Bila dikaitkan dengan pembelajaran anak usia dini, maka media dimaksudkan sebagia alat yang menjadi perantara dalam menyampaikan pembelajaran pada anak usia dini. Dalam konteks ini, terdapat banyak media yang bisa digunakan untuk pembelajaran anak usia dini. Prinsipnya, media yang akan digunakan tersebut dapt memberikan rangsangan semangat atau motivasi anak usia dini untuk dapat belajar dengan mudah dan menyenangkan sehingga mereka tidak merasa jenuh atau bosan dalam mengikuti proses pembelajaran.

Adapun macam-macam media pembelajaran untuk anak usia dini dapat digolongkan menjadi tiga, yakni media audio, media visual dan media audio visual,
[1] penjelasannya dapat dijabarkansebagai berikut.

1) Media Audio

Media audio adalah sebuah media pembelajaran yang mengandung pesan-pesan dalam bentuk auditif (Pendengaran), serta hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio dan kaset.

Untuk pendidikan anak usia dini media ini dapat digunakan untuk memutar sebuah cerita ataupun lagu-lagu untuk anak-anak, melalui media ini anak diperintahkan untuk menyimak, mendengarkan atau bahkan meniru cerita atau lagu-lagu yang diputarkan.

Manfaat media audio untuk anak usia dini ialah dapat merangsang perkembangan imajinasi dan perkembangan bahasanya. Oleh karenanya untuk dapat memanfaatkan media audio dengan baik, media ini harus dipersiapkan secara maksimal, seperti besar kecilnya volume suara, serta intonasi-intonasi suara yang diperdengarkan. Intinya adalah seorang anak dapat menangkap dan memahami suara yang didengarnya, baik itu cerita maupun lagu anak-anak.

2) Media Visual

Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan.[2] Bentuk media visual ialah media grafis dan media proyeksi. Media grafis aalah media visual yang mengkomunikasikan antara fakta dan data yang berupa gagasan atau kata-kata verbal dengan gambar seperti poster, kartun dan komik. Sedangkan media proyeksi adalah media proyektor yang mempunyai untsur cahaya dan lensa atau cermin, misalnya OHP, slide, dan film strip.[3]

Dibandingkan dengan media audio, media visual dalam situasi tertentu lebih baik untuk digunakan sebagai media pembelajaran, khususnya bagi anak usia dini. Dengan menggunakan penglihatannya seorang anak akan dapat mengetahui persis tentang sesuatu yang dipelajari. Hanya saja bagi anak yang memiliki keterbatasan dalam penglihatan media ini kurang pas untuk diterapkan dalam pembelajaran.

3) Media audio visual

Media audio visual adalah media yang mempunyai unsursuara dan unsure gambar. Jenis media ini dibedakan menjadi dua yaitu 1) audio visual diam, yaitu media yang manampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai, film rangkai suara dan cetak suara; 2) audio visual gerak, yaitu media yang dapt menampilkan suara dan gambar yang bergerak, seperti film suara dan video cassette.[4]

Penggunaan alat peraga dalam kegiatan pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan anak berdasarkan pertumbuhan dan perkembangan serta alur dunia anak adalah dunia bermain.[5] Selaras dengan hal tersebut Rita Maryana mengatakan ada dua jenis media pembelajaran anak usia dini yakni:

1) Media lingkungan

Lingkungan adalah suatu tempat atau suasana (keadaan) yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Artinya, media lingkungan ialah dalam proses pembelajaran anak-anak dikenalkan atau dibawa kesuatu tempat yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.

Lingkungan disini dapat berupa taman-taman sekolah, perkebunan, dan meseum maupun ke tempat-tempat wisata yang mempunyai nilai-nilai pendidikan didalamnya.



2) Media permainan

Media permainan merupakan media yang sangat disukai oleh anak-anak. Permainan ialah suatu benda yang dapat digunakan peserta didik sebagai sarana bermain dalam rangka mengembangkan kreativitas dan segala potensi yang dimiliki anak. Media permainan dapat berupa puzzle, ayunan, dakon, dan lain sebagainya. Prinsip penggunaan sebagai media pembelajaran adalah permainan tersebut mempunyai unsur keamanan dan kenyamanan.[6]

Alat peraga dalam bentuk permainan haruslah bersifat edukatif. Alat peraga edukatif (APE) sengaja dibuat bagi anak untuk merangsang berbagai kemampuan dasar pada anak sehingga pendidikan yang berlangsung pada mereka tetap dirasakan sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan.

Ketika memilih permainan yang digunakan sebagai alat peraga, pendidik atau orang tua haruslah melihat dari unsure edukatif permainan tersebut. Adapun unsur edukatif yang terdapat alat peraga adalah sebgai berikut:

1) Unsur gerak motorik (gerak fisik), ialah unsur yang melatih kemampuan, daya tahan, kekuatan, keterampilan, dan ketangkasan anak.

2) Afeksi (perasaan), biasanya dapat dilatih melalui emosional anak dengan menggunakan alat peraga secara bersama-sama.

3) Kognitif (kecerdasan otak)

4) Spiritual (budi pekerti), unsur spiritual biasanya melibatkan kehalusan, kelembutan, dan semangat terdalam dari hidup seseorang

5) Keseimbangan (kesempurnaan hidup) ialah memiliki manfaat positif baik dalamjangka waktu pendek maupun panjang.[7]



Kesemua jenis alat peraga tersebut diatas digunakan sebgai penunjang keberhasilan pendidikan. Penggunaan dan pemilihan media yang tepat sangatlah mempengaruhi keberhasilan pembelajaran.


Akbar Anas

-------------------------------------------------------------------------

[1] Muhammad Fadlillah, Desain Pembelajaran…, hal. 211-213


[2] Suwarna dkk (2006), Pengajaran Mikro; Pendekatan Praktis Menyiapkan Pendidik Profesional, Yogyakarta: Tiara Wacana, hal.118


[3] Thoifuri (2008), Menjadi Guru Inisiator, Semarang: Rasail, hal.179


[4]Suarna dkk, Pengajaran Mikro…, hal.118


[5] Mansur dalam Windisyah Putra (2014), Menghadirkan Lembaga PAUD di Indonesia, Takengon: Media Utama, hal. 94


[6] Muhammad Fadlillah, Desain Pembelajaran…, hal. 215-216


[7] Windisyah Putra (2014), Menghadirkan Lembaga PAUD di Indonesia, Takengon: Media Utama, hal. 94