kata kerja dengan benar, memiliki tata bahasa seperti orang dewasa dan menggunakan kata-kata penolakan. Perkembangan bicara dan bahasa normal anak usia 6 tahun ketas setelah anak memasuki usia sekolah kemampuan bicara dan bahasanya semakin meningkat dan semakin berkembang secara berkelanjutan seperti kosakata mereka bertambah, kalimat menjadi lebih panjang dan lebih kompleks, dapat menjelaskan sesuatu dan dapat mengadakan percakapan dengan orang dewasa. Mereka juga sudah memahami bagaimana dan kapan menggunakan bahasa yang sopan. Kemampuan bercerita akan semakin meningkat dan mampu menceritakan berbagai peristiwa dengan alur yang tepat.
............................
[1] Jovita Maria, Kemampuan Berkomunikasi…. hal. 18
[2] Jovita Maria, Kemampuan Berkomunikasi…. hal. 18
[3] Jovita Maria, Kemampuan Berkomunikasi….hal 18