Ada beberapa kriteria umum yang diperhatikan dalam pemilihan media. Namun demikian secara teoritik setiap media mempunyai kelebihan dan kekurangan yang akan memberikan pengaruh kepada efektivitas program pembelajaran. Kriteria umum dalam pemilihan media yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar antara lain adalah:

a. Ketersediaan sumber setempat. Artinya, bila media bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, haru dibeli atau dibuat sendiri.

b. Apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga dan fasilitasnya.

c. Faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang lama. Artinya media bisa digunakan di mana pun dengan peralatan yang ada di sekitarnya dan kapanpun serta mudah dijinjing dan dipindahkan.
[1]



Pemilihan media pengajaran yang dilakukan seorang guru tentunya harus melihat semua komponen dari perencanaan pembelajaran. Jadi pemakaian media harus disesuaikan dengan materi, waktu dan pola pembelajaran yang dipakai, hal ini bertujuan agar pemakaian media menjadi lebih efektif. Adapun kriteria yang mencakup komponen dari perencanaan pembelajaran, di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Kesesuaian dengan Tujuan (instructional goals), perlu dikaji tujuan pembelajaran apa yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran, dianalisis media apa yang cocok guna mencapai tujuan tersebut, dan analisis dapat diarahkan pada tujuannya kognitif, afektif dan psikomotorik.

b. Kesesuaian dengan materi pembelajaran, yaitu bahan atau kajian apa yang diajarkan pada program pembelajaran tersebut. Pertimbangan lainnya dari bahan dan pokok bahasan tersebut sampai sejauh mana kedalaman yang harus dicapai dengan demikian dapat dipertimbangkan media apa yang sesuai untuk penyampaian bahan tersebut.

c. Kesesuaian dengan karakteristik siswa, dalam hal ini media haruslah familiar dengan karakteristik siswa/guru, yaitu mengkaji sifat-sifat dari ciri media yang akan di gunakan

d. Kesesuaian dengan teori, pemilihan media harus didasari atas kesesuaian teori, media yang dipilih bukan karena fanatisme guru terhadap suatu media yang dianggap paling disukai dan paling bagus, namun didasarkan atas teori yang diangkat dari penelitian dan riset sehingga telah diuji validitasnya.

e. Kesesuaian dengan gaya belajar siswa, kriteria ini didasarkan atas kondisi psikologis siswa, bahwa siswa belajar dipengaruhi pula oleh gaya belajar siswa.

f. Kesesuaian dengan kondisi lingkungan, pendukung dan waktu. Bagaimana bagusnya sebuah media apabila tidak didukung oleh fasilitas dan waktu yang tersedia, maka kurang efektif..[2]



Berdasarkan uraian di atas, kesesuaian media terhadap komponen pembelajaran harus diperhatikan, karena akan membimbing pada keberhasilan dalam proses pembelajaran di kelas, perlu di ingat media yang bagus tidak selalu efektif jika tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Maka kesesuaian dengan berbagai komponen mutlak adanya.

Pemilihan media yang akan diterapkan dalam proses mengajar, sangat di harapkan kepada seorang guru untuk dapat menentukan pilihannya masing-masing, sesuai dengan kebutuhannya pada saat pertemuan dengan harapan media yang dipilih dapat mempercepat proses pelaksanaan pelajaran dan akan mencapai tujuan yang diharapkan. Pada saat media dipilih maka, “pada saat itulah seorang guru sudah mampu berpikir bagaimana encoding, yaitu proses penuangan pesan kedalam simbol-simbol komunikasi, dan melakukan decoding yaitu proses penafsiran simbol-simbol komunikasi yang mengandung pesan-pesan tersebut”.[3]

Pemilihan media pembelajaran di dasarkan atas beberapa manfaat menurut Encycloeopdia Of Educational Research dalam merencanakan manfaat media pendidikan sebagai berikut:

a. Meletakkan dasar-dasar konkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi Verbalisme.

b. Memperbesar perhatian siswa.

c. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.

d. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menimbulkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa.

e. Menimbulkan pemikiran yang teratur dan kontinu terutama melalui gambar hidup.

f. Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membawa perkembangan kemampuan berbahasa.

g. Memberikan pengalaman yang tidak mudah di peroleh dengan cara lain dan membantu efisiensi serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar.[4]



Media pembelajaran dalam bentuk permainan haruslah bersifat edukatif, untuk merangsang berbagai kemampuan dasar pada anak sehingga pendidikan yang berlangsung pada mereka tetap dirasakan sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan. Ketika memilih media pembelajaran yang digunakan pendidik atau orang tua haruslah melihat dari unsure edukatif permainan tersebut. Adapun unsure edukatif yang terdapat dalam media adalah sebgai berikut:

1) Unsur gerak motorik (gerak fisik), ialah unsur yang melatih kemampuan, daya tahan, kekuatan, keterampilan, dan ketangkasan anak.

2) Afeksi (perasaan), biasanya dapat dilatih melalui emosional anak dengan menggunakan alat peraga secara bersama-sama.

3) Kognitif (kecerdasan otak)

4) Spiritual (budi pekerti), unsure spiritual biasanya melibatkan kehalusan, kelembutan, dan semangat terdalam dari hidup seseorang

5) Keseimbangan (kesempurnaan hidup) ialah memiliki manfaat positif baik dalamjangka waktu pendek maupun panjang.[5]

Proses dalam pemilihan media di mana seorang guru harus mampu mengambil suatu benda yang akan di jadikan media dan bagaimana media tersebut kita masukan kepada berbagai macam konsep pelajaran dan bagaimana cara menuangkan konsep yang tersimpan dalam benda tersebut kepada peserta didik, sehingga anak didik mengerti dan memahami suatu materi pelajaran. Adapun kriteria dalam pemilihan media untuk jenis media rancangan (yang dibuat sendiri) perlengkapan yang di ajukan sebagai acuan adalah.

1. Apakah materi yang akan disampaikan itu untuk tujuan pengajaran atau hanya informasi tambahan atau hiburan.

2. Apakah media yang dirancang itu untuk keperluan pembelajaran alat-alat bantu pengajaran.

3. Apakah dalam pengajaran akan menggunakan strategi kognitif, Afektif dan psikomotorik.

4. Apakah materi yang akan disampaikan itu masih sangat asing bagi anak didik.

5. Apakah perlu rangsangan suara seperti untuk pengajaran bahasa.

6. Apakah perlu rangsangan gerak seperti untuk pengajaran seni atau olah raga.

7. Apakah perlu rangsangan warna.[6]



Berdasarkan kriteria pemilihan media tersebut, maka seorang guru hendaknya dalam mempergunakan media disesuaikan dengan materi yang diajarkan, perlu diingat bahwa pemilihan media jangan terlalu dipaksakan, sehingga mempersulit proses belajar mengajar di dalam kelas, oleh karena itu media merupakan salah satu unsur untuk mempermudah proses pembelajaran.

Suatu media akan dapat berfungsi dengan baik manakala digunakan dengan baik dan benar. Selain itu sanga dipengaruhi pula dalam pemilihan media yang tepat. Apalagi untuk pembelajaran pendidikan anak usia dini, sehingga diperlukan media khusus yang mengacu pada karateristik anak. Sebab bila media tidak digunakan dengan benar dan terjadi kesalahan dalam pemilihan medi, pesan=pesan yang diberikan tidak akan tersampaikan kepada anak secara optimal.

Terkait dengan hal ini, ada beberapa prinsip dalam penggunaan media pembelajaran yang perlu diperhatikan, diantaranya sebagai berikut:

a. Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang integral dari suatu system pengajaran bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu yang dibutuhkan.

b. Media pengajaran hendaknya menguasai teknik-teknik dari suatu media pengajaran yang digunakan.

c. Guru seharusnya menghitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media pengajaran.

d. Penggunaan media pengajaran harus selalu diorganisasikan secara sistematis bukan sembarang menggunakannya.

e. Jika sekiranya suatu pokok bahasab memerlukan lebih dari satu macam media, guru dapat memanfaatkan multimedia yang meguntungkan dan mempelancar proses belajar mengajar dan dapat merangsang siswa dalam belajar.[7]



Sejalan dengan prinsip-prinsip tersebut, Yusuf Hadi Miarso mnyebutkan sejumlah pedoman umum dalam menggunakan media pembelajaran. Adapun pedoman-pedoman umum yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1) Tidak ada suatu media yang terbaik untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Masing-masing jenis media mempunyai kelebihan dan kekurangan. Oleh karenanya pemanfaatan kombinasi dua atau lebih media akan lebih mampu membantu tercapainya tujuan pembelajaran.

2) Penggunaan media pembelajaran harus mempertimbangkan kecocokan cirri media dengan karakteristik materi pelajaran yang disajikan.

3) Penggunaan media harus disesuaikan dengan dengan bentuk kegiatan belajar yang dilaksanakan, seperti secara klasikal, belajar dalam kelompok kecil, belajar secara individual, atau belajar secara mandiri.

4) Penggunaan media harus disertai persiapan yang cukup seperti mempersiapkan media yang dipaka, mempersiapkan berbagai peralatan yang dibutuhkan diruang kelas sebelum pelajaran dimulai dan sebelum peserta didik masuk.

5) Peserta didik perlu dipersiapkan sebelum media pembelajaran digunakan agar mereka dapat mengarahkan perhatian pada hal-hal yang penting selama penyajian dengan media langsung

6) Penggunaan media diusahakan agar senantiasa melibatkan partisipasi aktif peserta didik.[8]


Budianto
------------------------------------------

[1] Arief, S. Sadiman, dkk, Media..., hal. 86


[2] Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2009) Media Pembelajaran Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian, Bandung: Wacana Prima, hal. 69-72


[3] Arief, S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan..., hal. 12


[4]Azhar Arsyad, Media Pembelajaran.....hal. 25-26


[5] Windisyah Putra (2014) Menghadirkan Lembaga PAUD di Indonesia, Takengon: Media Utama, hal. 94


[6]Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi..., hal. 149


[7]Muhammad Fadillah (2012), Desain Pembelajaran PAUD, tinjauan Teoritik dan Praktik, yogyakarta: Ar-Ruzz Media, hal. 210


[8] Muhammad Fadlillah, Desain Pembelajaran…, hal. 210