Pendidikan prasekolah yang menyediakan pendidikan program pendidikan dini bagi anak usia 4-6 tahun sampai memasuki pendidikan dasar meliputi kelompok bermain dan penitipan anak, Taman Kanak-Kanak. Pendidikan sejak masa usia dini menjadi sesuatu yang penting bagi anak karena beberapa alasan yang diantaranya adalah merupakan alat pendidikan budi pekerti yang paling mudah dicerna anak melalui pemberian metode palstisin.

Arti pentingnya pendidikan bagi kreativitas anak tidak dapat dilepaskan dari kemampuan guru dalam memberikan pembelajaran media membentuk plastisin, karena kemampuan gurulah yang sebenarnya menjadi tolak ukur meningkatnya kreativitas anak sebab tanpa guru yang memiliki kemampuan dan kreativitas tidak akan memberikan makna apa-apa bagi anak.

Program pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang menentukan terbentuknya kreativitas anak, sebelum masuk sekolah dasar anak harus diberi pendidikan yang tepat sesuai dengan jenjang pendidikan yang telah ditentukan oleh pemerintah Republik Indonesia.

Belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara. Belajar dapat dilakukan melalui melihat, mendengarkan, membaca, menyentuh, membaui, bergerak, berbicara, bertindak, berinteraksi, merefleksi dan bahkan dengan bermain. Belajar juga dilakukan disetiap waktu, baik pagi, siang, sore maupun malam. Pendek kata, kapan saja dan dimana saja, manusia dapat belajar.

Banyak hal yang tidak dapat dilihat secara langsung sebagai hasil belajar. Oleh karena itu, para ahli sepakat bahwa belajar merupakan proses yang komplek. Begitu kompleknya sehingga belajar dapat dipandang dari berbagai segi dan melahirkan berbagai macam teori belajar karena setiap teori belajar mengkaji belajar dari segi tertentu.

Belajar merupakan suatu perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dengan lingkungan untuk kebutuhan hidupnya. “Belajar adalah perubahan tingkah laku yan relatif permanen yang dihasilkan oleh proses pengalaman”.
[1]

Penulis menyimpulkan bahwa media plastisin dapat mengusung kepada aktivitas dan kreatifitas anak didik. Harus diperhatikan juga bahwa pelajaran yang terpenting yang lebih banyak dapat dipetik dari ini semua ialah penerapan yang tepat dari aturan main dan bukannya pengertian yang diperoleh secara kebetulan atau secara asosiatif dari fakta-fakta yang dialami.

2. Kegiatan Untuk Mengembangkan Kreativitas

Anak yang memiliki potensi yang berbeda, maka sebenarnya setiap anak memerlukan perlakuan tersendiri sesuai dengan potensi individualnya untuk mencapai perkembangan yang optimal. Memang ada beberapa perlakuan yang sifatnya umum dan dapat diberlakukan untuk banyak anak, tetapi seharusnya tidak boleh mengorbankan kebutuhan individual tersebut.

Anak yang aktif melakukan berbagai kegiatan akan terlaksana dengan baik apabila didukung oleh metode pembelajaran yang tepat, dalam mengembangkan kreativitas metode yang tepat digunakan adalah metode bermain karena dengan bermain anak dapat melakukan kreativitas sesuai dengan keinginannya, dan melalui metode demontrasi anak melakukan kegiatan demontrasi untuk mengembangkan kreativitas seperti membentuk plastisin sesuai dengan keinginan anak.

Anak berfikir untuk mencari sesuatu yang baru dan berkreasi. Dengan pikirannya seseorang berkreasi menemukan metode baru, untuk memecahkan berbagai masalah. Kemampuan itu diwujudkan menjadi suatu hasil sebagai proses bersibuk diri secara kreatif.

“Sangatlah penting bagi keluarga, guru untuk memahami konsep utama pengembangan anak, pengembangan anak secara keseluruhan dapat diamati baik dari kegiatannya sehari-hari maupun kegiatan jangka panjang”.[2] Untuk membantu keluarga dan pengajar memahami proses pengembangan tahun-tahun awal sebagai masa yang paling penting dari seluruh tahap kehidupan anak.

Potensi yang dimiliki oleh anak sudah ada dalam dirinya sendiri tergantung bagaimana cara atau metode orangtua dan guru untuk membantu anak mengembangkan potensi yang ada. Sehingga dengan berkembangnya potensi dan intelegensinya ia akan menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Pengembangan potensi ini memiliki berbagai bentuk bisa fisik maupusn mental yang pada akhirnya memiliki satu tujuan yaitu untuk membantu perkembangan anak menuju masa depan yang lebih cemerlang.

Guru yang efektif dalam menggunakan media dapat meningkatkan minat anak dalam proses belajar mengajar, dan anak lebih cepat mudah memahami dan mengerti terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru.

Meningkatkan kreativitas anak adalah bagian dari pengembangan kreativitas anak, dalam proses pembelajarannya guru harus memiliki sarana dan media pembelajaran yang menarik agar dapat menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan.

Pemilihan metode plastisin berkaitan langsung dengan usaha-usaha guru dalam menampilkan pengajaran yang sasuai dengan situasi dan kondisi sehingga pencapaian tujuan pengajaran diperoleh dengan optimal.

Perkembangan awal imajinasi dan kretivitas anak dipengaruhi sikap dari pendidik. Anak akan lebih bebas mengekpresikan kreativitasnya apabila pendidik mendukung anak bukan untuk memaksa melakukan sesuatu seperti yang diinginkan oleh pendidik. Dalam mengekpresikan kreativitasnya, anak dapat melakukan dengan berbagai cara meningkatkan kreativitas dengan media plastisin.

Kegiatan yang dapat dilakukan anak untuk meningkatkan kreativitas adalah melakukan kegiatan dengan media plstisin “kegiatan membuat kombinasi yang bervariasi dari bahan yang tersedia sangat mengasikkan anak dan tidak membosankan, karena setiapkali anak membuat kombinasi baru, mengikuti daya imajinasinya”.[3]

Kegiatan kreatif di rumah banyak sekali yang dapat dilakukan dan tidak perlu makan biaya yang banyak. Media yang dapat digunakan adalah tanah liat yang dapat menggantikan media plastisin, yang bisa didapatkan anak disekitar rumah atau lingkungan tempat anak berada.




[1] Tadkiroatun Musfiroh, Cerdas Melalui Bermain, (Jakarta: Grasindo, 2008), hal.15


[2] K. Eilen Allen dan Lynn R. MArotz, Profil Pengembangan Anak, (Jakarta: PT Indeks, 2010), hal.3


[3] Utami Munandar, Mengembangkan Bakat..., hal.55