Anak perlu belajar menyesuaikan diri dalam kelompok teman di sekolah. Dalam melakukan kreativitas di sekolah, anak sering kali mengalami berbagai macam gangguan dari teman-teman mereka. Anak perlu belajar mengatasi gangguan dari teman-temannya tersebut. Para guru juga perlu belajar mengatasi gangguan dari teman tersebut. Guru lebih sering mengamati cara murid bermain, guru menyediakan media, karena guru selalu membantu tercapainya kreativitas. Guru mencari buku yang dapat digunakan oleh anak, agar anak mendapatkan keterangan tentang sesuatu hal yang belum diketahuinya.

Mengembangkan kreativitas anak semenjak usia dini adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan orang tua dan guru untuk mendapatkan anak yang kreatif. Seorang anak yang kreatif suka berkreasi. Saat anak berkreasi, anak tersebut akan dapat mengaktualisasikan dan mengekspresikan dirinya. Aktualisasi diri merupakan hal yang penting dalam kehidupan seseorang. Selain bermanfaat bagi dirinya sendiri dan lingkungannya, orang yang berkreasi akan mendapatkan kepuasan batin.

“Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau kombinasi baru berdasarkan unsur-unsur yang telah ada sebelumnya menjadi sesuatu yang bermakna dan bermanfaat”.
[1] Sesungguhnya meningkatkan kreativitas dimiliki oleh semua orang tanpa pandang bulu, yang penting ditinjau dari segi pendidikan ialah bahwa kreativitas dan bakat dapat ditingkatkan, karena itu perlu di pupuk sejak dini.

Walaupun setiap orang memiliki bakat kreativitas membentuk plastisin, namun kalau tidak dipupuk bakat tersebut tidak akan berkembang, bahkan bisa menjadi bakat yang terpendam yang tidak dapat diwujudkan. Meningkatkan kreativias anak dapat dilakukan lewat bermain dengan media plastisin

Pengelompokan jenis media plastisin anak didasarkan pada pengelompokan jenis permainan yang yang dilakukan oleh anak dengan temannya, anak dalam keluarga, anak dengan binatang-binatang kesukaannya. Kemampuan anak untuk menyerap informasi dari lingkungan sekitar mendorong anak untuk secara langsung dan tidak langsung mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dalam dirinya. Lingkungan dengan sendirinya sangat berpengaruh dalam menciptakan atau meningkatkaan kreativitas dalam diri anak.

Kreativitas memiliki peranan penting dalam diri anak terutama dalam mengembangkan beberapa potensi penting. “kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada”.[2] Berdasarkan pendapat tersebut terlihat bahwa kreativitas mencakup segala upaya yang dilakukan oleh seseorang yang berkaitan dengan hasil pemikiran sendiri dan bersifat inovatif dan memerlukan kemampuan yang cukup besar dalam hal pengembangan imajinasi, sehingga mampu menciptakan sebuah sesuatu yang baru, memiliki motivasi dan kepuasan dalam menghasilkan hasil karya yang sifatnya baru.

Kreativitas akan muncul pada diri anak yang memiliki motivasi tinggi, rasa ingin tahu dan imajinasi. Kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (Fleksibilitas) dan kemampuan untuk mengkolaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci ) suatu gagasan. Anak yang kreatif akan selalu mencari dan menemukan jawaban, dengan kata lain mereka senang memecahkan masalah. Permasalahan yang muncul selalu dipikirkan kembali, disusun kembali, dan selalu berusaha menemukan hubungan yang baru, mereka selalu bersikap terbuka terhadap sesuatu yang baru dan tidak diketahui sebelumnya.

Sejak lahir setiap anak memiliki ciri khas dan karakteristik yang berbeda. Pada tahun-tahun pertama kehidupan seseorang melewati berbagai tahap yang mempengaruhi perkembangan berbagai aspek dan potensi dalam dirinya. Manusia secara langsung dan tidak langsung mulai belajar mengembangkan potensi dirinya melalui kehidupan sehari-hari dan interaksi dengan lingkungan.

Kreativitas anak usia TK sangat dipengaruhi oleh lingkungan baik di rumah maupun di sekolah. “kreativitas sesungguhnya merupakan keunikan individu (berbeda dengan individu lain) dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.[3]

Kreativitas anak pada Taman Kanak-Kanak tidak memiliki standarisasi tetapi kreativitas pada anak dapat dilihat oleh guru setelah hasil membentuk plastisin. Anak yang membentuk plastisin dikatakan memiliki kreativitas apabila hasil membentuknya lebih baik dari contoh yang ada atau anak membentuk benda lain yang tidak sesuai dengan contoh yang ada, dengan demikian hasil inilah yang dikatakan dengan kreativitas anak.

-----------------------------------------


[1] Novan Ardi Wiyani dan Barnawi , Format ..., hal.99


[2] Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: Grasindo, 1999), hal. 47


[3] Suratno, Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini, (jakarta: Depdiknas, 2005), hal.39