Cukup banyak jenis media yang telah dikenal dewasa ini, dari yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah dan sudah ada secara natural sampai kepada media yang harus dirancang sendiri oleh guru. Dilihat dari jenisnya, media di bagi ke dalam media auditif, visual dan media audiovisual dapat di jelaskan sebagai berikut:

a. Media Auditif

Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassete recorder, piringan hitam.
[1]

b. Media Audio

Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film strip (film rangkai), foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun.[2]

c. Media Audiovisual

Media audio visual merupakan media yang mempunyai unsur-unsur suara dan unsur gambar. Media audio visual terdiri atas audio visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara, film rangkai suara. Audio visual gerak, yaitu media yang dapat yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassete. [3]

Pemilihan setiap jenis media mempunyai karakteristik atau sifat-sifat khas tersendiri. Artinya mempunyai kelebihan dan kekurangan satu terhadap yang lain. Sifat-sifat yang biasanya dipakai untuk menentukan kesesuaian penggunaan atau pemilihan media ialah jangkauan seperti: beberapa media tertentu lebih sesuai untuk pengajaran individual misalnya buku teks, modul, program rekaman interaktif (audio, video, dan program komputer). Jenis yang lain lebih sesuai untuk pengajaran kelompok di kelas, misalnya proyeksi (OTH, slide, film) dan juga program rekaman (Aduio dan Video). Ada juga yang lebih sesuai untuk pengajaran asal, misalnya program siaran (radio, televisi, dan konferensi jarak jauh dengan audio).

Berdasarkan kajian pendidikan Islam, para ahli telah mengklasifikasikan media pendidikan kepada dua bagian: yaitu media pendidikan yang bersifat benda (materil) dan media pendidikan yang bukan benda (non materil) sebagai berikut:

a. Media pendidikan yang bersifat benda

1) Media tulis, seperti: Al-Qur’an, Hadits, Tauhid, Fiqih, Sejarah.

2) Benda-benda alam, seperti: hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan.

3) Gambar-gambar yang dirancang, seperti: grafik.

4) Gambar yang diproyeksikan, seperti: Video, transparan, in-focus.

5) Audio recording (alat untuk didengar), seperti: kaset, tape radio.

b. Media pendidikan yang bukan benda

1) Keteladanan, yaitu keteladan dari tokoh-tokoh terkenal, orang-orang yang mempunyai akhlak agung. Seperti Nabi Muhammad SAW, para sahabat dan golongan tabi’in.

2) Perintah dan larangan yaitu perintah-perintah dari Allah SWT dan larangan-laranganNya.

3) Ganjaran, yang pahala atau dosa yang akan diterima jika melakukan Suatu perbuatan di dunia ini. [4]

Selaras dengan hal tersebut Rita Maryana mengatakan ada dua jenis media pembelajaran anak usia dini yakni:

a) Media lingkungan

Lingkungan adalah suatu tempat atau suasana (keadaan) yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Artinya, media lingkungan ialah dalam proses pembelajaran anak-anak dikenalkan atau dibawa kesuatu tempat yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Lingkungan disini dapat berupa taman-taman sekolah, perkebunan, dan meseum maupun ketempat-tempat wisata yang mempunyai nilai-nilai pendidikan didalamnya.

b) Media permainan

Media permainan merupakan media yang sangat disukai oleh anak-anak. Permainan ialah suatu benda yang dapat digunakan peserta didik sebagai sarana bermain dalam rangka mengembangkan kreativitas dan segala potensi yang dimiliki anak. Media permainan dapat berupa puzzle, ayunan, dakon, dan lain sebagainya. Prinsip penggunaan sebagai media pembelajaran adalah permainan tersebut mempunyai unsure keamanan dan kenyamanan.[5] Beberapa jenis, bentuk, karakteristik dan klasifikasi media pendidikan sebagaimana diuraikan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemilihan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar harus benar-benar tepat sehingga benar-benar efektif dan bermanfaat bagi siswa terutama dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik.


BUDIANTO
----------------------------------------------------------

[1] Pupuh Faturrohman dan M. Sobry Sutikno (2011) Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Bandung: Refika Aditama, hal 67


[2] Pupuh Faturrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi..., hal. 68


[3] Pupuh Faturrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi..., hal. 68


[4] Ramayulis (2008) Ilmu Pendidikan Islam Jakarta: Kalam Mulia, hal. 204-206


[5] Muhammad Fadlillah, Desain Pembelajaran…, hal. 215-216