Anak merupakan cikal bakal manusia sempurna yang dibekali dengan bakat dan kreativitas yang tidak terlepas dari anugrah Tuhan. Dalam proses pengembangan bakat, anak usia dini membutuhkan bimbingan dan arahan baik dari orangtua maupun dari dari guru. Proses pembelajaran yang menyenangkan didomisi oleh permainan yang tidak terlepas dari penggunaan alat peraga dan media pembelajaran.

Plastisin merupakan bahan seperti tanah liat yang digunakan untuk membentuk berbagai replika barang berdasarkan kreativitas anak, untuk anak yang masik kecil mungkin masih membutuhkan bimbingan dan bantuan dari orang yang lebih dewasa, akan tetapi memberikan kesempatan pada anak untuk mengaktifkan ide atau membiarkan mereka memainkan imajinasi sesukanya.

imajinasi anak ditandai dengan “suatu keadaan dimana anak tidak pernah diam, mereka kesana kemari untuk mengetahui keadaan lingkunannya, mengamati mengapa suatu peristiwa dapat terjadi dan mereka sangat peka terhadap perubahan yan terjadi di lingkungan”.
[1] Hal ini akibat pertumbuhan fisik anak yang sedang mengalami perkembangan pesat baik dari segi ukuran maupun fungsinya. Kegiatan yang dilakukan anak pada masa ini biasanya anak melakukan gerakan coba-coba yang terkadang membawa dampak yang berbahaya bagi mereka.

Plastisin merupakan “bermain dengan permainan bahan adonan sebagai bahan yang dapat dibentuk”.[2] Sebahagian guru dapat menggantikan bahan plastisin ini dengan tanah liat yang banyak didapatkan di lingkungan anak atau dapat juga dengan membuat adonan dari tepung untuk membuat model atau bentuk kegiatan yang bakal dibuat dengan menggunakan cetakan untuk meningkatkan kreativitas anak .

Menggunakan plastisin dalam proses pembelajaran di Taman Kanak-kanak tidak memiliki ukuran yang relatif, tetapi ukuran tersebut akan terlihat pada saat anak telah selesai melakukan kegiatan membentuk plastisin, ukuran kreatif yang dibuat anak bisa saja sesuai contoh yang dilihatnya atau sesuai dengan keinginan anak, dalam kegiatan membentuk anak melakukan kreativitas sendiri tentang apa yang akan di bentuk, saran bagi anak yang kreatif adalah diharapkan adanya bantuan kerjasama dari orangtua di rumah untuk mengembangkan kreativitas anak melalui media plastisin karena anak sebagian waktunya lebih banyak dihabiskan dirumah dari pada di sekolah.

Ukuran anak yang tidak kreatif adalah anak membentuk hanya sesuai dengan contoh yang diberikan oleh guru tanpa ada tambahan atau kreasi yang lain berbeda dengan contoh yang ada, saran bagi anak yang tidak kreatif diharapkan guru lebih banyak memberikan bimbingan yang lebih khusus bagi anak yang tidak kreatif agar dengan proses membentuk yang dilaksanakan anak mengalami perkembangan kreativitas.



1. Plastisin Sebagai Media Membentuk

Pendidikan seni rupa media plastisin adalah salah satu media yang digunakan pada proses pembelajaran yang digunakan sebagai sarana membentuk. Membentuk pada anak biasanya sangat suka dengan media “ rasa licin dari tanah liat yang masih basah (tetapi berhati-hatilah ini adalah kegiatan yang dapat menimbulkan kotor dan berantakan) atau dari koran yang disobek, direndam air lalu diperas.”.[3]

Kegiatan membentuk sebaiknya dilaksanakan dalam suasana bermain, karena suasana ini anak mendapatkan kegiatan dengan suasana bebas, gembira sehingga menumbuhkan minat dan keinginan diri sebab akan lebih berhasil jika apa yang dipelajarinya sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuannya dalam melakukan kreativitas

Pemilihan media dalam kegiatan membentuk harus di sesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Media plastisin sangat cocok untuk anak dalam masa Taman Kanak-Kanak, karena bahan tersebut mudah di bentuk, tidak kotor dan terdiri dari bermacam-macam warna. Sehingga anak bebas memilih warna yang disukainya.

Perencanaan selanjutnya setelah media adalah bagaimana anak dapat melakukan membentuk plastisin dimulai dengan guru mengajarkan cara membentuk dan guru menunjukan contoh yang sudah ada atau membuat contoh baru, yang kemudian menjadi pedoman untuk anak dalam melakukan pembelajaran membentuk plastisin.

Pemilihan bahan-bahan untuk membentuk haruslah di sesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Anak yang lebih kecil membutuhkan materi yang mudah di bentuk, tetapi tidak harus permanen. Anak yang lebih dewasa membutuhkan bahan-bahan yang dapat memberikan kesempatan untuk bekerja lebih mendetil dan lebih sempurna. Cara yang dilakukan dalam kegiatan membentuk ini antaranya adalah:

1. Membutsir, yaitu dengan menggunakan bahan lentur seperti lilin atau tanah liat kemudian ditekan-tekan.

2. Melipat, yaitu membuat bentuk baru yang memiliki ruang dengan menggunakan bahan yang berupa lembaran pipih untuk menggulung, menggunting dan menyambung.

3. Menyusun atau mengkontruksi, yaitu membentuk dengan cara menggabungkan satu sama lain bahan pokok atau di rekatkan dengan pasak kecil.

Kegiatan mengolah bahan plastisin dilakukan dengan cara menekan dengan jari atau membuat pilinan panjang. Maka dengan cara ini anak akan menghasilkan suatu bentuk serta dapat melatih koordinasi antara indra pengamatan dengan gerakan otot-otot pada tangan.

Mewujudkan suatu bentuk dengan menggunakan bahan plastisin tidak hanya dibutuhkan cara pengolahan bahan yang baik, tetapi anak juga perlu mengetahui bentuk-bentuk yang dapat diwujutkan oleh bahan tersebut. Serta pengenalan bentuk yang ada di sekitarnya. Salah satunya yaitu dengan mengunjungi tempat-tempat yang dapat menstimulasikan pengamatan, keingintahuan, untuk selanjutnya diolah kembali oleh pemikiran dan pengetahuannya. Kemudian di tuangkan ke dalam bentuk karya jadi yang melibatkan proses kerja psikomotoriknya.



2. Membentuk Plastisin dan Adonan

Perkembangan kreativitas pada anak dalam membentuk plastisin dapat dilakukan dalam proses pembelajaran di sekolah, yang merupakan kegiatan disenangi oleh anak, karena bentuk kegiatan menggembirakan dan menyenangkan

“Anak-anak sangat suka untuk membentuk berbagai bahan, apabila anda memberikan segenggam tanah liat dan sebuah pisau tumpul, maka ia akan memotong , menggulung dan menepuk-nepuk permukaanannya, namun anak-anak yang lebih kecil akan membutuhkan waktu yang sama banyaknya antara waktu untuk menangani bahan tersebut dalam waktu yang diperlukan untuk membentuknya”. [4]

Bersama dengan meningkatnya keterampilan menggerakkan berbagai benda, terlihat ada perubahan dalam caranya mengeksplorasi benda-benda untuk pertama kalinya. Ketika dahulu segala sesuatu akan langsung dimasukkan kedalam mulut, maka sekarang benda-benda tersebut ditepuk-tepuk, dibanting atau diremas. Ketika anak-anak untuk pertama kalinya berhadapan dengan benda yang dapat dibentuk , maka eksplorasi seperti inilah yang terlihat menonjol.

Aktivitas ini lebih pada mengenali bagaimana merasakan benda-benda tersebut dari apa yang dapat dibentuk dari padanya. Karena mereka hanya baru merasakan, maka anak umur dua tahun sangat suka pada rasa licin yang masih basah (tetapi berhati-hatilah karena kegiatan ini dapat menimbulkan kotor dan berantakan) atau dari koran yang disobek, direndam air lalu diperas. Bahan yang tidak terlalu memmbuat berantakan salah satunya adalah semangkuk beras atau gula yang dapat digengggam ditangan lalu dibiarkan mengalir keluar antara jari-jari. Bahan lain adalah adonan tepung juga yang dapat di aduk (ditempatkan dalam sebuah nampan pemanggang dan tambahkan setetes pewarna makanan).

Kelompok umur ini, buatlah adonan ini dari tepung dan sedikit tambahan minyak. Campurkan dalam sebuah panci bergagang dan panaskan sehingga menjadi hangat dan pekat. Pasir kering akan dapat mengalir dari jari jemari dan menimbulkan perasaan menyenangkan, sedangkan pasir basah dapat diremas dan dicetak. Keduanya dapat digunakan dalam rumah kalau anda memiliki alas duduk yang sangat besar atau lantai yang dapat dicuci.

Bermain plastisin sangat menyenangkan , bisa menimbulkan kreativitas anak untuk berimajinasi. Bermain dengan permainan adonan sebagai bahan untuk dibentuk barangkali adalah pilihan yang baik untuk digunakan sehari-hari oleh seorang anak kecil. Lilin mainan (plastesin) biasanya agak lebih sulit dibersihkan dari karpet, tetapi berbagai bentuk kecil yang dibuat dari bahan ini dapat bertahan lama sehingga anak anda dapat membuat berbagai bentuk dengan detail yang lebih lengkap.

Berbagai bentuk dari plastisin menjadi sangat unik ketika sudah dibentuk. Barangkali akan lebih mudah untuk menghancurkannya lalu ,menggulungnya lagi pada akhir permainan. Apabila anak ingin membuat bentuk tertentu yang dapat disimpan, cobalah untuk menggunakan bubur kertas (papier-mache) atau adonan garam atau carilah bahan yang dirangcang untuk dapat dibakar di sebuah oven rumahan.

Selalu baik untuk memiliki berbagai ide untuk aktivitas special yang dapat dilakukan ketika sedang hujan. Hal yang baik ketika membuat adonan mainan, garam atau bubur kertas adalah bahwa kita biasanya memiliki bahan-bahan tersebut disekitar kita.

Adonan mainan anda dapat membeli adonan mainan, tetapi adonan ini sangat mudah dan juga jauh lebih murah dan apabila dibuat sendiri. Resep dasarnya adalah dua cangkir tepung, satu cangkir garam, dua sendok makan minyak, satu cangkir air, dan sedikit pewarna makanan. Anda dapat membuatnya dalam sebuah alat pembuat roti atau pengolah makanan, atau campurkan saja dengan menggunakan tangan lalu diremas-remas. Akhirnya panaskan dalam sedikit panci (atau oven) sampai anda memiliki sebuah gumpahan yang lembut, apabila anda menambahkan lagi sedikit minyak maka adonan anda akan terasa lebih lembut.

Tambahkan sedikit pewarna makanan kedalam air yang dicampurkan untuk mendapatkan warna yang merata, atau tambahkan pada remasan terakhir untuk mendapatkan efek marmer. Atau guru dapat melakukan keduanya misalnya campurkan warna kuning kedalam air dan tambahkan warna merah kedalam campuran untuk mendapatkan adonan kuning dengan efek marmer merah dan orange. Menambahkan dua sendok teh krim tartar warna kuning untuk menjaga kondisi adonan tetap bagus di antara setiap sesi permainan. Simpan pada kantong kedap udara atau kotak plastic. Apabila adonan mulai mengering ketika anda mengeluargukannya, celupkan adonan dalam air berminyak, remas dan hangatkan.

Kegiatan yang dapat dilakukan guru di sekolah untuk pembelajaran meningkatkan kreativitas melalui media plastisin adalah:

1. Gunakan adonan dengan tekstur yang berbeda-beda dan biarkan anak anda meremas, memotong dan menggulungnya.

2. Tunjukan kepada anak anda bagaimana membuat sesuatu mengesankan pada adonan menggunakan koin mainan, dedaunan atau batu kerikil

3. Gunakan pemotong kue untuk memotong berbagai bentuk dengan sebuah pisau plastik

4. Gulung dua warna bersama-sama untuk membuat ular yang bergaris-garis

5. Adonan mainan sangat baik untuk membuat cetakan, misalnya untuk membuat telapak tangan dan kaki gulung adonan tebal dan bantulah dia menekan tangan dan kakinya kedalam adonan tersebut. Biarkan mongering dan mengeras selama beberapa hari.[5]

Adonan garam yang mengering lebih keras dari pada adonan yang mengering dan dapat dipakai untuk membuat sebuah bentuk yang lebih tahan lama. Untuk membuat adonan campurkan tiga cangkir tepung, satu cangkir garam, satu cangkir lebih sedikit airdan satu sendok maka gliserin (tersedia di apotik atau took obat). Remas-remas sampai adonan memiliki tekstur yang elastis.Setelah dibentuk maka anda dapat membakarnya hingga mengeras,letakkan

Benda yang tipis memerlukan waktu pembakaran selama satu setengah jam, yang lebih tebal memakan waktu lebih lama, apabila benda tersebut akan bewarna coklat, turunkan derajat panas oven. Setelah dingin, adonan garam yang keras dapat segera diberi vernis atau dicat dengan cat poster sebelum divernis.

Kegiatan yang dapat dilakukan guru disekolah untuk pembelajaran media plastisin adalah:

1. Buatlah kancing bewarna cerah atau berbentuk lucu untuk jaketnya

2. Buatlah sebuah papan nama untuk pintu kamarnya

3. Buatlah beberapa piring dan makanan mainan untuk rumah bonekanya

4. Buatlah bros dan lencana (tempelkan peniti dibelakangnya sebelum dipanaskan)

5. Buatlah manic-manik dengan menggunakan bulatan-bulatan dari tanah liat lalu tusukkan pada jarum rajut yang telah di minyaki. Tusukkan pada sebuah kentang agar dapat berdiri tegak lalu bakar dalam oven

6. Buatlah berbagai monster, (jangan lupa membuat lubang untuk benang) atau dudukkan sumpit. Ini semua dapat di cat menggunakan cat bubuk dan diberi vernis setelah kering, atau anda juga dapat menggunakan cat kuku yang bening.



Menambah media pembelajaran dapat juga dengan sobekan setengah lusin kertas menjadi potongan kecil. Letakkan kedalam mangkok plastik lalu tuangi air panas. Pastikan semua kertas basah, bairkan selama beberapa jam, remas-remas sampai menjadi seperti bubur. Lalu peras kelebihan airnya. Larutkan lem PVA (tiga bagian air ke satu bagian lem) atau buat lem dari tepung. Campurkan yang dihasilkan seharusnya sekaku tanah liat atau lilin mainan (plastisin), apabila campuran terlalu basah, peras lagi untuk membuang air.



----------------------------------------------
[1] Bambang Sujiono, Aktivitas Pengembanrgan Jasmani Anak TK, (Jakarta: Depdiknas, 2005), hal. 7


[2] Dorothy Einon, Permainan Kreatif Untuk anak-Anak,(Jakarta:Karisma,2006), hal.51


[3] Dorothy Einon, Permainan Kreatif..., hal 50


[4] Dorothy Einon, Permainan Kreatif..., hal. 50


[5] Dorothy Einon, Permainan Kreatif..., hal. 52