A. Pengertian Media Visual

Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat. Jenis media visual ini nampaknya yang paling sering digunakan oleh guru pada lembaga pendidikan anak usia dini untuk membantu menyampaikan isi dari tema pendidikan yang sedang dipelajari. Media visual terdiri atas media yang dapat diproyeksikan (projected visual) dan media yang tidak dapat diproyeksikan (non-projected visual). Media visual yang diproyeksikan pada dasarnya merupakan media yang menggunakan alat proyeksi (disebut proyektor) di mana gambar atau tulisan akan nampak pada layar (screen). Media proyeksi ini bisa berbentuk media proyeksi diam misalnya gambar diam (still pictures) dan proyeksi gerak misalnya gambar bergerak (motionpictures). Alat proyeksi tersebut membutuhkan aliran listrik dan membutuhkan ruangan tertentu yang cukup memadai. Jenis-jenis alat proyeksi yang biasa digunakan untuk menyampaikan pesan pendidikan untuk anak usia dini antaranya: OHP (overhead projection) dan slaid suara(soundslide).[1]

Pada lembaga PAUD yang ada di daerah perkotaan yang memiliki kemampuan untuk mengadakan alat proyeksi ini tentu sangat menguntungkan sebab pembelajaran bisa ditata lebih menarik perhatian dibandingkan dengan media yang tidak diproyeksikan. Namun pada umumnya lembaga PAUD di daerah-daerah tertentu, terutama di pedesaan, belum memungkinkan untuk mengadakan media proyeksi ini masih dianggap sangat mahal harganya. Di samping itu diperlukan juga kemampuan khusus yang memadai dari para guru untuk menggunakan dan memelihara alat proyeksi tersebut.

Media visual yang tidak diproyeksikan terdiri atas media gambar diam/mati, media grafis, media model, dan media realita

1. Gambar diam atau gambar mati adalah gambar-gambar yang disajikan secara fotografik atau seperti fotografik, misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat, atau objek lainnya yang ada kaitannya dengan bahan/isi tema yang diajarkan. Gambar diam ini ada yang sifatnya tunggal ada juga yang berseri yaitu berupa sekumpulan

2. Media grafis adalah media pandang dua dimensi (bukan fotografik) yang dirancang secara khusus untuk mengkomunikasikan pesan-pesan pendidikan. Unsur-unsur yang terdapat dalam media grafis ini adalah gambar dan tulisan. Media ini dapat digunakan untuk mengungkapkan fakta atau gagasan melalui penggunaan kata-kata, angka serta bentuk simbol (lambang). Bila Anda akan menggunakan media grafis ini Anda harus memahami dan mengerti arti simbol simbolnya, sehingga media ini akan lebih efektif untuk menyajikan isi tema kepada anak. Karakteristik media ini yaitu sederhana, dapat menarik perhatian, murah dan mudah disimpan dan dibawa. Jenis-jenis media grafis ini diantaranya: grafik, bagan, diagram, poster, kartun, dan komik.

3. Media model adalah media tiga dimensi yang sering digunakan dalam kegiatan pendidikan untuk anak usia dini, media ini merupakan tiruan dari beberapa objek nyata, seperti objek yang terlalu besar, objek yang terlalu jauh, objek yang terlalu kecil, objek yang terlalu mahal, objek yang jarang ditemukan, atau objek yang terlalu rumit untuk dibawa ke dalam kelas dan sulit dipelajari wujud aslinya. Jenis-jenismedia model diantaranya: model padat (solid model), model penampang (cutaway model), model susun (build-up model), model kerja (working model), mock-up dan diorama. Masing-masing jenis model tersebut ukurannya mungkin persis sama, mungkin juga lebih kecil atau lebih besar dengan objek sesungguhnya.

4. Media realia merupakan alat bantu visual dalam pendidikan yang berfungsi memberikan pengalaman langsung (direct experience) kepada anak. Realia ini merupakan model dan objek nyata dari suatu benda, seperti mata uang, tumbuhan, binatang, dan sebagainya.[2]

B. Prinsip Penggunaan Media Visual


Perinsip umum yang perlu diketahui untuk penggunaan efektif media berbasis visual, sebagai berikut :
1. Usahakan visual itu sesederhana mungkin dengan menggunakan garis, karton, bagan dan diagram.

2. Visual digunakan untuk menekankan informasi sasaran (yang terdapat teks) sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

3. Gunkan grafik untuk menggambarkan iktisar keseluruhan materi sebelum menyajikan unit demi unut pelajaran untuk digunakan oleh siswa mengorganisasikan informasi.

4. Ulangi sajian visual dan libatkan siswa untik meningkatkan daya ingat.

5. Gunakan gambar untuk melukiskan perbedaan konsep-konsep, misalnya dengan menampilkan konsep-konsep yang divisualkan itu secara berdampingan.

6. Hindari visual yang tak berimbang.

7. Tekankan kejelasan dan ketepatan dalam semua visual.

8. Visual yang diproyeksikan harus dapat terbaca dan mudah dibaca.

9. Visual, khususnya diagram, sangat membantu untuk mempelajari materi yang agak kompleks.

10. Visual yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan gagasan

11. Unsure-unsur pesan dalam visual itu harus ditonjolkan dan dengan mudah dibedakan dari unsur-unsur latar belakang untuk mempermudah pengelolaan informasi.

12. Caption (keterangan gambar) harus dipersiapkan.

13. Warna harus digunakan secara realistik.

14. Warna dan pemberian bayangan digunakan untuk mengarahkan perhatian dan membedakan komponen-komponen.[3]


....................................................
[1] Dr.Hamdani M.A, 2011, Strategi Belajar Mengajar, Cv. Pustaka Setia: Bandung. Hal 248


[2] Dr.Hamdani M.A, 2011, Strategi Belajar Mengajar, Cv. Pustaka Setia: Bandung. Hal 248


[3] Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A, 2013, Media Pembelajaran, Pt Rajagrafindo Persada: Depok. Hal 89-91