JAKARTA: Para kepala sekolah dan pengawas SD, SMP, SMA, dan SMK yang
berhasil meraih prestasi di tingkat nasional dilatih dengan kemampuan
untuk mengembangkan sekolah seutuhnya. Pelatihan ini ditujukan agar
peserta memiliki kemampuan analisis dan rencana aksi untuk
meningkatkan kapasitas sumber daya sekolah dan mendiseminasikan
praktik baik serta keberhasilan sekolah kepada sekolah lainnya.
Pelatihan tiga hari ini digelar oleh Direktorat Pembinaan Tenaga
Kependidikan (Dit. Pembinaan Tendik) Dikdasmen Kemendikbud yang
menggandeng Badan Pembangunan Internasional Amerika (USAID) melalui
program PRIORITAS.



Melalui pelatihan ini, menurut Garti Sri Utami, Direktur Dit.
Pembinaan Tendik Disdasmen Kemendikbud, pihaknya ingin mendorong dan
memfasilitasi para kepala sekolah dan pengawas berprestasi untuk
melakukan terobosan dan inovasi dalam mengembangkan sekolah seutuhnya.
"Mereka harus mampu menjadi agen perubahan sebagai benchmark di
sekolahnya maupun sekolah mitranya sehingga keberhasilan di sekolah
dapat terus ditingkatkan dan disebarluaskan," katanya di sela-sela
acara pelatihan, Sabtu, (26/8/2017).



Stuart Weston, Direktur Program USAID PRIORITAS, menjelaskan bahwa
USAID PRIORITAS dalam menjalankan programnya menggunakan pendekatan
whole school development yang berarti semua unsur sekolah terlibat,
seperti guru, kepala sekolah, masyarakat, dan siswa. "Peserta akan
dilatih bagaimana melibatkan semua unsur sekolah dalam mengembangkan
praktik-praktik pendidikan yang baik dalam pembelajaran, budaya baca,
manajemen sekolah, dan partisipasi masyarakat," kata Stuart.



Pada pelatihan ini peserta juga difasilitasi untuk mengunjungi
sekolah-sekolah berprestasi di Jakarta. Mereka diajak melakukan studi
untuk menemukan keberhasilan maupun hal-hal yang perlu ditingkatkan di
sekolah dalam mengimlementasikan pembelajaran aktif, budaya baca,
manajemen berbasis sekolah, dan keterlibatan peran serta masyarakat
dalam mendukung pengembangan sekolah. Ada empat sekolah yang
dikunjungi sesuai jenjang tempat tugas peserta, yaitu SDN Gunung 05
Meksiko, SMPN 11, SMAN 3, dan SMKN 30.



"Dari sekolah yang kami kunjungi, kami dapat belajar bagaimana
strategi untuk mendapat dukungan peran serta masyarakat yang besar,
terutama dari alumni. Program budaya baca juga mulai berjalan dan
tampak sudah ada hasil membaca seperti siswa membuat sinopsis dari
buku yang dibacanya," kata Bangun Pracoyo, salah seorang peserta
Pengawas SMP dari Purbalingga, Jawa Tengah, menyampaikan hasil
temuannya dari kunjungan sekolah. "Yang perlu dikembangkan adalah
penyediaan pojok baca di semua kelas agar siswa lebih mudah
mendapatkan akses buku bacaan untuk dibaca," tambahnya.



Sementara peserta lainnya, Syamsuri Nugroho, kepala SMKN 2 Kasian
Bantul, menyebut pelatihan yang diikutinya ini bermanfaat bagi dirinya
sebagai pimpinan di sekolah untuk mendukung guru dalam menerapkan
pembelajaran inovatif, dan mengembangkan program membaca di
sekolahnya. "Saya mendapat banyak referensi untuk diimplementasikan di
sekolah saya," tukas kepala sekolah yang berhasil meraih juara umum
best practice nasional tahun 2017 tersebut.(REL)