Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Prilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.[1] Menurut Sri Djiwandono prilaku adalah “sikap seseorang siswa yang melekat dalam dirinya yang dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal”[2] Prilaku siswa tidak terlepas dari pengaruh pengalaman yang ia dapat dari suatu proses pembelajaran, baik yang ia dapatkan dari lingkungannya maupun dari dunia pendidikan. Prilaku-prilaku dapat dibagi yakni, pertama: Perilaku baik, yakni prilaku mulia yang disebut sebagai Al-akhlak Al Mahmudah atau Al-akhlak al-karimah, yakni prilaku yang terpuji yang dikehendaki oleh Allah SWT dan dicontohkan oleh Rasullulah SAW, prilaku ini dapat diartikan sebagai prilaku orang-orang yang beriman kepada Allah SWT.

Prilaku kedua adalah : Prilaku buruk, yakni prilaku tercela yang dibenci oleh Allah SWT, sebagaimana prilaku orang-orang kafir orang-orang musyrik dan orang-orang munafik. Membuat orang lain tersinggung dan membawa dampak buruk bagi orang lain dan diri sendiri serta tidak diterima oleh orang-orang disekitarnya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prilaku Siswa

Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prilaku siswa, yakni sebagai berikut:[3]

a. Faktor keluarga, keluarga memiliki peranan sangat penting dalam upaya mengembangkan kepribdian siswa, perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikn tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun sosial adalah hal penting yang akan membuat pribadi siswa menjadi pribadi yang baik dan berprilaku mulia.

b. Faktor sekolah, sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melakukan program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral spiritual, intelektual, emosional maupun sosial.[4] Sekolah merupakan faktor penntu bagi pengembangan kepribadian siswa, baik dalam cara berpikir, bersikap maupun cara berprilaku.

c. Faktor masyarakat, semua siswa akan mengalami perkembangan sejak bayi hingga dewasa, setiap masa perkembangan siswa senantiasa akan melakukan penyesuaian terhadap lingkungannya serta terhadap perkembangan yang lebih tinggi. Siswa adalah makhluk sosial yang eksistensiny secara fungsional banyak bergantung pada orang lain. Sejak dilahirkan siswa berada ditengah masyarakat hal itu menyebabkan pengaruh masyarakat tempat siswa tumbuh dan berkembang sangat berpengaruh, kepada pribadi dan prilakunya.

3. Faktor Penyebab siswa berkata tidak Senonoh

Terdapat beberapa faktor-faktor penyebab mengucapkan kata-kata yang tidak senonoh atau tidak sopan, pada umumnya faktor-faktor tersebut muncul karena terpengaruh pada sesuatu misalnya tontonan, lingkungan, dan dalam rangkan berinteraksi sosial.[5] Faktor-faktor tersebut yakni:

a. Ingin mendapatkan perhatian, anak berkata kasar atau tidak senonoh ingin mendapatkan reaksi spontan dan ingin menarik perhatian

b. Ingin terlihat dewasa, anak selalu tertarik dengan apa yang diliht dan didengarnya, tanpa menyadari pantas atau tidak ia melakukanya, dalam persepsinya ikut mengucapkan kata-kata kasar berarti sejajar dengan orang dewasa.

c. Ingin diterima lingkunganya, siswa ingin tidak ingin diacuhkan oleh lingkungannya, dengan mengikuti apa yang biasa dilakukan oleh teman-temannya berarti ia akan diterima oleh teman-temannya.

d. Pengaruh Televisi, Dramatisasi yang diperankan oleh tokoh-tokoh yang ada di televise telah menhipnotis semua anak dewasa ini sehingga begitu pasihnya anak-anak menirukan adegan-adegan kekerasan yang ditayangkan tokoh-tokoh idola mereka. Memilih tontonan yang baik merupakan hal penting yang mesti diperhatikan oleh orang tua.

............................
[1] Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia……., hal 864 

[2] Sri Esti Djiwandono, (2006) Psikologi Pendidikan, Jakarta:Grasindo, hal.139 

[3] Slameto, (2003) Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, Jakarta: Rineka Cipta, hal.60 

[5] Ummu Haya Nida (2009) Melejitkan Talenta Sang Buah Hati, Jakarta: Pustaka Al Kautsar, hal, 111