Pembelajaran bagi anak usia dini termasuk Taman Kanak-kanak di dalamnya memiliki kekhasan tersendiri. Kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak mengutamakan bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain. Secara alamiah bermain memotivasi anak untuk mengetahui sesuatu lebih mendalam, dan secara spontan anak mengembangkan kemampuannya.

Menjalankan Pendidikan Anak Usia Dini atau Taman Kanak-kanak dilandasi dengan beberapa landasan yaitu:
[1]

a. Landasan Yuridis

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian dari tujuan pendidikan Nasional, yang di atur di dalam Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, yaitu sebagai berikut:

1) Amanat pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4,

2) Amanat dalam pasal 31 UUD 1945 yang berbunyi, 1) setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan; 2) setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.

3) Amandemen UUD 1945 Pasal 28 B ayat 2 dinyatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

b. Landasan Keilmuan

Penyelenggaraan pendidikan pada anak usia dini di Negara maju telah berlangsung lama sebagai bentuk pendidikan berbasis masyarakat, dan hal inilah yang melandasi lahirnya pendidikan anak usia dini di Indonesia dalam menyiapkan manusia seutuhnya. Perkembangan intelegensi, kepribadian dan tingkah laku sosial, sangat pesat ketika anak masih berusia dini. Hasil riset otak menjelaskan bahwa perkembangan kapasiatas kecerdasan anak sangat pesat terjadi di awal kehidupannya. Ketika lahir otak bayi berjumlah sekitar 100 milyar, tetapi belum saling berhubungan kecuali hanya sedikit, tetapi hanya sel-sel otak yang mengendalika detak jantung, pernafasan, gerak reflex, pendengaran dan naluri hidup.

c. Landasan Filosofis Dan Agama

Mendidik anak usia dini ibarat membentuk ukiran di batu yang tidak akan mudah hilang, bahkan akan membekas selamanya. Artinya pendidikan anak usia dini akan sangat berperan terhadap keberhasilan anak dimasa mendatang dan sebaliknya. Pendidikan anak usia dini disesuaikan dengan tahap perkembangan dan keunikan yang dimiliki oleh anak tersebut. Metode pembiasaan, keteladanan, dan menanamkan nilai-nilai agama menjadi hal penting diberikan dalam meletakkan dasar-dasar kehidupan bagi anak usia dini.

Pembelajaran di Taman Kanak-kanak selain menekankan pada pembelajaran yang berorientasi bermain juga menekankan pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan.[2] Untuk itu pembelajaran anak usia dini memiliki prinsip-prinsip yang mendukung pembelajarannya yaitu:

1. Berorientasi pada perkembangan anak.

2. Berorientasi pada kebutuhan anak.

3. Bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain.

4. Berpusat pada anak.

5. Lingkungan yang kondusif.

6. Menggunakan pembelajaran terpadu.

7. Mengembangkan berbagai kecakapan hidup.

8. Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar.

9. Dilaksanakan secara bertahap dan berulang-ulang.

10. Aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan.

11. Pemanfaatan teknologi informasi.[3]



Tujuan-tujuan dan kegiatan belajar belajar harus mengintegrasikan seluruh aspek perkembangan serta menyediakan kesempatan yang tepat bagi anak agar mereka dapat mengekplorasikan lingkungannya.

Dalam workshop sosialisasi kurikulum 2010 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), disebutkan beberapa prinsip dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan anak usia dini yang perlu diketahui antara lain:

a. Menciptakan suasana yang aman, nyaman, bersih dan menarik.

b. Pembelajaran berpusat pada anak dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan mendorong kreativitas serta kemandirian.

c. Sesuai dengan tahap pertumbuhan fisik dan perkembangan mental anak serta kebutuhan dan kepentingan terbaik anak.

d. Memerhatikan perbedaan bakat, minat, dan kemampuan masing-masing anak.

e. Mengintegrasikan kebutuhan anak terhadap kesehatan, gizi, stimulasi psikososial, dan memerhatikan latar belakang ekonomi, sosial dan budaya anak.

f. Pembelajaran dilaksanakan melalui bermain, pemilihan metode dan alat bermain yang tepat dan bervariasi, serta memanfaatkan berbagai sumber belajar yang ada di lingkungan.

g. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara bertahap, berkesinambungan dan bersifat pembiasaan.

h. Pemilihan teknik dan alat penilaian sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan.

i. Kegiatan yang diberikan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan perkembangan anak.[4]



Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa terdapat beberapa prinsip pembelajaran di Taman Kanak-kanak yang harus dilaksanakan dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran yang paling diutamakan adalah menciptakan suasana aman dan menyenangkan karena ketika suasana menyenangkan pembelajaran akan mudah ditangkap oleh anak-anak karena suasana hati mereka yang sedang gembira. Pembelajaran harus berpusat pada anak dengan memperhatikan bakat dan minat anak. Dilakukan secara inspiratif, kreatif dan mendorong kreativitas serta disesuaikan dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan dengan mengutamakan prinsip bermain sambil belajar.

Bidang-bidang pengembangan pembelajaran anak usia dini di Taman Kanak-Kanak di bagi menjadi dua yakni, bidang pengembangan pembiasaan dan bidang pengembangan kemampuan dasar. Adapun jabarannya sebagai berikut:[5]

a. Bidang Pengembangan Pembiasaan

Pembiasaan adalah upaya yang dilakukan untuk mengembangkan perilaku anak, yang meliputi perilaku keagamaan, sosial, emosional dan kemandirian. Pembiasaan dilakukan dengan cara berikut: [6]

1. Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan di sekolah setiap hari, misalnya berbaris, berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.

2. Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dilakukan secara spontan, misalnya meminta tolong dengan baik, menawarkan bantuan dengan baik dan menjenguk teman yang sakit.

3. Pemberian teladan adalah kegiatan yang dilakukan dengan memberi teladan atau contoh yang baik kepada anak, misalnya memungut sampah dilingkungan sekolah dan santun dalam bertutur kata.

4. Kegiatan terprogram adalah kegiatan yang terprogram adalah kegiatan yang terprogram dalam kegiatan pembelajaran ( program semester, SKM dan SKH), misalnya makan bersama dan menjaga kebersihan lingkungan sekolah.

b. Bidang Pengembangan Kemampuan Dasar

Kegiatan untuk meningkatkan kemampuan dan kreatifitas anak sesuai tahap perkembangannya.

1. Kemampuan berbahasa

Agar anak mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana, secara tepat, berkomunikasi secara efektif dan membangkitkan minat anak untuk berbahasa Indonesia.

2. Kognitif

Agar anak mampu mengolah perolehan belajarnya, menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, mengembangkan kemampan logika matematika, pengetahuan ruang dan waktu, kemampuan memilah dan mengelompokkan serta persiapan pengembangan kemampuan berpikir teliti.

3. Fisik/motorik

Untuk mengenalkan dan melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, keterampilan tubuh, dan menerapkan cara hidup sehat.

4. Seni

Agar anak dapat menciptakan sesuatu berdasarkan imajinasinya dan dapat menghargai hasil kreatifitas.



Berdasarkan kutipan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa dalam pembelajaran anak usia dini mempunyai kurikulum yang berdasarkan kebutuhan perkembangan anak dan dalam kurikulum pembelajaran anak usia dini di fokuskan kepada beberapa perkembangan seperti perkembangan bahasa anak, perkembangan kognitif anak, perkembangan seni dan perkembangan fisik motorik anak.

Selain uraian diatas terdapat pula pendapat lain yang menyatakan tentang prinsip pembelajaran anak usia dini yaitu:

1. Bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain.

2. Pembelajaran disesuaikan dengan perkembangan anak.

3. Pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan anak baik fisik maupun psikologis secara optimal.

4. Pembelajaran berpusat pada anak yakni anak diberi kesempatan menentukan pilihan, mengemukakan pendapat, dan aktif melakukan dan mengalami sendiri guru sebsgai pembimbing dan fasilitator.

5. Pembelajaran menggunakan pendekatan Tematik. Tema sebagai sarana atau wadah mengenalkan berbagai konsep pada anak, menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan kata anak dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna.

6. Pembelajaran aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan. Guru hendaknya mampu menciptakan kegiatan yang menarik, yakni membangkitkan rasa ingin tahu anak dan memotivasi anak untuk aktif mencoba, berpikir kritis, dan kreatif serta menjadikan suasana kelas menyenangkan.

7. Mengembangkan kecakapan hidup, yakni kecakapan yang diperlukan anak dalam kehidupan sehari-hari, seperti merawat kebersihan diri, berpakaian sendiri, menolong diri sendiri, makan sendiri dan lain-lain.

8. Di dukung oleh lingkungan yang kondusif.

9. Pembelajaran yang bermakna.

10. Pembelajaran yang dinamis dan dialogis (demokratis) menjadikan interaksi guru dengan anak dan anak yang optimal.[7]

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran anak usia dini diperlukan prinsip-prinsip yang kuat dan mendasar demi proses kelancaran pembelajaran seperti; bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain, pembelajaran disesuaikan dengan perkembangan anak, pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan anak baik fisik maupun psikologis secara optimal, pembelajaran berpusat pada anak yakni anak diberi kesempatan menentukan pilihan, mengemukakan pendapat, dan aktif melakukan dan mengalami sendiri guru sebagai pembimbing dan fasilitator, pembelajaran menggunakan pendekatan Tematik. Tema sebagai sarana atau wadah mengenalkan berbagai konsep pada anak, menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan kata anak dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna, pembelajaran aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan. Guru hendaknya mampu menciptakan kegiatan yang menarik, yakni membangkitkan rasa ingin tahu anak dan memotivasi anak untuk aktif mencoba, berpikir kritis, dan kreatif serta menjadikan suasana kelas menyenangkan serta pembelajaran harus demokratis.


BERNARD 
------------------------------------------------------------------------------


[1] Windisyah Putra (2012), Menghadirkan Lembaga PAUD Ideal Di Indonesia, Yogyakarta: Multi Pressindo, hal. 4-10


[2] Masitoh dkk, (2004), Strategi Pembelajaran TK, Jakarta: Universitas Terbuka


[3] Imam Musbikin, (2010), Buku Pintar PAUD, Cet I, Laksana, Yogyakarta, hal. 54-59


[4]Muhammad Fadlillah (2012), Desain Pembelajaran PAUD: Tinjauan Teoritik dan Praktik, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, hal.151


[5] Zainal Aqib. (2009), Belajar Dan Pembelajaran Di Taman Kanak-Kanak, Bandung : Yrama Widya, hal. 28-30


[6] Zainal Aqib, Belajar Dan …, hal. 28-30


[7] Zainal Aqib, Belajar Dan Pembelajaran…, hal. 30-31