tag:blogger.com,1999:blog-1808445984356948682024-03-13T08:22:25.387-07:00ALAKSAMANA BLOGBLOG BAHAN-BAHAN KULIAHDROMEDIAhttp://www.blogger.com/profile/10038904792237343859noreply@blogger.comBlogger208125tag:blogger.com,1999:blog-180844598435694868.post-61577948359762083322022-07-17T01:57:00.001-07:002022-07-17T01:59:28.557-07:00PENGERTIAN MICROSOFT WORD DAN FUNGSINYA<p class="mobile-photo"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEi1vh7CcQCkC23n0pH9OabQL0Xcweh7homF8xsr7O4ysU6RdRgVMTawrnLA8Z2KqmR6G6xd2zxKuPWU8gIhmJu5KDqazRZFxZqvdWyinlSyH8DWiR2IZ4t0ElbQPJoMulzrbGV_UQJquiHjv9mTjw5edVXVbY5Bt1cGkr4wvEzS5syOpiEsThkBt3ZN"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_7121263107691147410" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEi1vh7CcQCkC23n0pH9OabQL0Xcweh7homF8xsr7O4ysU6RdRgVMTawrnLA8Z2KqmR6G6xd2zxKuPWU8gIhmJu5KDqazRZFxZqvdWyinlSyH8DWiR2IZ4t0ElbQPJoMulzrbGV_UQJquiHjv9mTjw5edVXVbY5Bt1cGkr4wvEzS5syOpiEsThkBt3ZN=s320" /></a></p><div dir="auto"><div dir="auto"><br /></div><div dir="auto"><br /></div><div dir="auto">MENGENAL MICROSOFT WORD</div><div dir="auto"><br /></div><div dir="auto">Microsoft Word adalah sebuah program atau aplikasi perangkat lunak (software) pengolah kata yang dikembangkan oleh Microsoft untuk membuat, mengedit dan mencetak sebuah tulisan dalam bentuk softcopy (file) maupun hardcopy (hasil print).</div><div dir="auto"><br /></div><div dir="auto">Aplikasi Microsoft Office Word diciptakan sebagai pengganti mesin ketik jaman dulu. Tujuannya adalah untuk membantu mempermudah kita dalam membuat berbagai jenis dokumen baik untuk keperluan personal ataupun pekerjaan (bisnis).</div><div dir="auto"><br /></div><div dir="auto">FUNGSI MICROSOFT WORD</div><div dir="auto"><br /></div><div dir="auto">Membuat dokumen. </div><div dir="auto"><br /></div><div dir="auto">Microsoft Word memungkinkan penggunanya untuk membuat sebuah dokumen yang diawali dari halaman kosong (blank page). Selain blank page, pengguna juga dapat membuat dokumen dari template yang sudah ada. Microsoft telah menyediakan beberapa template dengan desain yang cukup menarik pada software ini.</div><div dir="auto"><br /></div><div dir="auto">Mengedit dokumen</div><div dir="auto"><br /></div><div dir="auto">MS Word dapat digunakan untuk mengedit dokumen yang telah tersimpan. Hampir semua format dokumen teks dapat dibuka pada software ini.</div><div dir="auto"><br /></div><div dir="auto">Mencetak dokumen.</div><div dir="auto"><br /></div><div dir="auto"> MS Word juga bisa digunakan untuk mencetak dokumen melalui printer. Software pengolah kata ini dapat memformat teks sesuai dengan kebutuhan. Hasil cetak dari aplikasi ini sesuai dengan pengeditan yang dilakukan di komputer. Secara spesifik, software ini dapat digunakan untuk berbagai macam dokumen, seperti Surat, Laporan / paper, Proposal, Berita, Brosur, Katalog, Poster, Flyer, Spanduk, Kartu nama, Kartu ucapan, Nota, Kemasan produk,</div><div dir="auto">Sertifikat, dan lainnya.</div><div dir="auto"><br /></div><div dir="auto">……..</div><div dir="auto"><br /></div><div dir="auto">Sumber:</div><div dir="auto"><a href="https://itkoding.com/pengertian-microsoft-word-fungsi-versi-sejarah/">https://itkoding.com/pengertian-microsoft-word-fungsi-versi-sejarah/</a></div><div dir="auto"><br /></div><div dir="auto"><br /></div><div dir="auto"><br /></div></div> DROMEDIAhttp://www.blogger.com/profile/10038904792237343859noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-180844598435694868.post-55951156857940492272022-05-09T02:26:00.003-07:002022-05-09T02:26:39.518-07:00Pengertian dan Fungsi Bahasa dalam Komunikasi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIU8_biz8UHkwQ_YMhzH6ZVSt7OvT_Am4aCw7KIjIsOT1qJ-qtg5mJCDxpiOzyA85xCjEl10EOobI-MaoIv1TVoAfSxdhfXJXUdSlQD49qRj_XBGd7HKNrQX-sBariGyOi2Jf9xx43VK2_hwjFZP_w1vQRLpYeYWM_tUv6AUy7UJ_ExaT1k52O25GZ/s275/images%20(5).jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="183" data-original-width="275" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIU8_biz8UHkwQ_YMhzH6ZVSt7OvT_Am4aCw7KIjIsOT1qJ-qtg5mJCDxpiOzyA85xCjEl10EOobI-MaoIv1TVoAfSxdhfXJXUdSlQD49qRj_XBGd7HKNrQX-sBariGyOi2Jf9xx43VK2_hwjFZP_w1vQRLpYeYWM_tUv6AUy7UJ_ExaT1k52O25GZ/w400-h266/images%20(5).jpeg" width="400" /></a></div><br /><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-72500f0b-7fff-98a6-0e60-c9b65385bd32" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><br /></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Bahasa merupakan saran manusia berkomunikasi dengan sesamanya dalam berinteraksi.Bahasa pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan perasan manusia secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh semua orang atau anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri dalam bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik.(<b>1</b>)</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Harun Rasyid, Mansyur & Suratno dalam memberikan pengertian bahasa sebagai struktur dan makna yang bebas dari penggunanya, sebagai tanda yang menyimpulkan suatu tujuan. <b>(2)</b></span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Bahasa juga adalah alat untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.(<b>3)</b></span></p><div><br /></div><b>Fungsi Bahasa </b><div><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sementara itu, fungsi Bahasa secara Umum Secara umum, dalam kehidupan masyarakat, bahasa punya fungsi utama sebagai alat komunikasi. Selain itu, bahasa juga berfungsi:<b> (4)</b></span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> Bahasa sebagai alat ekspresi diri </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sejak kecil, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana mengungkapkan dan mengekspresikan diri pada orang tua. Di tahap permulaan tumbuh-kembang, bahasa anak-anak berkembang sebagai alat untuk ekspresi diri. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Bahasa sebagai alat komunikasi</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sebagai alat komunikasi, bahasa dipakai buat menyampaikan maksud tertentu agar bisa dipahami orang lain, ketika berkomunikasipenggunaan bahasa disesuaikan dengan orang yang diajak bicara, dengan tujuan supaya maksud dari dari bahasa mudah tersampaikan.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Saat beradaptasi di lingkungan sosial baru, setiap orang akan memilih bahasa yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Hal ini agar ia mudah beradaptasi dan terintegrasi dengan lingkungan sosial tersebut.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> Bahasa sebagai alat kontrol sosial</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sebagai alat kontrol sosial, bahasa bisa sangat efektif. Kontrol sosial dengan memakai bahasa bisa diterapkan pada individu ataupun masyarakat.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Dalam komunikasi sehari-hari alat yang sering digunakan untuk berkomunikasi adalah bahasa, baik berupa bahasa tulis maupun bahasa lisan. Sementara Fungsi bahasa dalam Komunikasi adalah sebagai berikut: (5)</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Fungsi Informasi </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Maksud dari bahasa memiliki fungsi informasi yaitu bahwa bahasa berfungsi untuk menyampaikan informasi timbal balik antaranggota keluarga maupun anggota-anggota masyarakat. Wujud fungsi bahasa sebagai fungsi informasi misalnya : berita, pengumuman, petunjuk pernyataan lisan ataupun tulisan melalui media massa, baik media cetak ( koran, majalah, dan lain-lain ) ataupun elektronik ( televisi, radio, website/blog, dan lain-lain ).</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><br /></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">________</span></p><br /><ol style="margin-bottom: 0; margin-top: 0; padding-inline-start: 48.0px;"><li aria-level="1" dir="ltr" style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: decimal; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Kamis Besar Bahasa Indonesia, Hasan Alwi, 2002, Hal 88</span></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: decimal; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><a href="https://widuri.raharja.info/index.php?title=Bahasa" style="text-decoration-line: none;"><span style="color: #1155cc; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; text-decoration-line: underline; text-decoration-skip-ink: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">https://widuri.raharja.info/index.php?title=Bahasa</span></a></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: decimal; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><a href="https://www.e-jurnal.com/2013/11/pengertian-bahasa-menurut-para-ahli.html?m=1" style="text-decoration-line: none;"><span style="color: #1155cc; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; text-decoration-line: underline; text-decoration-skip-ink: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">https://www.e-jurnal.com/2013/11/pengertian-bahasa-menurut-para-ahli.html?m=1</span></a></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: decimal; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><a href="https://tirto.id/pengertian-bahasa-peran-fungsi-bahasa-secara-umum-di-masyarakat-gdhW" style="text-decoration-line: none;"><span style="color: #1155cc; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; text-decoration-line: underline; text-decoration-skip-ink: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">https://tirto.id/pengertian-bahasa-peran-fungsi-bahasa-secara-umum-di-masyarakat-gdhW</span></a></p></li><li aria-level="1" dir="ltr" style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; list-style-type: decimal; vertical-align: baseline; white-space: pre;"><p dir="ltr" role="presentation" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><a href="https://www.websitependidikan.com/2017/08/4-fungsi-bahasa-sebagai-alat-komunikasi.html?m=1" style="text-decoration-line: none;"><span style="color: #1155cc; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; text-decoration-line: underline; text-decoration-skip-ink: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">https://www.websitependidikan.com/2017/08/4-fungsi-bahasa-sebagai-alat-komunikasi.html?m=1</span></a></p></li></ol><br /><span class="fullpost">
</span></div>DROMEDIAhttp://www.blogger.com/profile/10038904792237343859noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-180844598435694868.post-78141058011892406902022-05-08T03:50:00.004-07:002022-05-08T03:50:32.164-07:00Pengertian Komunikasi dan Unsur- Unsur Komunikasi serta Model Pembelajaran<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibgAJLf90eH039CWobD7laK8XGhCExS2dBdDsAZ1O45MvHghYuCxTARYc66JkUEv-U2cB417LLYGmJcunG72MXslhl7DO3ZRYKD-dwq_BJi4LO0F46-VMrS_HNt6TssuI0vcU9tzqFszwqvoiOx5YFc61aC8QmZs2cUJ5xZo_RyIIA0s8b5H7_icih/s275/download%20(3).jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="183" data-original-width="275" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibgAJLf90eH039CWobD7laK8XGhCExS2dBdDsAZ1O45MvHghYuCxTARYc66JkUEv-U2cB417LLYGmJcunG72MXslhl7DO3ZRYKD-dwq_BJi4LO0F46-VMrS_HNt6TssuI0vcU9tzqFszwqvoiOx5YFc61aC8QmZs2cUJ5xZo_RyIIA0s8b5H7_icih/w400-h266/download%20(3).jpeg" width="400" /></a></div><br /><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-74934afe-7fff-f31f-64a3-25509af98dff" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><br /></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Komunikasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Tanpa Komunikasi maka manusia tidak akan bisa berinteraksi dengan manusia lain yang berada disekitar lingkungan hidupnya.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Komunikasi dapat diartikan sebagai proses pemindahan pesan dari komunikator kepada penerima/ komunikan secara langsung atau melalui saluran dalam rangka mengubah atau memengaruhi perilakunya.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Komunikasi adalah proses pemindahan pesan dari komunikator kepada penerima/ komunikan. Namun, dalam proses tersebut, terdapat unsur, konsep, proses, dan tujuan yang mesti dipahami dalam berkomunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pesan.(</span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: 700; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">1)</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sementara berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin, communicatus, artinya berbagi atau menjadi milik bersama - mengacu pada upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan.</span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: 700; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">(2)</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: 700; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Pengertian Komunikasi berdasarkan Para Ahli</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Menurut, Mulyana (2005:4), Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari bahasa latin communis yang artinya “sama”, communico, communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. </span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Menurut Bernard Berelson dan Gary A. Steiner: Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sementara menurut, Theodore M. Newcomb, komunikasi merupakan setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Carl I. Hovland berpendapat Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambanglambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate).</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Gerald R. Miller mengartikan Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk memengaruhi perilaku penerima.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Menurut Everett M. Roger Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.</span></p><br /><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Raymond S. Ross berpendapat Komunikasi (intensional) adalah suatu proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons pikirannya yang serupa dengan yang dimaksud komunikator.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Pengertian Komunikasi menurut Harold Lasswell, komunikasi adalah suatu proses menjelaskan siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa (who says what in which channel to whom and with what effect).(</span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: 700; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">3</span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">)</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Kegiatan komunikasi akan timbul jika seorang manusia mengadakan interaksi dengan manusia lain, jadi dapat dikatakan bahwa komunikasi timbul sebagai akibat adanya hubungan sosial. Pengertian tersebut mengandung arti bahwa komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun kelompok.</span></p><br /><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Menurut Achmad S. Ruky, komunikasi merupakan proses pemindahan dan pertukaran pesan, dimana pesan ini dapat berbentuk fakta, gagasan, perasaan, data atau informasi dari seseorang kepada orang lain. Proses ini dilakukan dengan tujuan untuk mempengaruhi dan/ atau mengubah informasi yang dimiliki serta tingkah laku orang yang menerima pesan tersebut.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Komunikasi menurut Anwar Arifin merupakan sebuah konsep multi makna. Dalam makna sosial, komunikasi merupakan proses sosial yang berkaitan dengan kegiatan manusia dan kaitannya dengan pesan dan prilaku.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Atep Aditya Barata mendefinisikan komunikasi sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan, berita, atau informasi yang terjadi diantara dua orang atau lebih. Proses ini dilakukan secara efektif agar pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh penerimanya.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Barnlund menyatakan bahwa komunikasi timbul oleh karena adanya dorongan kebutuhan seseorang untuk mengurangi rasa ketidakpastian, untuk bertindak secara efektif, dan untuk mempertahankan atau memperkuat ego.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Menurut BF. Skinner komunikasi dapat didefinisikan sebagai prilaku verbal atau simbolik dimana pengirimnya berusaha mendapatkan efek yang dikehendakinya dari penerima</span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: 700; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">.(5)</span></p><br /><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: 700; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Unsur Komunikasi</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Unsur-Unsur Komunikasi Menurut Harold Laswell dalam buku Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, cara terbaik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan “who says what in which channel to whom with what effect.”</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">1. Sumber (source)</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Nama lain dari sumber adalah sender, communicator, speaker, encoder, atau originator. Merupakan pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber bisa saja berupa individu, kelompok, organisasi perusahaan bahkan negara. Sumber yang memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi pada suatu organisasi adalah:</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">a. Komunikasi antara bawahan dengan atasan;</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">b. Komunikasi antara pegawai dengan para pengguna layanan;</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">c. Komunikasi pegawai dengan pegawai.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">2. Pesan (says what/message)</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima (komunikan), dari sumber (komunikator) atau isi informasi. Merupakan seperangkat simbol verbal/non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan/maksud sumber tersebut. Ada 3 (tiga) komponen pesan yaitu makna, simbol untuk menyampaikan makna, dan bentuk/organisasi pesan;</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">3. Saluran (In Which Channel)</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator (sumber) kepada komunikan (penerima) baik secara langsung (tatap muka), maupun tidak langsung (melalui media cetak/elektronik dll).;</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">4. Penerima (To Whom/receiver)</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Orang / kelompok / organisasi / suatu negara yang menerima pesan dari sumber. Disebut tujuan (destination) / pendengar (listener) / khalayak (audience) / komunikan / penafsir / penyandi balik (decoder);</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">5. Efek (With What Effect)</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Dampak/efek yang terjadi pada komunikan(penerima) setelah menerima pesan dari sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya pengetahuan, dll.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.(</span><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; font-weight: 700; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">7)</span></p><br /><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-based Learning)</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inquiry, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri (Arends dalam abbas, 2000 : 13). </span></p><br /><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Slavin dalam Isjoni (2009: 15) pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok heterogen. </span></p><br /><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-based Learning)</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Proyek adalah tugas yang kompleks, berdasarkan tema yang menantang, yang melibatkan siswa dalam mendesain, memecahkan masalah, mengambil keputusan, atau kegiatan investigasi; memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dalam periode waktu yang telah dijadwalkan dalam menghasilkan produk (Thomas, Mergendoller, and Michaelson, 1999). Proyek terurai menjadi beberapa jenis.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching)</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Model pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching And Learning / CTL) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru dalam proses pembelajaran dengan mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan motivasi siswa yang membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, masyarakat, warga Negara dan tenaga kerja. Menurut Elaine B. Johnson (Riwayat,2008), CTL juga merupakan sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna dengan menghubungakan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Model Pembelajaran Inkuiri</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Inkuiri yang dalam bahasa Inggris inquiry, berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan (Gulo, 2004:84). Beberapa pendapat tentang model pembelajaran inkuiri, antara lain menurut Widja (1989:48) model pembelajaran inkuiri adalah suatu Model yang menekankan pengalaman-pengalaman belajar yang mendorong siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip.</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Model Pembelajaran Pencapaian Konsep (Concept Learning)</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Model pembelajaran Pencapaian Konsep ini berangkat dari studi mengenai proses berfikir yang dilakukan Bruner, Goodnow, dan Austin (dalam Suherman dan Winataputra, 1992) yang menyatakan bahwa model ini dirancang untuk membantu mempelajari konsep-konsep yang dapat dipakai untuk mengorganisasikan informasi sehingga dapat memberi kemudahan bagi mereka untuk mempelajari konsep itu dengan cara efektif, menganalisis, serta mengembangkan konsep. </span></p><br /><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-style: italic; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Catatan kaki</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">__________________________________</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">(1) https://katadata.co.id/amp/safrezi/berita/61de8d9d4a987/komunikasi-adalah-definisi-unsur-dan-tujuannya</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">(2)</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">https://katadata.co.id/amp/safrezi/berita/61de8d9d4a987/komunikasi-adalah-definisi-unsur-dan-tujuannya</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">(3)</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">https://katadata.co.id/amp/safrezi/berita/61de8d9d4a987/komunikasi-adalah-definisi-unsur-dan-tujuannya</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">(4)</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Harold Lasswell, The Structure and Function of Communication in Society, Hal 10</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">(5)</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">https://pakarkomunikasi.com/pengertian-komunikasi-menurut-para-ahli/amp</span></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">(6)</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Ayu Rifka Sitoresmi, </span><a href="https://www.imrantululi.net/berita/detail/6-macammacam-media-pembelajaran-serta-contohnya-tingkatkan-semangat-belajar-siswa" style="text-decoration-line: none;"><span style="color: #1155cc; font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; text-decoration-line: underline; text-decoration-skip-ink: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">https://www.imrantululi.net/berita/detail/6-macammacam-media-pembelajaran-serta-contohnya-tingkatkan-semangat-belajar-siswa</span></a></p><br /><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">(7)</span></p><p dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 11pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">https://educhannel.id/blog/artikel/jenis-jenis-model-pembelajaran.html</span></p><br /><span class="fullpost">
</span>DROMEDIAhttp://www.blogger.com/profile/10038904792237343859noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-180844598435694868.post-74211952285866679672022-05-06T00:02:00.006-07:002022-05-06T00:09:14.878-07:00Media Komunikasi dan Model Pembelajaran<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcGssh0JalK1tg_8myLZMCnIiQELaqUbWG3DwMBT3oc6C1MNGjQcXAPLMcEoBHNVDOYvlSX91UxGToYjagfbYR33hBHAJLEuOn_rHU-D7nPRN4o4Zb8TNbbCnVoGGBlkFb6jOUs3ODHgXFoB1Y2HoWSU33RcDVgeyChj_tfzHNrNsWLmU9KNVOCXWQ/s234/download.jpeg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="234" data-original-width="216" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcGssh0JalK1tg_8myLZMCnIiQELaqUbWG3DwMBT3oc6C1MNGjQcXAPLMcEoBHNVDOYvlSX91UxGToYjagfbYR33hBHAJLEuOn_rHU-D7nPRN4o4Zb8TNbbCnVoGGBlkFb6jOUs3ODHgXFoB1Y2HoWSU33RcDVgeyChj_tfzHNrNsWLmU9KNVOCXWQ/w369-h400/download.jpeg" width="369" /></a></div><br /><div><br /></div><div><br /></div><div>Schramm (1977), memberikan definisi bahwa media komunikasi adalah tekhnologi pembawa pesan yang dapat di manfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah ”sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya.</div><div><br /></div><div>Media pembelajaran diperlukan pengajar untuk sebagai salah satu komunikasi dalam pembelajaran, tujuannya untuk merangsang pola pembelajaran agar dapat menunjang keberhasilan dari proses belajar mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar dapat efektif untuk mencapai tujuan yang diinginkan.</div><div><br /></div><div>Saat ini ada macam-macammedia pembelajaran yang bisa manfaatkan.<span style="font-size: x-small;"><b><i> (1)</i></b></span></div><div><br /></div><div><b>Media Audio</b></div><div><br /></div><div>Macam-macam media pembelajaran audio berfungsi untuk menyalurkan pesan audio dari sumber pesan ke penerima pesan. Media audio berkaitan erat dengan indera pendengaran. Dilihat dari sifat pesan yang diterima, media audio dapat menyampaikan pesan verbal (bahasa lisan atau kata-kata) maupun non verbal (bunyi-bunyian dan vokalisasi). Contoh media seperti radio, tape recorder, telepon, laboratorium bahasa, dan lain-lain.</div><div><br /></div><div><b>Media Visual</b></div><div><br /></div><div>Macam-macam media pembelajaran visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Jenis media pembelajaran visual menampilan materialnya dengan menggunakan alat proyeksi atau proyektor. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam bentuk-bentuk visual. Selain itu fungsi media visual juga berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, menggambarkan fakta yang mungkin dapat mudah untuk dicerna dan diingat jika disajikan dalam bentuk visual. </div><div><br /></div><div><b>Media Audio Visual</b></div><div><br /></div><div>Macam-macam media pembelajaran audio visual merupakan media yang mampu menampilkan suara dan gambar. Ditinjau dari karakteristiknya media audio visual dibedakan menjadi 2 yaitu madia audio visual diam, dan media audio visual gerak. </div><div><br /></div><div><b>Media Serbaneka</b></div><div><br /></div><div>Macam-macam media pembelajaran serbaneka merupakan suatu media yang disesuaikan dengan potensi di suatu daerah, di sekitar sekolah atau di lokasi lain atau di masyarakat yang dapat dimanfaatkan sebagai media pengajaran. Contoh macam-macam media pembelajaran serbaneka di antaranya adalah papan tulis, media tiga dimensi, realita, dan sumber belajar pada masyarakat. </div><div><br /></div><div><b>Gambar fotografi</b></div><div><br /></div><div>Gambar fotografi diperoleh dari beberapa sumber, misalnya dari surat kabar, lukisan, kartun, ilustrasi, foto yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut dapat digunakan oleh guru secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar dengan tujuan tertentu. Ini anak, ini cenderung kepada hal-hal yang diamatinya, misalnya, binatang, kereta api, kapal terbang dan sebagainya.</div><div><br /></div><div><b>Peta dan Globe</b></div><div><br /></div><div>Macam-macam media pembelajaran berikutnya adalah peta dan globe ini berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi. Seperti keadaan permukaan (bumi, daratan, sungai sungai, gunung-gunung), dan tempat- tempat serta arah dan jarak. </div><div><br /></div><div><br /></div><div>Sedangkan pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Berikut Jenis-Jenis Model Pembelajaran<i><b><span style="font-size: x-small;">:(2)</span></b></i></div><div><br /></div><div><br /></div><div><b>Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-based Learning)</b></div><div><br /></div><div>Model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inquiry, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri (Arends dalam abbas, 2000 : 13). </div><div><br /></div><div><br /></div><div><b>Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)</b></div><div><br /></div><div>Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Slavin dalam Isjoni (2009: 15) pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok heterogen. </div><div><br /></div><div><br /></div><div><b>Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-based Learning)</b></div><div><br /></div><div>Proyek adalah tugas yang kompleks, berdasarkan tema yang menantang, yang melibatkan siswa dalam mendesain, memecahkan masalah, mengambil keputusan, atau kegiatan investigasi; memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dalam periode waktu yang telah dijadwalkan dalam menghasilkan produk (Thomas, Mergendoller, and Michaelson, 1999). Proyek terurai menjadi beberapa jenis.</div><div><br /></div><div><b>Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching)</b></div><div><br /></div><div>Model pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching And Learning / CTL) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru dalam proses pembelajaran dengan mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan motivasi siswa yang membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, masyarakat, warga Negara dan tenaga kerja. Menurut Elaine B. Johnson (Riwayat,2008), CTL juga merupakan sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna dengan menghubungakan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa.</div><div><br /></div><div><b>Model Pembelajaran Inkuiri</b></div><div><br /></div><div>Inkuiri yang dalam bahasa Inggris inquiry, berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan (Gulo, 2004:84). Beberapa pendapat tentang model pembelajaran inkuiri, antara lain menurut Widja (1989:48) model pembelajaran inkuiri adalah suatu Model yang menekankan pengalaman-pengalaman belajar yang mendorong siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip.</div><div><br /></div><div><b>Model Pembelajaran Pencapaian Konsep (Concept Learning)</b></div><div><br /></div><div>Model pembelajaran Pencapaian Konsep ini berangkat dari studi mengenai proses berfikir yang dilakukan Bruner, Goodnow, dan Austin (dalam Suherman dan Winataputra, 1992) yang menyatakan bahwa model ini dirancang untuk membantu mempelajari konsep-konsep yang dapat dipakai untuk mengorganisasikan informasi sehingga dapat memberi kemudahan bagi mereka untuk mempelajari konsep itu dengan cara efektif, menganalisis, serta mengembangkan konsep. </div><div><br /></div><div><br /></div><div><span style="font-size: x-small;"><i>Cacatan kaki</i></span></div><div><span style="font-size: x-small;"><i>______________________</i></span></div><div><span style="font-size: x-small;"><i><br /></i></span></div><div><span style="font-size: x-small;"><i>(1) Ayu Rifka Sitoresmi, https://www.imrantululi.net/berita/detail/6-macammacam-media-pembelajaran-serta-contohnya-tingkatkan-semangat-belajar-siswa</i></span></div><div><span style="font-size: x-small;"><i><br /></i></span></div><div><span style="font-size: x-small;"><i>(2) https://educhannel.id/blog/artikel/jenis-jenis-model-pembelajaran.html</i></span></div><div><span style="font-size: x-small;"><i><br /></i></span></div><div><span style="font-size: x-small;"><i><br /></i></span></div><div><br /></div>DROMEDIAhttp://www.blogger.com/profile/10038904792237343859noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-180844598435694868.post-89128140807355058262022-05-05T03:45:00.004-07:002022-05-06T00:10:02.315-07:00Pengertian Komunikasi dan Unsur- Unsur Komunikasi<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5Sjz3uJ2-NT-h6CIjVBrdW09UaBN3kb66TDZV-wzApRagAKQKMMbcToyUmg8FnI1rl4bTJi5PnYPqnl5vf74-ffQkuPqlJrvevfOca9_IDiOC30Hs376-Tcmqsu7QRjTQfPUR896YpFoCY16NLPOrq4WC5MqAkvMdn8BtcAH6vMVoav-9_duxhUiD/s271/images.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="186" data-original-width="271" height="275" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5Sjz3uJ2-NT-h6CIjVBrdW09UaBN3kb66TDZV-wzApRagAKQKMMbcToyUmg8FnI1rl4bTJi5PnYPqnl5vf74-ffQkuPqlJrvevfOca9_IDiOC30Hs376-Tcmqsu7QRjTQfPUR896YpFoCY16NLPOrq4WC5MqAkvMdn8BtcAH6vMVoav-9_duxhUiD/w400-h275/images.jpeg" width="400" /></a></div><br /><div><br /></div><div><br /></div><div>Komunikasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Tanpa Komunikasi maka manusia tidak akan bisa berinteraksi dengan manusia lain yang berada disekitar lingkunga hidupnya.</div><div><br /></div><div>Komunikasi dapat diartikan sebagai proses pemindahan pesan dari komunikator kepada penerima/ komunikan secara langsung atau melalui saluran dalam rangka mengubah atau memengaruhi perilakunya.</div><div><br /></div><div>Komunikasi adalah proses pemindahan pesan dari komunikator kepada penerima/ komunikan. Namun, dalam proses tersebut, terdapat unsur, konsep, proses, dan tujuan yang mesti dipahami dalam berkomunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pesan.(1)</div><div><br /></div><div>Sementara berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin, communicatus, artinya berbagi atau menjadi milik bersama - mengacu pada upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan.(2)</div><div><br /></div><div><b>Pengertian Komunikasi berdasarkan Para Ahli</b></div><div><br /></div><div>Menurut, Mulyana (2005:4), Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari bahasa latin communis yang artinya “sama”, communico, communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. </div><div><br /></div><div>Menurut Bernard Berelson dan Gary A. Steiner: Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.</div><div><br /></div><div>Sementara menurut, Theodore M. Newcomb, komunikasi merupakan setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima.</div><div><br /></div><div>Carl I. Hovland berpendapat Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambanglambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate).</div><div><br /></div><div>Gerald R. Miller mengartikan Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk memengaruhi perilaku penerima.</div><div><br /></div><div>Menurut Everett M. Roger Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.</div><div><br /></div><div><br /></div><div>Raymond S. Ross berpendapat Komunikasi (intensional) adalah suatu proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons pikirannya yang serupa dengan yang dimaksud komunikator.</div><div><br /></div><div>Pengertian Komunikasi menurut Harold Lasswell, komunikasi adalah suatu proses menjelaskan siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa (who says what in which channel to whom and with what effect).(3)</div><div><br /></div><div>Kegiatan komunikasi akan timbul jika seorang manusia mengadakan interaksi dengan manusia lain, jadi dapat dikatakan bahwa komunikasi timbul sebagai akibat adanya hubungan sosial. Pengertian tersebut mengandung arti bahwa komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun kelompok.</div><div><br /></div><div><br /></div><div>Menurut Achmad S. Ruky, komunikasi merupakan proses pemindahan dan pertukaran pesan, dimana pesan ini dapat berbentuk fakta, gagasan, perasaan, data atau informasi dari seseorang kepada orang lain. Proses ini dilakukan dengan tujuan untuk mempengaruhi dan/ atau mengubah informasi yang dimiliki serta tingkah laku orang yang menerima pesan tersebut.</div><div><br /></div><div>Komunikasi menurut Anwar Arifin merupakan sebuah konsep multi makna. Dalam makna sosial, komunikasi merupakan proses sosial yang berkaitan dengan kegiatan manusia dan kaitannya dengan pesan dan prilaku.</div><div><br /></div><div>Atep Aditya Barata mendefinisikan komunikasi sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan, berita, atau informasi yang terjadi diantara dua orang atau lebih. Proses ini dilakukan secara efektif agar pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh penerimanya.</div><div><br /></div><div>Barnlund menyatakan bahwa komunikasi timbul oleh karena adanya dorongan kebutuhan seseorang untuk mengurangi rasa ketidakpastian, untuk bertindak secara efektif, dan untuk mempertahankan atau memperkuat ego.</div><div><br /></div><div>Menurut BF. Skinner komunikasi dapat didefinisikan sebagai prilaku verbal atau simbolik dimana pengirimnya berusaha mendapatkan efek yang dikehendakinya dari penerima.(5)</div><div><br /></div><div><br /></div><div><b>Unsur Komunikasi</b></div><div><br /></div><div>Unsur-Unsur Komunikasi Menurut Harold Laswell dalam buku Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, cara terbaik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan “who says what in which channel to whom with what effect.”</div><div><br /></div><div>1. Sumber (source)</div><div><br /></div><div>Nama lain dari sumber adalah sender, communicator, speaker, encoder, atau originator. Merupakan pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber bisa saja berupa individu, kelompok, organisasi perusahaan bahkan negara. Sumber yang memiliki kebutuhan untuk berkomunikasi pada suatu organisasi adalah:</div><div><br /></div><div>a. Komunikasi antara bawahan dengan atasan;</div><div><br /></div><div>b. Komunikasi antara pegawai dengan para pengguna layanan;</div><div><br /></div><div>c. Komunikasi pegawai dengan pegawai.</div><div><br /></div><div>2. Pesan (says what/message)</div><div><br /></div><div>Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima (komunikan), dari sumber (komunikator) atau isi informasi. Merupakan seperangkat simbol verbal/non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan/maksud sumber tersebut. Ada 3 (tiga) komponen pesan yaitu makna, simbol untuk menyampaikan makna, dan bentuk/organisasi pesan;</div><div><br /></div><div>3. Saluran (In Which Channel)</div><div><br /></div><div>Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator (sumber) kepada komunikan (penerima) baik secara langsung (tatap muka), maupun tidak langsung (melalui media cetak/elektronik dll).;</div><div><br /></div><div>4. Penerima (To Whom/receiver)</div><div><br /></div><div>Orang / kelompok / organisasi / suatu negara yang menerima pesan dari sumber. Disebut tujuan (destination) / pendengar (listener) / khalayak (audience) / komunikan / penafsir / penyandi balik (decoder);</div><div><br /></div><div>5. Efek (With What Effect)</div><div><br /></div><div>Dampak/efek yang terjadi pada komunikan(penerima) setelah menerima pesan dari sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya pengetahuan, dll.</div><div><br /></div><div>Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.(4)</div><div><br /></div><div><br /></div><div><i>Catatan kaki</i></div><div>___________________________</div><div>(<span style="font-size: x-small;"><i>1) https://katadata.co.id/amp/safrezi/berita/61de8d9d4a987/komunikasi-adalah-definisi-unsur-dan-tujuannya</i></span></div><div><span style="font-size: x-small;"><i><br /></i></span></div><div><span style="font-size: x-small;"><i>(2)</i></span></div><div><span style="font-size: x-small;"><i>https://katadata.co.id/amp/safrezi/berita/61de8d9d4a987/komunikasi-adalah-definisi-unsur-dan-tujuannya</i></span></div><div><span style="font-size: x-small;"><i><br /></i></span></div><div><span style="font-size: x-small;"><i>(3)</i></span></div><div><span style="font-size: x-small;"><i>https://katadata.co.id/amp/safrezi/berita/61de8d9d4a987/komunikasi-adalah-definisi-unsur-dan-tujuannya</i></span></div><div><span style="font-size: x-small;"><i><br /></i></span></div><div><span style="font-size: x-small;"><i>(4)</i></span></div><div><span style="font-size: x-small;"><i>Harold Lasswell, The Structure and Function of Communication in Society, Hal 10</i></span></div><div><span style="font-size: x-small;"><i><br /></i></span></div><div><span style="font-size: x-small;"><i>(5)</i></span></div><div><span style="font-size: x-small;"><i>https://pakarkomunikasi.com/pengertian-komunikasi-menurut-para-ahli/amp</i></span></div><div><span style="font-size: x-small;"><br /></span></div><div><br /></div>DROMEDIAhttp://www.blogger.com/profile/10038904792237343859noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-180844598435694868.post-77460202372354527522022-04-25T07:59:00.001-07:002022-04-25T07:59:06.432-07:00Batas-Batas Akal<span class="fullpost">
</span><div><br /></div><div><br /></div><div> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0270217C2F0EsblPuLXnBEOFKSrrkZU90xNEYV1cNmTgC2fKJSYQU5SiHSYwR4hp_G-jXK-sGCPqnI1aRpiO0H_BmXAzWsc-6N8qsEa84zBiXJj-Ho9N526SaWq8hExIO7c1q-3GqsWjVkQhrDJ5mifBUIGqwFIzuZdb8YgtflO2GKLtjeRBmAOL4/s600/images%20(2).jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="390" data-original-width="600" height="260" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0270217C2F0EsblPuLXnBEOFKSrrkZU90xNEYV1cNmTgC2fKJSYQU5SiHSYwR4hp_G-jXK-sGCPqnI1aRpiO0H_BmXAzWsc-6N8qsEa84zBiXJj-Ho9N526SaWq8hExIO7c1q-3GqsWjVkQhrDJ5mifBUIGqwFIzuZdb8YgtflO2GKLtjeRBmAOL4/w400-h260/images%20(2).jpeg" width="400" /></a></div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div><div>Semua hal di dunia ini punya batas. Fakta ini tak akan bisa dibantah. Begitulah semesta mengaturnya. Tatanan ini tak boleh dirubah dan telah benar-benar di jaga oleh Sang Pencipta. </div><div><br /></div><div>Begitu juga dengan akal yang membuat Manusia istimewa. Akal adalah keistimewaan manusia. Dengan akal manusia mampu berbuat hal-hal luar biasa bahkan melebihi kemampuan pisik. Dengan akal manusia mampu membuat pesawat terbang dan menjelajah jagat raya. Penemuan teknologi yang luas biasa merupakan hasil adanya akal di kepala manusia dan ilmu pengetahuan adalah pencapaian terbesar manusia.</div><div><br /></div><div>Tapi jangan sombong dulu! akal dengan segala kehebatannya, tetap saja punya batas. Buktinya, lihatlah sekeliling kita, banyak yang tidak bisa dijelaskan dengan logika akal. Sekeras apapun anda berpikir sampai botak maka makin banyak pertanyaan muncul dibenak anda. Jawaban sebuah pertanyaan akan memunculkan rangkaian pertanyaan lain. Ini adalah bukti bahwa akal punya batas, hingga akhirnya "energi" yang membuat otak Anda bekerja kehabisan "energi" dan padam.</div><div><br /></div><div>Artinya, bukan berarti kita tidak perlu berpikir dalam rangka memakmasimalkan akal, tapi kesadaran bahwa akal punya batas adalah hal penting yang harus dipahami. Inilah alasan kenapa Tuhan menciptakan kesadaran spiritual sebagai penyeimbang akal untuk memberi rambu-rambu batas-batas akal. Ilmu pengetahuan adalah penemuan akal dan spiritual adalah kesadaran.</div><div><br /></div><div>Spiritualisme tidak banyak membutuhkan akal. Ia adalah keyakinan dan kepercayaan absolut terhadap sesuatu. Tak perlu logika dan rasionalitas. Spiritualisme berada di level puncak kesadaran. </div><div><br /></div><div>Akal yang ada nafsu di dalamnya, harus punya batas-batas. Bentuk pertanggungjawaban keberadaan manusia. Batas-batas berprilaku. Kalau tidak apa istimewanya manusia yang dianugerahkan akal.</div><div><br /></div><div>........</div><div><br /></div><div>Ramadhan, Takengon 25 April</div><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div>DROMEDIAhttp://www.blogger.com/profile/10038904792237343859noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-180844598435694868.post-27946586429616933072022-04-18T11:30:00.003-07:002022-04-18T11:30:58.058-07:00Optimisme Ditengah Jaman Sulit Penuh Kebohongan<br /><span class="fullpost"></span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiO7cm6kzmT1mp87HK7zcw4D7_g3KAob2gxzVhcPMPdypj2nmE7_RrS_1Gq3mVgmcpAyHIOpOasH0TGfNKruLwFkAjIh1n3wyggBbJ7VrCa4xXDUVZ8D_UJw8_kFDyVyoiEaJcuU6iawPzJhqUzcS5FMj41Qkx7utHj-gXrYDzIea2_vN3rg570VEv1/s640/FB_IMG_1650306568982.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="640" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiO7cm6kzmT1mp87HK7zcw4D7_g3KAob2gxzVhcPMPdypj2nmE7_RrS_1Gq3mVgmcpAyHIOpOasH0TGfNKruLwFkAjIh1n3wyggBbJ7VrCa4xXDUVZ8D_UJw8_kFDyVyoiEaJcuU6iawPzJhqUzcS5FMj41Qkx7utHj-gXrYDzIea2_vN3rg570VEv1/w400-h300/FB_IMG_1650306568982.jpg" width="400" /></a></div><br /><div><br /></div><div><br /></div><div>Apa yang paling susah dilakukan ditengah situasi serba sulit dan penuh kebohongan adalah tetap optimis melakukan nilai-nilai kebaikan walau terus dihimpit berbagai persoalan dan tuntutan kebutuhan hidup yang tak pernah selesai. Tidak mudah dilakukan, tapi untuk bangkit tidak ada pilihan selain terus berusaha melakukannya sekuat tenaga.</div><div><br /></div><div>Optimisme nilai-nilai kebaikan adalah energi yang tak boleh padam. Ia harus selalu tersimpan di dalam relung semangat hidup, menjadi cahaya penerang disetial keadaan serba susah yang kian menghimpit. </div><div><br /></div><div>Tak mudah memang, namun sesulit apapun keadaan, harus tetap optimis semua akan mampu dilewati. Tantangan demi tantangan sejatinya adalah ujian kenaikan kelas, jika berhasil dilewati maka menjadi bukti sebuah ketangguhan insan pilihan.</div><div><br /></div><div>Hedonisme dan materialisme telah menjadi racun kehidupan, ia terkadang membuat kita tidak realistis, sikap yang seharusnya tidak boleh ada. Kita tidak bisa melakukan semua dan tidak akan pernah mencapai segala hal. Setiap kita punya peran masing-masing, begitulah alam semesta telah mengaturnya. Peran yang kita mainkan dalam kehidupan telah tertulis dalam skenario garis hidup masing-masing.</div><div><br /></div><div>Kita mesti melakukan apa yang bisa kita lakukan, peran yang sudah kita pilih harus kita mainkan dengan sebaik mungkin agar lebih berarti dan bermanfaat. Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa lepas berinteraksi dengan dengan orang lain.</div><div><br /></div><div>Kebermanfaatan diri adalah nilai jati diri dan bentuk kesempurnaan diri sebagai manusia, khalifah di muka bumi. Sekecil apapun kebermanfaatan diri bagi orang lain adalah sebuah kebaikan yang akan terpahat dalam sejarah hidup, tercatat di langit dan terukir di dalam jiwa-jiwa.</div><div><br /></div><div>Era ini, sungguh semua serba sulit, tak banyak yang benar-benar bisa dipercaya. Kejujuran menjadi barang langka, nilai-nilai kebenaran telah menjadi alat-alat untuk menipu yang dibungkus dalam kebohongan-kebohongan. </div><div><br /></div><div>Lihatlah sekeliling kita maka tak sulit menemukan kekacauan-kekacauan yang menyesakan dada. Namun yakinlah, kebenaran akan selalu menjadi kebenaran bahkan jika dibenamkan dalam lumpur kejelekan.</div><div><br /></div><div>Optimisme untuk selalu melakukan kebaikan dan nilai-nilai kebenaran harus terus dijaga, mesti tetap digenggam erat. Ia tidak akan menipu nurani, tanpanya mustahil ada kedamaian sukma. Kalau tidak, semua yang kita lakukan akan menjadi mimpi-mimpi buruk dan selalu menghantui ketika memejamkan mata saat akan terlelap di keheningan malam.</div><div><br /></div><div>Takengon 14 Maret.</div>DROMEDIAhttp://www.blogger.com/profile/10038904792237343859noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-180844598435694868.post-38108482923194793302022-04-18T11:28:00.003-07:002022-04-18T11:28:24.630-07:00Kita adalah Superhero, Setidaknya untuk Diri Sendiri<div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0Zu8bQd30tVWZkQIGohdpnRAZO-kBvo4nrkcdUfWHXrFbkqdbLQr-eeg6T1_FrHybzUcVwSbB11tCyU0-cUH1nZ5XCQrvU1Olix2MLT83lKmxrDs4GJIWfEwGxtqZWz5wF1y-XNtdroOO0UHt0UTF7G8l4nZ2NJYpEjnq-FnHBmscRl7yZJ0sBJLm/s611/FB_IMG_1650306415146.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="611" data-original-width="460" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0Zu8bQd30tVWZkQIGohdpnRAZO-kBvo4nrkcdUfWHXrFbkqdbLQr-eeg6T1_FrHybzUcVwSbB11tCyU0-cUH1nZ5XCQrvU1Olix2MLT83lKmxrDs4GJIWfEwGxtqZWz5wF1y-XNtdroOO0UHt0UTF7G8l4nZ2NJYpEjnq-FnHBmscRl7yZJ0sBJLm/w301-h400/FB_IMG_1650306415146.jpg" width="301" /></a></div><br /><div><br /></div><div><br /></div><div>Namanya juga Superhero, manusia perkasa dengan kekuatan super. Ada yang bisa terbang, berlari secepat kilat. Menembus dinding dan berpindah sekelip mata. Superhero selalu digambarkan sosok baik hati yang suka menolong orang lain saat kesusahan, tiba-tiba hadir entah darimana menolong orang malang yang tengah diserang penjahat bengis. Sekali pukul keok tak berdaya. Setidaknya itulah khayalan sosok Superhero di film-film action.</div><div><br /></div><div>Sejatinya, disekitar kita banyak sosok Superhero, setidaknya untuk diri sendiri. Tapi jangan bayangkan memiliki kekuatan seperti di film-film. Seorang ayah banting tulang mencari nafkah keluarga adalah sosok Superhero di dunia nyata. Pejabat negara yang jujur bahkan petugas kebersihan adalah Superhero-Superhero yang selalu ada disekitar kita. </div><div><br /></div><div>Sebagai makhluk sosial, adalah fitrah kita berharap kehadiran Superhero dalam hidup kita. Hidup tak selalu mulus seperti yang diharapkan. Begitu banyak kesulitan yang membuat kita pusing kepala. Terkadang, kita harus terkapar tak berdaya dan berharap pertolongan sang Pahlawan (Super Hero) untuk menyelesaikan persoalan hidup yang dihadapi. </div><div><br /></div><div>Kenyataan pahitnya, sang Superhero yang kita harapkan hadir terkadang tak kunjung datang menjadi penolong. Sialnya, seringkali ia datang belakangan, seperti adegan film India. </div><div><br /></div><div>Faktanya, kita tidak bisa terlalu berharap hadirnya sosok Superhero. Pada suatu titik, kehidupan ini begitu hening, bahkan ditengah hiruk pikuk keramaian. Mengantungkan asa kepada Superhero sama saja berharap datangnya kapal layar saat kita terdampar sendirian di lautan entah berantah samudra terpencil yang tak pernah dijelajahi para pelaut.</div><div><br /></div><div>Di ujung kesadaran, pada akhirnya kita mesti menyadari, setiap kita adalah Superhero bagi diri sendiri, orang orang yang kita cinta, keluarga dan orang sekeliling kita. Superhero yang kita impikan mungkin saja hadir suatu saat, tapi yakinlah ia adalah rahasia semesta yang cuma diketahui sang Pencipta. </div><div><br /></div><div>Takengon, 14 Maret 2022</div><span class="fullpost">
</span>DROMEDIAhttp://www.blogger.com/profile/10038904792237343859noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-180844598435694868.post-89969022823639967572022-04-09T12:14:00.006-07:002022-04-09T12:19:41.292-07:00Kontrakdiktif<br /><a href="#"><img src="https://scontent.fkno2-1.fna.fbcdn.net/v/t1.6435-9/201953825_4161136373929286_2184687509911500898_n.jpg?_nc_cat=108&ccb=1-5&_nc_sid=8bfeb9&_nc_ohc=CVY8ZN5Qd3YAX_RkIBS&_nc_ht=scontent.fkno2-1.fna&oh=00_AT-zzE6F1xyQKDBG9lj2EmbYOty9P37ey9PA4eViyeWqXw&oe=6275F484" /></a><br />Jika kita perhatikan sekeliling, ada banyak yang kontrakdiktif di sekitar kita, memaksa kita untuk mengerutkan dahi bahkan terkadang tak mampu kita cerna namun terus terjadi, parahnya semua ini seperti lumrah dan terus ada.<div><br />Tak harus sejeli detektif untuk melihat kontrakdiktif disekitar kita. Banyak hal yang kontrakdiktif misalnya ketika seorang pejabat bicara dimimbar berkoar-koar tentang kepentingan rakyat dan ternyata semua yang ia lakukan untuk kepentingan diri sendiri dan koleganya, itu adalah kontradiksi yang kontrakdiktif.</div><div><br />Kontradiktif adalah kontradiksi yang terjadi yakni pertentangan antara dua hal yang sangat berlawanan atau bertentangan.</div><div> <br />Saat anda ngopi pagi di warung kopi dan bertemu dengan seorang teman yang berkeluh kesah ekonominya yang sulit, tak ada beras di rumah, uang sekolah anak menunggak namun ia kenyataannya, tiap hari ia nongkrong di warung kopi, merokok dua bungkus sehari dengan harganya bisa beli beras dua kilo sehari dan ketagihan game online serta asik memelototi layar handphone dari pagi sampe sore adalah hal yang kontrakdiktif.</div><div><br />Atau, saat ada teman kita yang mengaku tak betah lagi dengan profesi yang ia geluti karena alasan nuraninya berontak dan tidak cocok dengan atasan, namun sebaliknya ia tetap bertahan diprofesi tersebut.</div><div><br />Jika anda seorang pemimpin, ketika anda mengharapkan masyarakat yang anda pimpin bisa menjadi tertib, teratur, inovatif dan displin dan menghargai pimpinan namun anda tidak tegas, tak kreatif dan tidak displin tanpa kinerja yang baik adalah kontrakdiktif, ingin memetik hasil panen namun tak berusaha menanam adalah perumpamaan yang tetap.</div><div><br />Pada tingkat yang paling kronis, saat kita mengetahui bahwa yang kita lakukan tidak benar dan harus kita tinggalkan namun, kita tetap saja melakukannya merupakan kontrakdiktif. Membodohi diri sendiri dan mengingkari kebenaran yang kita yakini.</div><div><br />Logikanya, jika kita mengetahui bahwa itu tidak benar seharusnya tidak kita lakukan dan kita tinggalkan. Setiap masalah yang kita hadapi seharusnya kita cari solusi agar keluar dari kesulitan itu, bukannya malah terus tenggelam dalam kesalahan yang sama, seperti keledai yang selalu jatuh pada lobang yang sama.</div><div><br />Kontradiksi-kontradiksi yang ada dalam kehidupan kita, sejatinya tak boleh terjadi karena akan menciptakan kekacauan yang semakin besar dalam kehidupan sebab jika demikian, dimanakah akal sehat kita!<br />...<br />Takengon, 23 Juni 2021<br /><br /><br />0<span class="fullpost">
</span></div>DROMEDIAhttp://www.blogger.com/profile/10038904792237343859noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-180844598435694868.post-87322619601020256712022-04-09T12:11:00.009-07:002022-04-09T12:17:45.928-07:00Resep Sukses Level Tertinggi, Sukseskan Orang Lain Terlebih Dahulu<a href="#"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFp-pOBkbq83v3QS9VGoHuPCNUnawX77zaZX25qz0stwp35Adp9asdnG7Gd9-xaa4s8uZZUNp7-kgM7vv0bJLw2RuEyRF4r8VRhTaPLd0mO6TZ5GuElEl_LgemiUeuxuyb-29SX8aF-BFhZrt7i_Wi9XofbIurxj5d769L46SomPcAGKa1C-vufWTB/w640-h360/212098110_4181837621859161_8199601018464210947_n.jpg" /></a><br /><br /><br />Apakah resep agar menjadi orang sukses? Mungkin pertanyaan ini adalah yang paling banyak dibenak semua orang. Siapa yang tidak mau sukses? Pasti semua orang menginginkannya. Nah, benarkah ada resep paling jitu supaya jadi orang sukses? bagaimana caranya?<div><br />Menarik menyimak resep menjadi sukses yang dilontarkan oleh seorang kawan, sederhana tapi butuh nalar yang kuat untuk menyimak konsepnya. Menurutnya, resep agar menjadi sukses cukup gampang.<br />" Sukseskan orang lain terlebih dahulu, jika ingin kaya, maka bikin orang kaya terlebih dahulu, jika ingin dihormati maka buatlah orang lain menjadi terpandang terlebih dahulu"</div><div><br />Logis, Rasional dan diterima akal, tapi yakinlah tidak mudah melakukannya. Bagaimana caranya membuat orang lain sukses, jika keadaan kita sendiri masih morat marit, kantong cekak dan otak selalu stress dirong-rong problematika hidup, lingkungan yang kacau dan hidup yang dikelilingi oleh orang-orang bermental bobrok.</div><div><br />"Yang bisa melakukannya hanyalah, orang-orang tidak terikat dengan dunia, tak pusing dengan penilaian dan tak pernah takut tidak punya harta, kekuasaan apalagi pengakuan, hanya orang-orang seperti ini yang bisa mensukseskankan orang lain"</div><div><br />Makin berat, apa iya ada orang seperti ini di kehidupan ini. Lalu dimana suksesnya? seperti itukah yang dinamakan sukses?</div><div><br />Tahukah engkau? (kata kawan tadi) jadi milyuner, menjadi penguasa atau menjadi terkenal adalah level kesuksesan terendah, sukses level tertinggi adalah saat engkau tak butuh uang untuk memenuhi kebutuhan hidup, tak butuh pemaksaan agar didengar dan dipatuhi, tak butuh dikenal agar bisa pergi kemana saja.</div><div><br /> Paling hebat adalah engkau selalu tenang dan tentram ketika hendak memejamkan mata di malam hari dan gembira tanpa beban ketika bangun dipagi hari.</div><div><br /> Amazing! Benarkah bisa seperti itu?</div><div> <br />Bisa! (Jawab kawan tadi) caranya, buatlah orang lain jadi sukses, jadi kaya, terhormat terlebih dahulu, maka engkau akan mencapai sukses level tertinggi! Contohnya, seperti main bola, agar timmu menang engkau harus memberikan kesempatan penyerang untuk memasukan bola ke gawang lawan.</div><div><br />(Mendengar itu semua, aku mendongak menatap birunya langit sambil menghisap asap rokok dalam-dalam. Lalu... apakah kawan tadi sudah mencapai level tertinggi yang diucapkannya? toh sepanjang yang saya tahu, kehidupannya bahkan tak jauh beda dengan saya)<br />Sayangnya, kita tak punya keberanian untuk melakukannya. Termasuk saya (Kata kawan tadi sambil pamit sebentar ke kamar mandi).</div><div><br />..............<br />Takengon, 30 Juni 2021<span class="fullpost">
</span></div>DROMEDIAhttp://www.blogger.com/profile/10038904792237343859noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-180844598435694868.post-44782954514094136932022-02-04T18:25:00.004-08:002022-04-18T09:32:34.503-07:00Audio Visual dan Media Pembelajaran<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEglnYiqUN4a3nam4EWINhN-2hZU-WIgiOHVg1X88Nw95jgbvlq_6pkjv1nA2u2hlqUjLE7CUShhEGCaIQBaovsPu0C69F8WnA_UVgUdLlzGYGs-O-skkjFOziFzEa4BKrIangHKqq6XN-hIIM7bRFqoS08guZ8vBmcyANPbtMdFWuQaV5y3lBHsShr7=s364" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="253" data-original-width="364" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEglnYiqUN4a3nam4EWINhN-2hZU-WIgiOHVg1X88Nw95jgbvlq_6pkjv1nA2u2hlqUjLE7CUShhEGCaIQBaovsPu0C69F8WnA_UVgUdLlzGYGs-O-skkjFOziFzEa4BKrIangHKqq6XN-hIIM7bRFqoS08guZ8vBmcyANPbtMdFWuQaV5y3lBHsShr7=s16000" /></a></div><br /><div><br /></div>Audio visual dapat diartikan merujuk kepada penggunaan komponen suara (audio) dan komponen gambar (visual), dibutuhkan beberapa peralatan untuk dapat menyajikan hal ini. Film dan program televisi adalah beberapa contoh dari penyajian audio visual ini<span class="fullpost"></span><div><br /></div><div>Contoh media audio antara lain radio, tape recorder, telepon, laboratorium bahasa, dan lain-lain. Langkah penggunaan media audiovisual, guru memberi pertanyaan pada siswa di awal pembelajaran, guru mengkondisikan siswa, guru menayangkan media audiovisual, guru menjelaskan materi dan guru memberi pertanyaan kepada siswa. Kegiatan penutup dilakukan dengan memberikan evaluasi.</div><div><br /></div><div>Jenis media pembelajaran visual dibedakan menjadi dua yaitu media visual diam dan media visual gerak. Foto, ilustrasi, flashcard, gambar pilihan dan potongan gambar, film bingkai, film rngkai, OHP, grafik, bagan, diagram, poster, peta, dan lain-lain.</div><div><br /></div><div>Media audio-visual dapat digunakan oleh guru untuk menarik perhatian dari siswa, sehingga materi dapat tersampaikan dan diterima dengan baik. Audio sebagai bahan ajar telah tersedia dalam berbagai ilmu, sehingga dapat dengan mudah dijadikan sebagai penunjang atau alat bantu dalam proses pembelajaran</div><div><br /></div><div>Pemilihan media audio yang baik menurut Setiana (2012) diantaranya adalah, tersedia dimana-mana dan mudah digunakan, menyediakan pesan lisan untuk meningkatkan pembelajaran, c) memudahkan penyiapan mata pelajaran, tahan kerusakan, e) bisa diulang, f) dapat merangsang siswa.</div><div><br /></div><div>Media Audio visual yang digunakan sudah sesuai dengan peran fungsi dan manfaat media audio visual yaitu berperan sebagai sarana proses belajar menjadi lebih mudah dalam memahami objek, peristiwa, ataupun materi yang dibutuhkan dalam pembelajaran, berfungsi untuk mengarahkan perhatian peserta didik untuk berkonsentrasi .</div><div><br /></div><div>media visual adalah media yang menampilkan suatu gambar/objek dan semacamnya, yg dapat dilihat oleh orang lain. sedangkan media audio visual media yang dapat dilihat dan didengar orang lain, contohnya video. </div><div><br /></div><div>Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah meda audio visual. Media ini mempunyai kemampuan yang lebih, karena media ini mengandalkan dua indera sekaligus, yaitu indera pendengaran dan indera penglihatan</div><div><br /></div><div>Media pembelajaran memiliki jenis-jenis yang berbeda secara umum media bercirikan tiga unsur pokok, yaitu: suara, visual, dan gerak. Menurut Rudy Brets, ada 7 (tujuh) klasifikasi media, yaitu:</div><div><br /></div><div>1. Media audio visual gerak, seperti: film suara, pita video, film, tv.</div><div><br /></div><div>2. Media audio visual diam, seperti: film rangkai suara, halaman suara.</div><div><br /></div><div>3. Audio semi gerak seperti: tulisan jauh bersuara.</div><div><br /></div><div>4. Media visual bergerak, seperti: film bisu.</div><div><br /></div><div>5. Media visual diam, seperti: halamman cetak, foto, microphone, slide bisu.</div><div><br /></div><div>6. Media audio, seperti: radio, telepon, pita audio.</div><div><br /></div><div>7. Media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.</div><div><br /></div><div>Karakteristik media yang tepat antara lain :</div><div><br /></div><div>1. Media mampu membawa sejumlah isi pesan harapan.</div><div><br /></div><div>2. Media memuat nilai dan moral.</div><div><br /></div><div>3. Media disusun sesuai dengan perkembangan teknologi informasi di era globalisasi.</div><div><br /></div><div>4. Media menggunakan pembelajaran yang nyata.</div><div><br /></div><div>5. Media mampu menarik minat dan perhatian siswa.</div><div><br /></div><div>6. Media mampu membuat siswa berfikir kritis.</div><div><br /></div><div>7. Terjangkau oleh kemampuan belajar siswa.</div><div><br /></div><div><br /></div><div>Menurut Wati (2016: 46) Media audio visual terbagi menjadi dua macam yaitu:</div><div><br /></div><div>1. Audio visual murni, merupakan media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak, dimana berasal dari satu sumber. Contoh dari audio visual murni adalah film bersuara, video, televisi.</div><div><br /></div><div>2. Audio visual tidak murni, merupakan sebuah media yang unsur gambar dan suaranya berasal dari sumber yang berbeda. Contohnya adalah slide atau film strip.</div><div><br /></div><div>(Busyaeri, et. al., 2016: 129) Karakteristik dan manfaat dari media video adalah :</div><div><br /></div><div>1. Mengatasi jarak dan waktu</div><div><br /></div><div>2. Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu singkat</div><div><br /></div><div>2. Dapat membawa siswa berpetualang</div><div><br /></div><div>4. Dapat diulang-ulang</div><div><br /></div><div>4. Pesan yang disampaikan mudah diingat</div><div><br /></div><div>6. Mengembangkan daya pikir anak</div><div><br /></div><div>7. Mengembangkan imajinasi</div><div><br /></div><div>8. Memperjelas hal-hal yang abstrak</div><div><br /></div><div>9. Berperan sebagai media utama untuk mendokumentasikan realitas sosial yang akan dibahas di kelas</div><div><br /></div><div>10. Mampu berperan sebagai storyteller yang dapat memancing kreativitas anak.</div><div><br /></div><div>____________</div><div><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-de692d4b-7fff-7b37-5e36-f4ea8b0ffacd" style="line-height: 1.2; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> 1.Audio visual - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas</span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-de692d4b-7fff-7b37-5e36-f4ea8b0ffacd" style="line-height: 1.2; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">2.https://www.kompasiana.com/atikatriwijayanti/5db97726d541df03e32de3b2/peranan-media-audio-visual-pada-proses-pembelajaran</span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-de692d4b-7fff-7b37-5e36-f4ea8b0ffacd" style="line-height: 1.2; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">3.https://lismurtini270992.wordpress.com/2013/06/18/media-audio-visual-dan-multimedia/</span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-de692d4b-7fff-7b37-5e36-f4ea8b0ffacd" style="line-height: 1.2; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">4.https://retizen.republika.co.id/posts/16441/karakteristik-media-audio-visual-audio-visual</span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-de692d4b-7fff-7b37-5e36-f4ea8b0ffacd" style="line-height: 1.2; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">5.https://retizen.republika.co.id/posts/16441/karakteristik-media-audio-visual-audio-visual</span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-de692d4b-7fff-7b37-5e36-f4ea8b0ffacd" style="line-height: 1.2; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-de692d4b-7fff-7b37-5e36-f4ea8b0ffacd" style="line-height: 1.2; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-de692d4b-7fff-7b37-5e36-f4ea8b0ffacd" style="line-height: 1.2; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-de692d4b-7fff-7b37-5e36-f4ea8b0ffacd" style="line-height: 1.2; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-de692d4b-7fff-7b37-5e36-f4ea8b0ffacd" style="line-height: 1.2; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-de692d4b-7fff-7b37-5e36-f4ea8b0ffacd" style="line-height: 1.2; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p><p dir="ltr" id="docs-internal-guid-de692d4b-7fff-7b37-5e36-f4ea8b0ffacd" style="line-height: 1.2; margin-bottom: 0.0pt; margin-top: 0.0pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; font-variant-east-asian: normal; font-variant-numeric: normal; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></p></div><div><br /></div><div><br /></div><div><br /></div>DROMEDIAhttp://www.blogger.com/profile/10038904792237343859noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-180844598435694868.post-34555504668566512932021-04-27T00:53:00.001-07:002022-04-18T09:33:14.849-07:00Interaksi Sosial Anak dan Karakteristik Perkembangan Sosial Anak Usia pada 4-5 Tahun<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXHcwwAYjs3dCprDNxwnUSKQ6azNYiD8z9UaTC8aLPg4qQV0KlduEZvo6S18ZwoZE_wWyVzmT05f4PqXen8ERZCtg2asUHqXaMnBNSneGsltrYAGEXPwZKY_I_RLMGJjjyUAEkunQTpko/s638/interaksi-sosial-1-638.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="479" data-original-width="638" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXHcwwAYjs3dCprDNxwnUSKQ6azNYiD8z9UaTC8aLPg4qQV0KlduEZvo6S18ZwoZE_wWyVzmT05f4PqXen8ERZCtg2asUHqXaMnBNSneGsltrYAGEXPwZKY_I_RLMGJjjyUAEkunQTpko/w640-h480/interaksi-sosial-1-638.jpg" width="640" /></a><br /><br /><b>Perkembangan Sosial Anak </b><br /><br />Sosialisasi merupakan suatu proses dimana individu terutama anak melatih kepekaan dirinya terhadap rangsangan-rangsangan sosial terutama tekanan-tekanan dan tuntutan kehidupan (kelompoknya) serta belajar bergaul dengan tingkah laku, seperti orang lain dalam lingkungan sosialnya. <br /><br />Perkembangan sosial anak prasekolah ditandai dengan bermulanya perkembangan persahabatan. Pada umumnya ketika berusia 4 tahun mereka sudah dapat menjaga persahabatan yang dibina.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn1">[1]</a> Ketika anak berhadapan dengan temannya, anak akan menunjukkan sikap yang seringkali lebih besar, lebih mudah bekerjasama, lebih positif dan lebih menunjuk pada ketidak setujuan. Berkat perkembangan sosial, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan kelompok teman sebaya maupun lingkungan masyarakat sekitarnya.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn2">[2]</a> Kecakapan sosial yang dimiliki anak sejalan dengan tahapan psikososialnya. Ketika memasuki usia prasekolah anak akan memasuki dunia sosial yang lebih luas dibandingkan dengan usia sebelumnya. Anak biasanya sudah mulai memasuki lembaga pendidikan yang memungkinkan mereka berinteraksi dengan orang-orang di luar struktur keluarga, seperti ibu guru dan teman sebaya. <br /><br /><b>Karakteristik Perkembangan Sosial Anak Usia pada 4-5 Tahun </b><br /><br />Ada beberapa karakteristik perkembangan pada anak prasekolah yakni: <br /><br />a. Mulai senang bergaul dengan teman. <br /><br />b. Anak ingin sekali disukai oleh teman-temannya. Ia ingin bisa bermain dengan sebanyak mungkin teman. Anak mulai memahami bahwa fungsi pertemanan termasuk didalamnya aturan untuk berbagi, memberi dukungan, bergantian dan berbagai keterampilan sosial lainnya. <br /><br />c. Meniru kegiatan orang lain, anak berada dalam tahap indentifikasi, meniru gerakan atau mimic yang dilakukan orang lain. <br /><br />d. Menunjukan rasa saying kepada saudara-saudaranya, ini ditunjukan dengan cara mengucapkan, memeluk dan mencium adik atau kakaknya. <br /><br />e. Senang menirukan lagu dan dongeng-dongeng, anak senang berdendang lagu yang ia senangi dan senang mengulang cerita yang didengarkan. <br /><br />f. Mulai mandiri dalam mengerjakan tugas, anak meningkatkan usaha agar dapat melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan sehari-hari, seperti mulai mampu untuk buang air kecil sendiri baik. <br /><br />g. Mulai mengerti bagaimana perilaku berhubungan konsekuensi. Sebagai contoh ketika anak tidak diajak bermain oleh teman sebayanya lalu anak tersebu merspon dengan cara menangis dan marah. Pada saat bersamaan anak belajar menemukan perilaku mana yang tidak diterima oleh teman sebayanya serta anak belajar menemukan dan menunjukan berbagai bentuk emosi dirinya dan temannya. <br /><br />h. Berbagi benda-benda dengan anak lain ketika diminta.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn3">[3]</a><br /><br />Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil kesimpulan perkembangan sosial emosi anak usia 4-5 tahun adalah anak lebih senang bermain, berpura-pura, mulai sangat senang mencari teman, meniru tingkah laku orang lain dan sudah dapat berinteraksi dengan keadaan sekitar lingkungan. <br /><br /> ............................................<br /><br /><br /><i><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref1">[1]</a> Winda Gunarti (2010), Metode Pengembangan Prilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini, Jakarta: Universitas Terbuka, hal. 3.21 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref2">[2]</a> Syamsu Yusuf L.N. (2013), Perkembagan Peserta Didik, Jakarta: Rajawali Press, cet. IV, hal. 66<br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref3">[3]</a> Anggani Sugono (2006) Sumber Belajar dan Alat Permainan Untuk Pendidikan Anak Usia Dini Jakarta: Grasindo, hal 45-48</i><div><div id="ftn3">
</div>
</div><span class="fullpost">
</span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br />DROMEDIAhttp://www.blogger.com/profile/10038904792237343859noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-180844598435694868.post-41438367449566428432021-04-26T00:46:00.001-07:002022-04-18T09:33:48.083-07:00 Faktor-faktor Interaksi Sosial dan Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyCVLP5fwuyMKE-iDQDYjrbIIGLQvznCU_pos3XIMpEboTzdTu3-wwZ2oNKCdOppQGXt5OH9z5v1wvuF5yUdg45DATawP1NrTmJZagUMATUAZl_9xEscCrpL4myumz_vVxLq9F0JlFd54/s638/interaksi-sosial-1-638.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="408" data-original-width="638" height="408" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyCVLP5fwuyMKE-iDQDYjrbIIGLQvznCU_pos3XIMpEboTzdTu3-wwZ2oNKCdOppQGXt5OH9z5v1wvuF5yUdg45DATawP1NrTmJZagUMATUAZl_9xEscCrpL4myumz_vVxLq9F0JlFd54/w640-h408/interaksi-sosial-1-638.jpg" width="640" /></a></div><br /><div><br /></div><b>Faktor-faktor Interaksi Sosial </b><br /><br />Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor, antara lain faktor imitasi, faktor sugesti, faktor identifikasi dan faktor simpati. Secara rinci penjabarannya sebagai berikut : <br /><br />a. Faktor imitasi menyebutkan bahwa masyarakat merupakan pengelompokan manusia di mana tiap individu saling mengimitasi (meniru) dari orang lain dan sebaliknya. <br /><br />b. Faktor sugesti menyebutkan bahwa pengaruh psikis baik yang datang dari diri sendiri maupun yang datang dari orang lain, umumnya sugesti diterima tanpa adanya kritik dati individu yang bersangkutan. Sugesti adalah suatu proses di mana individu menerima suatu cara penglihatan atau pedoman tingkah laku orang lain tanpa kritik terlebih dahulu. <br /><br />c. Faktor identifikasi merupakan dorongan untuk menjadi identik atau sama dengan orang lain. <br /><br />d. Faktor simpati menyebutkan bahwa orang memiliki kecenderungan tertarik pada orang lain. Simpati akan menjalin hubungan saling pengertian yang saling mendalam dalam inteaksi antarindividu, ingin mengerti dan ingin kerja sama dengan orang lain serta saling melengkapi satu sama lain. <a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn1">[1]</a> <br /><br />2. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial <br /><br />Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi syarat. Interaksi sosial dapat terjadi bila memenuhi dua syarat yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi. Syarat terjadinya interaksi sosial, <a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn2">[2]</a> yaitu : <br /><br />a. Adanya kontak sosial <br /><br />Kontak sosial adalah hubungan antara satu pihak degan pihak lain yang merupakan awal terjadinya interaksi sosial dan masing-masing pihak saling bereaksi antara satu dengan yang lain meski tidak harus bersentuhan secara fisik.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn3">[3]</a> <br /><br /> Kontak sosial dapat terjadi antara individu satu dengan individu yang lain secara langsung yaitu secara tatap muka maupun melalui alat bantu media komunikasi maupun secara tidak langsung yaitu dengan adanya perantaraan pihak ketiga. di dalam kehidupan sehari-hari kontak sosial bisa dilakukan dengan kontak langsung yaitu pihak komunikator menyampaikan pesannya secara langsung kepada pihak komunikan, baik melalui tatap muka maupun melalui alat bantu media komunikasi dan Kontak tidak langsung yaitu pihak komunikator menyampaikan pesannya kepada pihak komunikasi melalui perantaraan pihak ketiga. <br /><br />Dalam kontak sosial di atas timbul suatu percakapan antara komunikator dengan komunikan sehiingga terjadi hubungan timbal balik antara komunikator dan komunikan hubungan tersebut. Agar kontak sosial dapat berjalan dengan baik, dalam percakapan tersebut harus ada rasa saling menghormati dan kerjama yang baik antara komunikator dengan komunikan <br /><br />b. .Adanya komunikasi <br /><br />Komunikasi adalah memberitahukan dan menyebarkan informasi, berita, pesan, pengetahuan, nilai dan pikiran dengan maksud agar menggugah partisipasi dan selanjutnya orang yang diberitahukan tersebut menjadi milik bersama.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn4">[4]</a> komunikasi yang efektif merupakan prasyarat dasar untuk mencapai strategi organisasi dan manajemen sumber daya manusia.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn5">[5]</a> <br /><br />Komunikasi berarti berhubungan atau bergaul dengan orang lain. ciri-ciri komunikasi meliputi; keterbukaan, empati, dukungan, rasa positif, kesamaan, arus pesan yang cenderung dua arah, konteks hubungan tatap muka, tingkat umpan balik yang tinggi, interaksi minimal dua orang, dan adanya akibat baik yang disengaja maupun tidak disengaja.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn6">[6]</a> <br /><br /> ........................................<br /><br /><i><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref1">[1]</a> Seojono Soekanto , Sosiologi Suatu Pengantar…, hal. 65 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref2">[2]</a> Seojono Soekanto , Sosiologi Suatu Pengantar…,hal. 62 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref3">[3]</a> Taupik Rohman & dkk (2005), Sosiologi Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat, Jakarta: Ghalia Indonesia, ha.l 53 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref4">[4]</a> Sugiyo (2005), Komunikasi Antar Pribadi, Semarang: Universitas Semarang Press, hal. 11 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref5">[5]</a> Fred Luthan (2006) Prilaku Organisasi (alih bahasa: Vivin Andhika Yowono, Shekar Purwati, dkk) Yogyakarta: Andi offset, hal.15 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref6">[6]</a> Sugiyo, Komunikasi Antar Pribadi …, hal. 5</i><div><div id="ftn6">
</div>
</div><span class="fullpost">
</span>DROMEDIAhttp://www.blogger.com/profile/10038904792237343859noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-180844598435694868.post-85741987794278281372021-04-25T00:42:00.001-07:002022-04-18T09:34:17.213-07:00Bentuk-bentuk Interaksi Sosial dan Ciri-ciri Interaksi Sosial<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyCVLP5fwuyMKE-iDQDYjrbIIGLQvznCU_pos3XIMpEboTzdTu3-wwZ2oNKCdOppQGXt5OH9z5v1wvuF5yUdg45DATawP1NrTmJZagUMATUAZl_9xEscCrpL4myumz_vVxLq9F0JlFd54/s638/interaksi-sosial-1-638.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="408" data-original-width="638" height="408" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyCVLP5fwuyMKE-iDQDYjrbIIGLQvznCU_pos3XIMpEboTzdTu3-wwZ2oNKCdOppQGXt5OH9z5v1wvuF5yUdg45DATawP1NrTmJZagUMATUAZl_9xEscCrpL4myumz_vVxLq9F0JlFd54/w640-h408/interaksi-sosial-1-638.jpg" width="640" /></a></div><br /><div><br /></div><br /><b>Bentuk-bentuk Interaksi Sosial </b><br /><br />Di dalam interaksi sosial di samping mempunyai dasar-dasar, interaksi sosial juga memiliki bentuk-bentuk tertentu. bentuk-bentuk interaksi sosial adalah kerja sama (cooperation), persaingan (competition), akomodasi (accommodation), dan juga dapat berbentuk :<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn1">[1]</a> <br /><br />a. Kerja sama, yaitu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. <br /><br />b. Persaingan, yaitu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya. <br /><br />c. Akomodasi, yaitu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok-kelompok manusia untuk meredakan pertentangan. <br /><br />d. Konflik, yaitu proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut. <br /><br /><b>Ciri-ciri Interaksi Sosial </b><br /><br />Dalam interaksi sosial terdapat beberapa ciri yang terkandung di dalamnya, yaitu: <br /><br />a. Adanya hubungan, yaitu dalam setiap interaksi pasti terjadi karena adanya hubungan antara individu dengan individu maupun antara individu dengan kelompok, <br /><br />b. Ada individu, yaitu setiap interaksi sosial menuntut tampilnya individu-individu yang melaksanakan hubungan, <br /><br />c. Ada tujuan, yaitu setiap interaksi social memiliki tujuan tertentu seperti memengaruhi individu lain. <br /><br />d. Adanya hubungan dengan struktur dan fungsi kelompok, yaitu interaksi sosial individu dalam hidupnya tidak terpisah dari kelompok. Di samping itu, tiap-tiap individu memiliki fungsi di dalam kelompoknya. <a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn2">[2]</a> <br /><br />Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri interaksi sosial yang baik adalah terjadinya hubungan antara individu yang memiliki tujuan tertentu seperti adanya kebersamaan, rasa saling membutuhkan, saling menghargai dan menghormati, tidak ada geng atau jarak kelompok yang membatasi individu dengan individu yang lain, serta saling membantu satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama dan dalam struktur fungsi kelompok setiap individu memiliki fungsi di dalam kelompok. <br /><br /> .............................................<br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref1">[1]</a>Seojono Soekanto (2006), Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, hal. 65 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref2">[2]</a> Selamat Santosa , Dinamika Kelompok…,hal.11<div><div id="ftn2">
</div>
</div><span class="fullpost">
</span>DROMEDIAhttp://www.blogger.com/profile/10038904792237343859noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-180844598435694868.post-34834118265076598842021-04-24T00:39:00.001-07:002022-04-18T09:34:30.252-07:00Interaksi Sosial dan Macam-macam Interaksi Sosial<br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTLEROwF-FzVEXX2FCjOmar5C-0LmVqeQB4fMjg8gb0UgRARYmaroa5STjnbqLpDeChLAoAiaoxG-RGzYaZIHiBh1b53ZcARV0GJKXHjgQQfslCQKTQ-G8KjyhzkyJba-cGfsKp_IXhfg/s320/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="158" data-original-width="320" height="316" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTLEROwF-FzVEXX2FCjOmar5C-0LmVqeQB4fMjg8gb0UgRARYmaroa5STjnbqLpDeChLAoAiaoxG-RGzYaZIHiBh1b53ZcARV0GJKXHjgQQfslCQKTQ-G8KjyhzkyJba-cGfsKp_IXhfg/w640-h316/images.jpg" width="640" /></a><br /><br /><br /><b>Pengertian Interaksi Sosial </b><br /><br />Manusia sebagai makhluk sosial melakukan hubungan sosial antar sesamanya dalam hidupnya. Dalam hubungan sosial itu individu menyadari bahwa dalam kehidupan bermasyarakat mereka pasti membutuhkan bantuan orang lain. Adanya kebutuhan akan bantuan ini merupakan awal terbentuknya interaksi sosial dengan orang lain. Berikut beberapa pengertian interaksi sosial, yaitu: <br /><br />a. interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu yang lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, jadi terdapat adanya hubungan yang saling timbal balik.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn1">[1]</a> <br /><br />b. Interaksi sosial adalah hubungan antara dua atau lebih individu ketika kelakukan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakukan individu lainnya atau sebaliknya.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn2">[2]</a> <br /><br />c. Interaksi sosial merupakan interaksi yang didalamnya terdapat aktivitas yang bersifat resiprokal, demi kebutuhan bersama yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku dan perbuatan. <a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn3">[3]</a> <br /><br />d. Interaksi sosial pada pokoknya memandang tingkah laku sosial yang selalu dalam kerangka kelompok seperti struktur dan fungsi dalam kelompok.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn4">[4]</a> <br /><br /> Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial adalah hubungan antar sesame manusia baik secara individu maupun kelompok dengan adanya hubungan saling timbal balik atau saling terkait yang kemudian prilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki prilaku individu atau kelompok yang lain dan begitu juga sebaliknya. <br /><br /><b>Macam-macam Interaksi Sosial </b><br /><br />Dari pengertian interaksi sosial yang sudah dipaparkan di atas, maka dapat diketahui bahwa interaksi sosial tidak hanya terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lainnya, melainkan interaksi sosial dapat terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun interaksi sosial antara kelompok dengan kelompok. Macam-macam interaksi sosial adalah sebagai berikut. <br /><br />a. Interaksi antara individu dengan diri pribadi. Dalam hubungan antara individu dengan diri pribadi ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negative, interaksi positif jika hubungan terjadi sesuai apa yang dikehendaki individu tersebut dan interaksi negative jika terjadi konflik dari dalam diri individu tersebut. <br /><br />b. Interaksi antara individu dan individu, dalam hubungan antara individu dan individu ini bisa terjadi interaksi positif dan negative. Interaksi positif, jika hubungan yang terjadi saling menguntung dikatakan negative jika hubungan tersebut saling merugikan. <br /><br />c. Interaksi antara individu dan kelompok, dalam hubungan individu dan kelompok terdapat interaksi positif dan negative, bentuk-bentuk interaksi ini bermacam-macam sesuai situasi dan kondisinya. <br /><br />d. Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok, dalam hubungan antara kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk membicarakan suatu proyek. <a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn5">[5]</a> <br /><br /> ........................................<br /><i><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref1">[1]</a> Bimo Wargito (2003), Psikologi Sosial Suatu Pengantar, Yogyakarta: Andi Offset, ha.l 57 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref2">[2]</a> H, Bonner dalam Sentosa (2014), Dinamika Kelompok , Jakarta: Bumi Aksara, hal.11 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref3">[3]</a> Brooks dalam Sugiyo (2006), Psikologi Sosial, Semarang: FIP UNNES, hal.20 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref4">[4]</a> Sargent dalam Selamat Sentosa (2004), Dinamika Kelompok , Jakarta: Bumi Aksara, hal. 11 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref5">[5]</a> Bales dalam Selamat Santosa, Dinamika Kelompok…,hal 27</i><div><div id="ftn5">
</div>
</div><span class="fullpost">
</span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br />DROMEDIAhttp://www.blogger.com/profile/10038904792237343859noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-180844598435694868.post-8885317286642658872021-04-23T00:36:00.001-07:002022-04-18T09:34:49.487-07:00 Pembelajaran Pada Anak Usia Dini dan Perkembangan Anak<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiB40sirs8nQrVrkUNhBsdVe5fSK06UcAP1JEXCwYF9MCPpwoFjBmgRvtWthMaVao2ZHcJAcG14gI9yHIicCDSU_L2siHRmnR2jV7EopBGsHuaZb5aPTVn9T07c1tGIPP5xEymbP7vNSPI/s800/images.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="532" data-original-width="800" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiB40sirs8nQrVrkUNhBsdVe5fSK06UcAP1JEXCwYF9MCPpwoFjBmgRvtWthMaVao2ZHcJAcG14gI9yHIicCDSU_L2siHRmnR2jV7EopBGsHuaZb5aPTVn9T07c1tGIPP5xEymbP7vNSPI/w640-h424/images.jpg" width="640" /></a><br /><br />Pembelajaran merupakan suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan , meningkatkan keterampilan, memperbaiki prilaku , sikap dan mengukuhkan kepribadian.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn1">[1]</a> Pembelajaran merupakan sebuah upaya yang dilakukan untuk perubahan-perubahan diri melalui proses belajar yang berkaitan dengan sikap dan kepribadian dalam kehidupan sehari-hari, melalui pembelajaran diharapkan ilmu akan bertambah, keterampilan meningkat dan dapat membentuk akhlak mulia. <br /><br />Terdapat beberapa pengertian pembelajaran yaitu: <br /><br />1. Pembelajaran adalah suatu prilaku yang relative tetap dan dilakukan berulang-ulang.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn2">[2]</a> <br /><br />2. Pembelajaran merupakan proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan prilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. <a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn3">[3]</a> <br /><br />3. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang berupaya membelajarkan siswa secara terintegrasi dengan memperhitungkan factor lingkungan belajar, karakteristik siswa, karakteristik bidang studi serta berbagai pembelajaran baik penyampaian, pengelolaan maupun pengorganisasian pembelajaran.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn4">[4]</a> <br /><br />4. Dalam Undang-Undang No 2 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pembelajaran ialah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. <br /><br />Sedangkan anak usia dini diartikan adalah anak yang berada pada usia 0-6 atau usia 0-8 tahun, berdasarkan pada pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran anak usia dini adalah proses pembelajaran yang ditujukan untuk anak usia 0-6 atau usia 0-8 tahun, pembelajaran anak usia dini bertujuan agar sang anak mendapatkan ilmu pengetahuan sehingga dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara maksimal, yang pada akhirnya akan terjadi perubahan prilaku anak untuk menjadi lebih baik. <br /><br />“Dikatakan pembelajaran apabila terjadi interaksi antara peserta didik dengan pendidik, serta diikuti dengan sumber belajar yang memadai yang terdapat pada lingkungan belajar sehingga terjadi perubahan-perubahan pada prilaku tertentu. Interaksi-interaksi ini dapat dilakukan dengan bentuk apapun sesuai dengan kehendak dan kesepakatan antara peserta didik dan pendidik. Untuk pendidikan usia dini tentu interaksi pembelajaran harus dibuat menyenangkan dan disukai oleh anak-anak, sebab, jika interaksi pembelajaran monoton dan membosankan, anak-anak tidak memiliki semangat dalam proses pembelajaran.”<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn5">[5]</a> <br /><br /> Pembelajaran anak usia dini merupakan tahapan penting dalam perkembangan sang anak. Usia 0-6 atau usia 0-8 tahun merupakan masa emas dalam pembentukan karakter, pengetahuan, akhlak dan sikap mental anak. <br /><br /> <br /> .................................<br /><br /><i><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref1">[1]</a> Suyono dan Hariyanto (2011) Belajar dan Pembelajaran; Teori dan Konsep Dasar, Bandung: Remaja Rosdakarya, hal.9 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref3">[3]</a> Rusman (2011), Model-Model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: Raja Grafindo Persada, hal. 116 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref4">[4]</a> Hamzah B Uno (2009), Model Pembelajaran; Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara, ha.l V <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref5">[5]</a> Muhammad Fadlillah, Desain Pembelajaran…,hal. 131</i><div><div id="ftn5">
</div>
</div><span class="fullpost">
</span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br />DROMEDIAhttp://www.blogger.com/profile/10038904792237343859noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-180844598435694868.post-19794272033465420592021-04-22T00:18:00.001-07:002022-04-18T09:35:35.188-07:00 Tugas dan Peran guru dalam Pembelajaran<br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBMWSBQfhrQQ5nnRRa7a9SeKy66EZcyQcZndVPfRj77HdaZ6yKU4J5B_UaSmBok2KkCSZrtaPjo9kKVSbZWBbZf9sn1bfpniSP90cBKgiKz_6oVc24GP7K5_1g6Ceu1d8giyOY79kpkSU/s305/images+%25284%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="165" data-original-width="305" height="346" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBMWSBQfhrQQ5nnRRa7a9SeKy66EZcyQcZndVPfRj77HdaZ6yKU4J5B_UaSmBok2KkCSZrtaPjo9kKVSbZWBbZf9sn1bfpniSP90cBKgiKz_6oVc24GP7K5_1g6Ceu1d8giyOY79kpkSU/w640-h346/images+%25284%2529.jpg" width="640" /></a><br /><br />Sebagai guru pastinya akan berusaha agar apa yang diajarkan dapat dimengerti dan dipahami melalui berbagai cara, strategi, metode dan semua itu betujuan untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan sebelum berlangsungnya pembelajarann. <br /><br /> Sebagaimana diketahui tugas guru dalam proses belajar adalah membentuk prilaku anak yang bertakwa kepada Allah SWT, mengajarkan pengetahuan serta mengembangkan kepribadian anak.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn1">[1]</a> Dari uraian uraian tersebut maka akan dijelaskan berbagai tugas guru sebagai berikut: <br /><br /><b>1. Membentuk Prilaku anak yang bertakwa kepada Allah SWT. </b><br /><br />Membentuk prilaku yang bertakwa kepada Allah SWT diperlukan adanya bimbingan dari guru untuk mengarahkan manusia kepada jalan Allah SWT, sebab dalam pendidikan mencakup semua aspek kehidupan dunia dan akhirat, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW “setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi seorang Nasrani maupun seorang Majusi.” <br /><br />Berdasarkan hadist di atas dalam pembentukan watak anak menjadi manusia yang beriman, peran guru selaku orang tua kedua setelah orang tua anak dirumah, peran guru sangat dibutuhkan agar manusia dapat bermasyarakat, mempunyai tata karma dalam sikap dan tingkah laku sesuai dengan ajaran Islam. Islam mengajarkan tentang penetahuan agama serta memberikan pengetahuan umum. <br /><br />Proses pendidikan hanya berjalan dengan baik apabila lingkungan yang disiptakan oleh guru mempunyai sifat yang utuh, sehat dan seimbang, dan yang paling penting ialah lingkungan sekeliling anak akan mempengaruhi terhadap perkembangan anak. <br /><b><br />2. Mengajarkan pengetahuan </b><br /><br />Tugas guru selanjutnya adalah mengajarkan ilmu pengetahuan bagi anak. Ilmu pengetahuan sangatlah diperlukan karena dengan adanya ilmu dan keterampilan anak akan mudah hidup mandiri dan mampu membangun diri sendiri, karena zaman sekarang sangat diperlukan keterampilan untuk menyonsong masa depan yang lebih baik. Seperti yang diungkapkan oleh Ahmad Sabri “mengajar adalah meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi” <a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn2">[2]</a> <br /><br />Keberhasilan anak didik merupakan objek atau sasaran yang paling utama bagi guru dalam proses pembelajaran selain dari pada tugas orang tua dirumah sebagai lembaga pendidikan yang pertama. Keberhasilan suatu pembelajaran yang hakiki tidak hanya terkait dengan ilmu pengetahuan yang bersifat duniawi akan tetapi harus adanya keterpaduan antara pengetahuan umum dan pengetahuan agama , yang tujuannya tidak lain agar pengamalan ilmu tersebut dapat mensejahterakan masyarakat pada umumnya. Dengan kata lain guru tidak hanya mengharapkan upah bulanan dari pemerintah akan tetapi harus adanya kesadaran bahwa mengajar ilmu pengetahuan itu merupakan tugas yang mulia dari Allah SWT. <br /><br /><b>3. Mengembangkan kepribadian anak </b><br /><br />didalam kehidupan proses interaksi tidak bisa terlepas dari setiap individu anak didik, itu artinya anak akan bergaul dengan orang lain. Hal ini kita jumpai dalam kehidupan bermasyarakat yang tentunya pasti adanya perbedaan dari sisi sifat, kemauan, serta keinginan yang berbeda antara yang satu dengan yang lain yang kemauannya itu merupakan implementasi dari apa yang dinamakan kepribadian bagi setiap individu peserta didik. Secara teoritis setiap manusia dibekali dengan akal dan nafsu jadi tugas guru menurut hemat penulis salah satunya adalah mendorong dan mengembangkan serta membimbing peserta ddik kearah yang positif (kepribadian yang baik.) <br /><br />Peran guru dalam mendidik anak dilakukan secara bertahap sesuai dengan tingkat dan usia anak, peranan guru pada anak dilaksnakan secara lisan maupun dengan contoh dengan tujuan untuk membentuk dan membina prilaku anak agar memiliki kebiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari. <br /><br />Peran guru yang paling dominan dalam proses belajar mengajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: <br /><br />a. peran guru secara psikologis <br /><br />berbicara mengenai pembinaan sikap mental anak, maka bahasan tersebut memasuki ranah psikologis, sebagai guru profesiomal dituntut untuk dapat berbuat banyak hal berkaitan dengan pendidikan selain mengajar guru juga melakukan pendidikan, pembinaan terhadap anakdidiknya. Maka tidak slah jika guru berperan sebagai psikolog bagi anak didiknya. Peran guru secara psikologis, karena guru dipandang sebagai berikut: <br /><br />1. ahli psikologis pendidikan yaitu petugas dalam bidang pendidikan, yang melaksanakan tugas-tugasnya atas dasar prinsip psikologi<div><br />2. seniman dalam hubungan antara manusia (artist in human relation) yaitu orang yang membuat hubungan antar manusia untuk tujuan tetentu, dengan menggunakan teknik tertentu, khususnya dalam kegiatan pendidikan. <br /><br />3. pembentuk kelompok sebagai jalan atau jalan pendidikan. <br /><br />4. Catalytic, yaitu orang yang mempunyai pengaruh dalam menimbulkan pembaharuan sering pula peranan ini disebut sebagai inovator (pembaharu). <br /><br />5. petugas kesehatan mental (mental hygiene worker) yang bertanggung jawab terhadap pembinaan kesehatan mental khususnya kesehatan mental siswa.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn3">[3]</a> <br /><br />Perbedaan karakter yang dimiliki masing-masing anak menjadikan guru sebagai pendidik harus mampu memahami perbedaan setiap individu murid. <br /><br />Peran guru secara psikologis juga harus dapat membimbing, anak didiknya atas kelancaran proses pembentukan jati diri. Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada murid agar mereka mampu menemukan masalahnya sendiri, mengenal diri sendiri dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn4">[4]</a> Anak didik membutuhkan bantuan guru dalam mengatasi kesulitan-kesulitan pribadi, kesulitan pendidikan, kesulitan dalam hubungan sosial dan lain-lain. Oleh karenanya guru perlu memahami dengan baik tentang teknik bimbingan kelompok, penyuluhan individual, teknik evaluasi, psikologi kepribadian, psikologi belajar sehingga dapat dipahami bahwa pembimbing yang terdekat dengan anak didik adalah guru. Sebagai pembimbing dalam belajar guru diharapkan mampu untuk: <br /><br />1. mengenal dan memahami setiap siswa baik secara individu maupun kelompok.<br />2. memberikan penerangan kepada siswa mengenai hal-hal yang diperlukan dalam proses belajar.<br />3. memberikan kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan pribadinya.<br />4. membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi yang dihadapinya.<br />5. menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukannya.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn5">[5]</a> <br /><br />Berdasarkan paparan diatas dapat disimpilkan bahwa peran guru secara psikologis memang mutlak adamnya karena yang dihadapi guru adalah makhluk sosial dengan berbagai permasalahan yang muncul, serta tantangan hidup yang dihadapi anak semakin kompleks. <br /><br />b. peran guru sebagai Pembina <br /><br />peran guru sebagai Pembina pada dasarnya adalah peran guru dalam upaya membantu anak agar dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya melalui hubungan interpersonal yang akrab dan saling percaya. Salah satu peran yang dijalankan oleh guru sebagai Pembina dan untuk menjadi pembimbing yang baik guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibinanya. <br /><br />Guru berusaha membina anak agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya, membina anak agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai individu yang mandiri dan produktif. <br /><br />Agar guru dapat mengoptimalkan perannya sebagai Pembina, berikut ini beberapa hal yang perlu dipehatikan: <br /><br />1. guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Misalnya pemahaman tentang gaya dan kebiasaan belajar serta pemahaman tentang potensi dan bakat yang yang dimiliki anak, dan latar belakang kehidupannya. <br /><br />2. guru dapat memperlakukan anak sebagai individu yang unik dan memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar sesuai dengan keunikan yang dimilikinya. <br /><br />3. guru seyogyanya dapat menjalin hubungan yang akrab, penuh kehangatan dan saling percaya, termasuk didalamnya berusaha menjaga kerahasiaan data anak yang dibimbingnya, apabila data itu bersifat pribadi. <br /><br />4. guru senantiasa memberikan kesempatan kepada anak untuk mengkonsultasikan berbagai kesulitan yang dihadapi siswanya, baik ketika berada di dalam kelas maupun di luar kelas. <br /><br />5. guru sebaiknya memahami prinsip-prinsip umum konseling dan menguasai teknik-teknik dasar konseling untuk kepentingan pembimbingan anak, khususnya ketika anak mengalami kesulitan-kesulitan tertentu dalam belajarnya.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn6">[6]</a> <br /><br />Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran guru sebagai Pembina adalah menjaga, mengarahkan, dan membimbing agar anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, minat dan bakatnya. <br /><br />c. Peran guru secara pribadi <br /><br />Sebagai guru yang berkecimpung dalam pendidikan, guru harus memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Tuntutan akan kepribadian sebagai pendidik kadang-kadang dirasakan lebih berat dibangdingkan profesi lainnya. <br /><br />Ujian berat bagi guru dalam hal kepribadian ini adalah “rangsangan yang memancing emosi. Kestabilan emosi amat diperlukan namun tidak semua orang mampu menahan emosi terhadap rangsangan yang menyinggung perasaan, dan memang diakui bahwa setiap orang mempunyai tempramen yang berbeda.”<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn7">[7]</a> Guru yang mudah marah akan membuat peserta didik takut, dan ketakutan mengakibatkan kurangnya minatuntuk mengikuti pembelajaran serta rendahnya konsentrasi, karena ketakutan mengakibatkan kekuatiran untuk dimarahi dan hal ini membelokkan konsentrasi peserta didik. <br /><br />Kematangan emosi guru akan berkembang sejalan dengan pengalaman kerja, selama guru mau memanfaatkan pengalamannya. Dilihat dari segi dirinya sendiri, seorang guru berperan sebagai berikut:</div><div><br />1. petugas sosial, yaitu seorang guru harus membantu untuk kepentingan masyarakat. Dalam kegiatan-kegiatan masyarakat guru senantiasa merupakan tugas-tugas yang dapat dipercaya untuk berpartisipasi didalamnya. <br /><br />2. pelajar dan ilmuan, yaitu senantiasa terus menerus menuntut ilmu pengetahuan. <br /><br />3. orang tua, yaitu mewakili orang tua murid di sekolah dalam pendidikan anaknya. <br /><br />4. pencari teladan, yaitu senantiasa mencari teladan yang baik untuk siswa bukan untuk seluruh masyarakat. <br /><br />5. pencari keamanan, yaitu yang senantiasa mencarikan rasa aman bagi siswa.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn8">[8]</a> <br /><br />Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa seorang guru yang patut di gugu dan ditiru harus memiliki kepribadian yang baik yang selalu dapat menjadi teladan, petugas sosial dan orang tua bagi peserta didiknya. <br /><br />d. peran guru dalam proses belajar mengajar <br /><br />1. guru sebagai demonstrator <br /><br />melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar, guru hendaknya senantiasa mengusai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta senantiasa mengembangkan dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. <br /><br />2. guru sebagai pengelola kelas <br /><br />peran guru dalam mengelola kelas, hendaknya guru mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasikan. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan pendidikan <br /><br />3. Guru sebagai mediator dan fasilitator <br /><br />Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk mengefektifkan proses belajar mengajar. Guru tidak cukup hanya memiliki memiliki kterampilan memilih media pendidikan, tetapi juga harus memiliki keterampilan memilih dan mengunakan serta mengusahakan media itu dengan baik. <br /><br />Sebagai mediator gurupun menjadi perantara dalam hubungan antar manusia untuk keperluan itu guru harus terampil mempergunakan pengettahuan tentang bagaimana orang berinteraksi dan berkomunikasi. Tujuannya agar guru dapat menciptakan secara maksimal kualitas lingkungan yang interaktif. Dalam hal ini ada tiga macam kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru, yaitu mendorong berlangsungnya tingkah laku sosial yang baik, mengembangkan gaya interaksi pribadi dann menumbuhkan hubungan yang positif dengan para siswa. <br /><br />Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dari proses belajar mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah ataupun surat kabar. <br /><br />4. guru sebagai evaluator <br /><br />guru handanya menjadi evaluator yang baik, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat. <br /><br />Dengan penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran serta ketepatan atau kefektifan metode mengajar. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini merupakan umpan balik yang akandijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar selanjutnya. Dengan demikian proses belajar mengajar akan terus menerus ditingkatkan untuk memperoleh hasil yang optimal.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn9">[9]</a> <br /><br /> ....................................................<br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref1">[<i>1]</i></a><i> Saiful Bahri Djamarah (2002), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Asdi Mahasatya, hal.8 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref2">[2]</a>Ahmad Sabri (2010), Strategi belajar mengajar & Micro Teaching, Bandung:Quantum Teaching, hal.66</i></div><div><i><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref3">[3]</a> Ahmad Sabri, Strategi belajar…, hal.74 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref4">[4]</a> Oemar Hamalik (2010), Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, Cet XI, hal.124 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref5">[5]</a> Slameto (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, hal. 100 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref6">[6]</a> Depdiknas (2010), Pedoman Penilaian di Taman Kanak-kanak, Jakarta: Direktorat Pembinaan TK dan SD, hal 10-11 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref7">[7]</a> E. Mulyasa (2010), Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Cet. IX, Bandung: Remaja Rosda Karya, hal. 48. <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref8">[8]</a> Moh. Uzer Usman (2006), Menjadi Guru Profesional, Cet. 19, Bandung Remaja Rosda Karya, hal.13 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref9">[9]</a> Ahmad Sabri, Strategi belajar…, hal.68-71</i><div><div id="ftn9">
</div>
</div><span class="fullpost">
</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br />DROMEDIAhttp://www.blogger.com/profile/10038904792237343859noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-180844598435694868.post-42696817199490229862021-04-21T00:12:00.000-07:002022-04-18T09:36:02.883-07:00 Guru Pendidikan Anak Usia Dini Kompetensi Guru TK/PAUD<div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBodoDxw4zQcQUVBknZBrBGspg2mSRxjWQ8Nq1OB9AdhFYjU63vMZv4Bc7seY4IE8sT89gVSCQH-flz8YpzuAqgT2lzWXP4b5JGaDMa3mtGj70DgUzZgY9ucra_NyFDfBFPv-bh_tLK_w/s800/tips-memilih-guru-agama-menurut-islam.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="600" data-original-width="800" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhBodoDxw4zQcQUVBknZBrBGspg2mSRxjWQ8Nq1OB9AdhFYjU63vMZv4Bc7seY4IE8sT89gVSCQH-flz8YpzuAqgT2lzWXP4b5JGaDMa3mtGj70DgUzZgY9ucra_NyFDfBFPv-bh_tLK_w/w640-h480/tips-memilih-guru-agama-menurut-islam.jpeg" width="640" /></a></div><br /><b><br /></b></div><b>Pengertian Guru (Pendidik ) TK/PAUD </b><br /><br />Pendidik PAUD adalah pendidik yang bertugas di berbagai jenis layanan baik pada jalur pendidikan formal maupun non formal seperti, TK/RA, KB, TB dan bentuk lain yang sederajat. Pendidik dalam konteks ini adalah setiap orang yang melakukan bimbingan, pembinaan, dan pengasuhan terhadap anak usia dini yang diwujudkan melalui proses pembelajaran yang telah direncanakan.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn1">[1]</a> <br /><br /><b> Syarat Menjadi Tenaga Pendidik PAUD </b><br /><br />Syarat untuk menjadi tenaga pendidik (guru) PAUD di Indonesia telah diatur dalam Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Dalam Permendiknas tersebut dijelaskan bahwa untuk menjadi tenaga pendidik PAUD seseorang harus memiliki kualifikasi akademik minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi. Guru juga merupakan sosok pendidik yang mampu untuk menjadi panutan dan selalu memberikan keteladan, yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didiknya.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn2">[2]</a> <br /><br /><b>Kompetensi Guru TK/PAUD </b><br /><br />Selain memenuhi syarat kualifikasi akademik sebagaimana yang disebutkan diatas, seorang guru TK/PAUD wajib pula memiliki kompetensi-kompetensi sebagai pendidik anak usia dini. Kompetensi ini sebagai tolak ukur kemampuan seseorang dalam melakukan proses pembelajaran. Adapun macam-macam kompetensi yang harus dimiliki guru TK/PAUD adalah sebagai berikut: <br /><br />a. Kompetensi pedagogi, yaitu: kemampuan mengelola pembelajaran siswa yang meliputi pemahaman terhadap siswa yang meliputi pemahaman terhadap siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasilbelajar dan pengembangan siswa untuk mengaktalisasikan potensi yang dimilikinya.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn3">[3]</a> <br /><br />Adapun kompetensinya sebagai berikut: <br /><br />1. Memahami karakteristik peserta didik usia TK/PAUD yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial emosional, moral, dan latar belakang sosial-budaya. <br /><br />2. Mengidentifikasikan potensi (kemampuan) awal peserta didik usia TK/PAUD dalam berbagai bidang pengembangan. <br /><br />3. Mengidentifikasi kesulitan peserta didik usia TK/PAUD dalam berbagai bidang pengembangan. <br /><br />4. Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip bermain sambil belajar yang mendidik terkait dengan berbagai bidang pengembangan di TK/PAUD. <br /><br />5. Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik bermain sambil belajar yang bersifat holistic, otentik, dan bermakna, yang terkait dengan berbagai bidang pengembangan kurikulum. <br /><br />6. Menentukan tujuan kegiatan pengembangan yang mendidik. <br /><br />7. Menentukan kegiatan bermain sambil belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pengembangan. <br /><br />8. Memilih materi kegiatan pengembangan yang mendidik yaitu kegiatan bermain sambil belajar sesuai dengan tujuan pengembangan. <br /><br />9. Menyusun rencana semester, mingguan dan harian dalam berbagai kegiatan pengembangan di TK/PAUD <br /><br />10. Mengembangkan indicator dan instrument penilaian. <br /><br />11. Memahami prinsip-prinsip perancangan kegiatan pengembangan yang mendidik dan menyenangkan. <br /><br />12. Mengembangkan komponen-komponen rancangan kegiatanpengembangan yang mendidik dan menyenangkan. <br /><br />13. Menyusun rancangan kegiatan pengembangan yang mendidik yang lengkap baik untuk kegiatan didalam kelas maupun di luar kelas. <br /><br />14. Menerapkan kegiatan bermain yang bersifat holistic, otentik dan bermakna. <br /><br />15. Menciptakan suasana bermain yang menyenangkan, inklusif dan demikratis. <br /><br />16. Memanfaatkan media dan sumber belajar yang sesuai dengan pendekatan bermain sambil belajar. <br /><br />17. Menerapkan tahapan bermain anak dalm kegiatanpengembangan di TK/PAUD <br /><br />18. Mengambil keputusan transaksional dalam kegiatan pengembangan di TK/PAUD sesuai dengan situasi yang berkembang. <br /><br />19. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kualitas kegiatan pengembangan yang mendidik. <br /><br />20. Menyediakan berbagai kegiatan bermain sambil belajar untk mendorong peserta didik mengembangkan potensinya secara optimal termasuk kreativitasnya. <br /><br />21. Memahami berbagai strategi komunikasi yang efektif, empatik dan santun, baik secara lisan maupun tulisan. <br /><br />22. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi pembelajaran yang terbangun secara siklikal . <br /><br />23. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. <br /><br />24. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar. <br /><br />25. Menggunakan informasi hasil untuk penilaian dan evaluasi untuk pemangku kepentingan. <br /><br />26. Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. <br /><br />27. melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn4">[4]</a> <br /><br /><br />b. Kompetensi kepribadian, yaitu: kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa dan arif, dan berwibawa yang akan menjadi teladan bagi peserta didik serta berakhlak mulia. <br /><br />Adapun kompetensinya sebagai berikut: <br /><br />1. Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender. <br /><br />2. Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hokum dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan nasional Indonesia yang beragam. <br /><br />3. Berprilaku jujur, tegas, dan manusiawi. Berprilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia. <br /><br />4. Berprilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat disekitarnya. <br /><br />5. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil. <br /><br />6. Menampilakan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif dan berwibawa. <br /><br />7. Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi. <br /><br />8. Bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri. <br /><br />9. Bekerja mandiri secara profesional. <br /><br />10. Memahami kode etik profesi guru. <br /><br />11. Berprilaku sesuai kode etik guru.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn5">[5]</a> <br /><br />c. Kompetensi sosial, yaitu: kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif diantara peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. <br /><br />Adapun kompetensinya sebagai berikut: <br /><br />1. Bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik dan teman sejawat, dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran. <br /><br />2. Tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi. <br /><br />3. Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif <br /><br />4. Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun, empatik dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik. <br /><br />5. Mengikut sertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik. <br /><br />6. Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka meningkatkan efektifitas secagai pendidik, termasuk memahami bahasa daerah setempat. <br /><br />7. Melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang bersangkutan. <br /><br />8. Berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. <br /><br />9. Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn6">[6]</a> <br /><br />d. Kompetensi professional, yaitu: penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam sehingga guru dapat membimbing siswamemenuhi secara standar kompetensi yang ditetapkan. <br /><br />Adapun kompetensinya sebagai berikut: <br /><br />1. Menguasai konsep dasar matematika, sains, bahasa, pengetahuan sosial, agama, seni, pendidikan jasmani, kesehatan, dan gizi sebagai sarana pengembangan untuk setiap bidang pengembangan TK/PAUD <br /><br />2. Menguasai berbagai macam alat permainan untuk mengembangkan aspek fisik kognitif, sosial-emosional, nilai moral, sosial budaya, dan bahasa anak TK/PAUD. <br /><br />3. Menguasai berbagai permainan anak. <br /><br />4. Memahami kemampuan anak TK/PAUD dalam setiap bidang pengembangan. <br /><br />5. Memahami kemajuan anak didik dalam setiap bidang pengembangan di TK/ PAUD. <br /><br />6. Memahami tujuan setiap kegiatan pengembangan. <br /><br />7. Memilih materi bidang pengembangan yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. <br /><br />8. Mengolah materi bidang pengembangan secara kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. <br /><br />9. Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus menerus. <br /><br />10. Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan. <br /><br />11. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan. <br /><br />12. Mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber. <br /><br />13. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi. <br /><br />14. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftn7">[7]</a> <br /><br />......................................................<br /><br /><i><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref1">[1]</a> Muhammad Fadlillah (2012), Desain Pembelajaran PAUD Tinjauan Teoritik dan Praktik, Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, hal.80 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref2">[2]</a> Windisyah Putra (2014), Menghadirkan Lembaga PAUD Ideal di Indonesia, Takengon: Media Utama, hal.92 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref3">[3]</a>Muhammad Fadlillah, Desain Pembelajaran…, hal.87 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref4">[4]</a> Muhammad Fadlillah, Desain Pembelajaran…, hal.91-93 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref5">[5]</a>Muhammad Fadlillah, Desain Pembelajaran…, hal. 93-94 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref6">[6]</a>Muhammad Fadlillah, Desain Pembelajaran…, 94-95 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/skripsi/BAB%20II.doc#_ftnref7">[7]</a> Muhammad Fadlillah, Desain Pembelajaran…, hal.95-95</i><div><div id="ftn7">
</div>
</div><span class="fullpost">
</span>DROMEDIAhttp://www.blogger.com/profile/10038904792237343859noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-180844598435694868.post-31565264373379326522021-04-20T00:06:00.001-07:002022-04-18T09:36:26.133-07:00Taman Kanak-kanak (TK) dan Proses Pembelajaran<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivCO2Y8XF6dBJ1zjTyRaPV1cNnyoRBS0d35T5tkNG_6Tu0RrQ7NE7bnqqxrbLpuTOjQC-V4TUjzIbA4rlRMtNzFl9jgfMuNS6lDyvolzAv99qIS8I3rP7kHDxqlt6hLvjBJxRe4AKZIxo/s800/Kecerdasan+Interpersonal+Pada+Anak+Usia+Dini.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="539" data-original-width="800" height="432" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivCO2Y8XF6dBJ1zjTyRaPV1cNnyoRBS0d35T5tkNG_6Tu0RrQ7NE7bnqqxrbLpuTOjQC-V4TUjzIbA4rlRMtNzFl9jgfMuNS6lDyvolzAv99qIS8I3rP7kHDxqlt6hLvjBJxRe4AKZIxo/w640-h432/Kecerdasan+Interpersonal+Pada+Anak+Usia+Dini.jpg" width="640" /></a><br /><br />Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu pendidikan anak usia dini jalur formal yang memberikan layanan pendidikan untuk anak usia 4-6, yang tujuannya untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak agar siap memasuki pendidikan lebih lanjut. Menurut Peraturan Menteri Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini Formal meliputi lima aspek perkembangan yaitu aspek nilai-nilai moral agama, fisik, bahasa, sosial, emosional dan kognitif. <br /><br />Pendidikan di TK perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak yang meliputi kognitif, bahasa, emosi, fisik dan motorik. Tujuan lain dari pendidikan TK adalah membantu anak didik meletakkan dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan dan daya cipta yang diperlukan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/proposal/proposal%20baru/congklak.docx#_ftn1">[1]</a> <br /><br />Proses pembelajaran anak-anak yang aktif dan secara langsung mengambil pengetahuan melalui lingkungan fisik dan sosial maupun budaya untuk membangun pemahamannya sendiri tentang lingkungan sekitarnya. Pengalaman yang diperoleh anak dari lingkungan fisik, sosial dan budaya memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi perkembangan anak. Proses belajar mengajar akan senantiasa merupakan interaksi antara dua unsur manusiawi, yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar dengan siswa sebagai subjek pokoknya.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/proposal/proposal%20baru/congklak.docx#_ftn2">[2]</a> Interaksi anak merupakan kemampuan keterampilan sosial yang sangat penting untuk anak, hal ini akan menjadi bekal saat anak memasuki dunia pergaulan yang lebih luas, dimana pengaruh teman-teman dan lingkungan sosial akan mempengaruhi kehidupannya. Kurangnya keterampilan keterampilan interaksi dan kemampuan kerjasama akan menyebabkan rasa rendah diri, kenakalan, dan dijauhi dalam pergaulan. Anak harus diajarkan memiliki keterampilan sosial dan kerjasama sejak usia dini, yang bisa di dapat dari lingkungan keluarga, masyarakat dan lingkungan sekolah. <br /><br />Kemampuan interaksi yang baik sangat diperlukan dalam mengembangkan karakter anak. Lingkungan disekitar anak merupakan wadah bagi anak untuk belajar berinteraksi dengan orang lain, kerjasama antar individu, tumbuh menjadi dewasa melalui pergaulan yang sangat mempengaruhi tingkah laku dan sikap anak. Dengan kemampuan interaksi yang baik, anak dapat bersosialisasi dengan baik sehingga dapat mencapai perkembangan diri yang optimal dalam lingkungan sosialnya. <br /><br />Salah satu cara untuk mengasah kemampuan interaksi pada anak usia dini adalah melalui permainan. Salah satu permainan yang dapat meningkatkan interaksi anak adalah ini adalah permainan congklak. Permainan Congklak adalah permainan yang telah ada sejak zaman dahulu dan diwariskan turun temurun, dimainkan oleh dua orang dengan menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan dua buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak. <br /><br />Permainan tradisional congklak merupakan permainan yang menitik-beratkan pada penguasaan berhitung. Permainan ini memiliki beberapa peranan, diantaranya adalah untuk melatih keterampilan berhitung anak dan motorik halus dan melatih interaksi antara anak di dalam permainan misalnya anak dituntut untuk bersabar ketika menunggu giliran temannya bermain. <br /><br /> <br /> ............................................................<br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/proposal/proposal%20baru/congklak.docx#_ftnref1">[1]</a> <a href="http://membumikan-pendidikan.blogspot.com/2015/04/pengembangan-program-pembelajaran-taman.html">http://membumikan-pendidikan.blogspot.com/2015/04/pengembangan-program-pembelajaran-taman.html</a>, di akses pada 1 Juli 2015, pukul 14.30WIB <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/8.ULFAH_congklak%20interaksi/proposal/proposal%20baru/congklak.docx#_ftnref2">[2]</a> Sardiman A.M. (2014), Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajagrafindo Persada, cet.II, hal.14<div><div id="ftn2">
</div>
</div><span class="fullpost">
</span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br />DROMEDIAhttp://www.blogger.com/profile/10038904792237343859noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-180844598435694868.post-36557861975767304452021-04-20T00:04:00.001-07:002022-04-18T09:36:49.159-07:00Tugas-Tugas Perkembangan Masa Anak-anak<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivCO2Y8XF6dBJ1zjTyRaPV1cNnyoRBS0d35T5tkNG_6Tu0RrQ7NE7bnqqxrbLpuTOjQC-V4TUjzIbA4rlRMtNzFl9jgfMuNS6lDyvolzAv99qIS8I3rP7kHDxqlt6hLvjBJxRe4AKZIxo/s800/Kecerdasan+Interpersonal+Pada+Anak+Usia+Dini.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="539" data-original-width="800" height="432" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivCO2Y8XF6dBJ1zjTyRaPV1cNnyoRBS0d35T5tkNG_6Tu0RrQ7NE7bnqqxrbLpuTOjQC-V4TUjzIbA4rlRMtNzFl9jgfMuNS6lDyvolzAv99qIS8I3rP7kHDxqlt6hLvjBJxRe4AKZIxo/w640-h432/Kecerdasan+Interpersonal+Pada+Anak+Usia+Dini.jpg" width="640" /></a></div><br /><div><br /></div>Untuk meletakan dasar perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta anak didik, guru perlu harus memahami kemampuan-kemampuan apa yang mesti dikuasai anak didik, perkembangan tahap awal masa kanak-kanak yang harus diselesaikan. Tugas perkembangan merupakan tugas-tugas secara umum yang harus dikuasai anak pada usia tertentu agar dapat hidup bahagia dan mampu menyelesakan tugas-tugas perkembangan berikutnya. Tugas tugas perkembangan masa kanak-kanak yang harus dijalani adalah sebagai berikut:<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/7.%20SITI%20FATIMAH_/skripsi/BAB%20II%20oce.doc#_ftn1">[1]</a> <br /><br />a. Berkembang menjadi pribadi yang mandiri, yaitu berkembang menjadi pribadi yang bertanggung jawab untuk melayani dan memenuhi kebutuhan sendiri pada tingkat kemandirian yang sesuai dengan tingkat usia Taman Kanak-kanak. <br /><br />b. Belajar memberi, berbagi dan memperoleh kasih sayang, yaitu kemampung saling memberi dan berbagi kasih sayang antara anak yang satu dengan anak yang lain untuk dapat hidup bermasyarakat secara aman dan bahagai dalam lingkungan baru di sekolah. <br /><br />c. Belajar bergaul dengan anak lain, mengembangkan berhubungan dengan anak lain yang dapat menghasilkan dampak tanggapan positif dari anak lain dalam lingkungan sekolah yang lebih luas daripada lingkungan keluarga. <br /><br />d. Mengembangkan pengendalian diri, yakni belajar untuk bertingkah laku sesuai dengan tuntutan masyarakat. Anak belajar untuk memahami setiap perbuatan itu memiliki konsekwensi atau akibat . apabila anak memahami hal tersebut maka ia akan selalu berusaha untuk memenuhi apa yang ingin ia lakukan sesuai dengan tingkah laku yang dapat diterima oleh masyarakatnya, begitu dalam lingkungan sekolah. <br /><br />e. Belajar bermacam-macam peran orang dalam masyarakat, yaitu anak belajar bahwa di dalam masyarakat itu ada pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan orang-orang tertentu menghasilkan jasa layanan pada orang lain dan hasil yang dapat memenuhi kebutuhan orang lain.Contohnya pekerjaan-pekerjaan yang memberikan jasa layanan kepada orang lain, dokter mengobati orang sakit, pak becak mengantarkan anak kesekolah, tukang batu membangun rumah dan sebagainya, sedangkan contoh pekerjaan yang memberikan hasil yang dapat memenuhi kebutuhan orang lan: pak tani mengerjakan sawah untuk menghasilkan padi, juru masak menghasilkan masakan untuk dimakan orang lain dan sebagainya. <br /><br />f. Belajar untuk mengenal tubuh masing-masing, yakni mengenal panca indra yang dimiliki, anggota tubuh yang dimiliki dan kegunaannya dalam memperoleh pengetahuan dan dalam kaitan kegiatan makan, melakukan kebersihan dan memelihara kesehatan serta kegiatan-kegiatan yang lain. <br /><br />g. Belajar menguasai keterampilan motork halus dan kasar, maksudnya adalah anak belajar mengkoordinasi otot-otot halus untuk melakukan pekerjaan menggambar, melipat, menggunting, membentuk dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan yang memerlukan koordinasi otot kasar misalnya berlari, meloncat, menendang, menangkap bola dan sebagainya. <br /><br />h. Belajar mengenal lingkungan fisik dan mengendalikan adalah merupakan pengenalan terhadap ciri-ciri benda yang ada disekitarnya, membandingkan ciri benda satu dengan yang lain. Menggolong-golongkan benda-benda tersebut. Contoh mengenal ciri benda: mengenal bentuk ukuran dan warna lainnya. Membandingkan antara benda yang satu dengan yang lainnya berdasarkan bentuk dan warnanya. Dalam menggolong-golongkan benda dapat menggolongkan berdasarkan bentuk dan warnanya. Untuk dapat menggunakan secara tepat benda-benda tersebut anak mendasarkan pada ciri-ciri yang dimiliki benda tersebut. <br /><br />i. Belajar menguasai kata-kata baru untuk memahami orang anak atau orang lain, maksudnya belajar kata-kata baru dalam kaitan benda-benda yang ada disekitarnya: namanya, ciri-cirinya, kegunaannya dan sebagainya dari percakapan dengan anak atau orang lain. <br /><br />j. Mengembangkan perasaan positif dalam berhubungan dengan lingkungan, yaitu mengembangkan perasaan kasih sayang terhadap benda-benda yang ada di sekitarnya atau dengan anak-anak atau orang-orang disekitarnya.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/7.%20SITI%20FATIMAH_/skripsi/BAB%20II%20oce.doc#_ftn2">[2]</a> <br /><br /> Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa, penguasaan guru sebagai tenaga pendidik harus mempunyai wawasan tentang tugas perkembangan anak didiknya. Pengetahuan dan wawasan ini akan sangat membantu dalam perencaan pembelajaran dan juga dalam proses belajar, yang pada gilirannya akan akan sangat bermanfaat bagi anak agar anak dapat menjalani hidup dalam masa kanak- kanaknya dan menyiapkan diri untuk menjadi orang dewasa kelak.<div> <br />..................................................................<br /><i><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/7.%20SITI%20FATIMAH_/skripsi/BAB%20II%20oce.doc#_ftnref1">[1]</a> Moeslichatoen (1999) Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak Jakarta: Rineka Cipta, hal 4-5 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/7.%20SITI%20FATIMAH_/skripsi/BAB%20II%20oce.doc#_ftnref2">[2]</a> Moeslichatoen, Metode Pengajaran......., hal 4-5</i><div><div id="ftn2">
</div>
</div><span class="fullpost">
</span></div>DROMEDIAhttp://www.blogger.com/profile/10038904792237343859noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-180844598435694868.post-46652424638028268912021-04-19T00:00:00.001-07:002022-04-18T09:37:06.261-07:00Karakteristik Anak Usia Dini dan Karateristik Perkembangan Anak Masa Kanak-Kanak<div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivCO2Y8XF6dBJ1zjTyRaPV1cNnyoRBS0d35T5tkNG_6Tu0RrQ7NE7bnqqxrbLpuTOjQC-V4TUjzIbA4rlRMtNzFl9jgfMuNS6lDyvolzAv99qIS8I3rP7kHDxqlt6hLvjBJxRe4AKZIxo/s800/Kecerdasan+Interpersonal+Pada+Anak+Usia+Dini.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="539" data-original-width="800" height="432" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivCO2Y8XF6dBJ1zjTyRaPV1cNnyoRBS0d35T5tkNG_6Tu0RrQ7NE7bnqqxrbLpuTOjQC-V4TUjzIbA4rlRMtNzFl9jgfMuNS6lDyvolzAv99qIS8I3rP7kHDxqlt6hLvjBJxRe4AKZIxo/w640-h432/Kecerdasan+Interpersonal+Pada+Anak+Usia+Dini.jpg" width="640" /></a></div><br /><b><br /></b></div><b>Karakteristik Anak Usia Dini </b><br /><br />Berikut ini adalah beberapa karakteristik anak usia dini menurut berbagai pendapat: <br /><br />a. Unik, yaitu sifat anak itu berbeda satu sama lain. Anak memiliki bawaan, minat, kapabilitas dan latar belakang kehidupan masing-masing <br /><br />b. Egosentris, yaitu anak lebih cendrung melihat dan memahami sesuatu dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri. Bagi anak sesuatu itu sepanjang hal tersebut berkaitan dengan dirinya <br /><br />c. Aktif dan energik, yaitu anak lazimnya senang melakukan berbagai aktivitas. Selama terjaga dari tidu, anak seolah-olah tidak pernah lelah, tidak pernah bosan, dan tidak pernah berhenti dari aktivitasnya. Terlebih lagi kalau anak dihadapkan pada aktivitas yang baru. <br /><br />d. Rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal. Yaitu anak cendrung memerhatikan, membicarakan, dan mempertanyakan berbagai hal yang sempat dilihat dan didengarnya terutama terhadap hal-hal baru <br /><br />e. Eksploratif dan berjiwa petualang, yaitu anak terdorong oleh rasa ingin tahu yang kuat dan senang menjelajah, mencoba dan mempelajari hal-hal yang baru. <br /><br />f. Spontan, yaitu prilaku yang ditampilkan anak umumnya relative asli dan tidak ditutup-tutupi sehingga merefleksikan apa yang ada dalam perasaan dan pikirannya. <br /><br />g. Senang dan kaya fantasi, yaitu anak senang dengan hal-hal yang imajinatif. Anak tidak saja senang dengan cerita-cerita khayal yang disampaikan oleh orang lain, tetapi juga ia sendiri juga senang bercerita kepada orang lain. <br /><br />h. Masih mudah frustasi, yaitu anak masih mudah kecewa bila menghadapi sesuatu yang tidak memuaskan. Ia mudah menangis dan marah bila keinginannya tidak terpenuhi. <br /><br />i. Masih kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu, yaitu anak masih kurang memiliki pertimbangan yang matang termasuk berkenaan dengan hal-hal yang mambahayakannya. <br /><br />j. Daya perhatian yang pendek, yaitu anak lazimnya memiliki daya perhatian yang pendek, kecuali terhadap hal-hal yang secara instrinsik menarik dan menyenangkan. <br /><br />k. Bergairah untuk belajar dan banyak belajar dari pengalaman yaitu anak melakukan banyak aktivitas yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku pada dirinya.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/7.%20SITI%20FATIMAH_/skripsi/BAB%20II%20oce.doc#_ftn1">[1]</a> <br /><br />l. Semakin menunjukkan minat terhadap teman, yaitu anak mulai menunjukkan untuk bekerjasama dan berhubungan dengan temannya. <br /><br />Selain karakteristik-kateristik diatas, karakteristik lainya yang tak kalah penting dan patut dipahami oleh setiap orang tua maupun peneliti adalah anak suka meniri dan bermain. <br /><br />Terkait dengan penelitian ini pengetahuan tentang karakteristik anak usia dini ini dibutuhkan untuk meningkatkan minat baca permulaan anak melalui perpustakaan mini. <br /><br /><div><b>Karateristik Perkembangan Anak Masa Kanak-Kanak </b><br /><br />Karakteristik perkembangan anak usia dini terutama pada usia prasekolah (TK/RA) adalah sebagai berikut: <br /><br />a. Perkembangan jasmani (fisik motorik) <br /><br />Perkembangan fisik dan motorik mengikuti pola perkembangan yang sama, yatu hukum cephalocaudal dan hukum proximodistal. Oleh karena itu,perkembangan fisik dan motorik anak dapat diramalkan, apakah normal ataukah mengalami hambatan. Meskipun mengikuti pola yang sama, akan tetapi adaperbedaan laju perkembangan antara anak yang satu dengan anak yang lain. <br /><br />Perkembangan motorik bergantung pada kematangan otot dan saraf. Oleh karena itu, anak akan sulit menunjukkan suatu keterampilan motorik tertentu bila yang bersangkutan belum mengalami kemtangan. Masakanak-kanak merupakan saat yang tepat untukmengajarkan anak tentang berbagai keterampilan motorik. <br /><br />Terdapat berbagai cara anak belajar keterampilan motorik yaitu trial dan error, meniru dan pelatihan yang memberikan hasil berbeda. Maka dari itu diperlukan perhatian yang besar terhadap metode/cara yang digunakan anak untuk belajar keterampilan motorik. Secara langsung atau tidak langsung perkembangan fisik dan motorik dan motorik anak akan mempengaruhikonsep diri dan prilaku sehari-hari. <br /><br />b. Perkembangan kognitif <br /><br />Perkembangan kgnitif yang memungkinkan pembentukan pengertian, berkembang dalam empat tahap yaitu tahap sensori motor (0-24 bulan), tahap pra operasional (24 bulan-7 tahun), tahap operasional konkret (7-11tahun). Tahap-tahap ini merupakan pola perkembangan kognitif yang berkesinambungan yang akan dilalui oleh semua orang. Oleh karenaitu perkembangan kognitif seseorang dapat diramalkan. <br /><br />Tahap pra-operasional merupakan tahap perkembangan kognitif anak usia prasekolah. Yang berciri adanya penguasaan bahasa, kemampuan menggunanakan simbol, meniru sekalipun cara berpikirnya sangat egosentris, memusat, dan tidak bisa dibalik. Percepatan perkembangan kognitif terjadi pada lima tahun pertama dalam kehidupan anak, kemudian melambat, dan akhirnya konstan di saat akhir masa remaja <br /><br />c. Perkembangan Berbicara <br /><br />Berbicara merupakan keterampilan mental motorik. Bicara tidak hanya melibatkan koordinasi kumpulan otot mekanisme suara yang berbeda, tetapi jugamempunyai aspek mental yakni kemampuan mengaitkan arti dengan bunyi yang dihasilkan. Jadi sebelum anak cukup mendapat mengendalikan mekanisme otot syaraf untuk menimbulkan bunyi yang jelas, berbeda dan terkendali, ungkapan suara hanya merupakan bunyi artikulasi. Lebih lanjut sebelum mereka mampu mengaitkan arti dengan bunyi yang dikendalikan itu pembicaraan mereka hanya “membeo” karenakekurangan unsur mental dari makna yang dimaksudkan. <br /><br />Pola perkembangan bicara sejalan dengan perkembangan motorik dan perkembangan mental. Setiap orangaklan mengikuti pola yang sama, tetapi dengan laju perkembangan yang berbeda-beda dan dengan kualitas bicara yang berbeda pula. Bicara merupakan alat komunikasi.sekalipun pada masa awal kanak-kanak tidak semua bicara digunakan untuk berkomunikasi. Bicara merupakan bentuk komunikasi yang paling efektif,penggunaannya paling luas dan paling penting. Isi bicara diklasifikasikan dalam dua golongan besar, yaitu bicara yang berpusat pada diri sendiri (egosentris) dan bicara yang berpusat pada orang lain (sosialisasi). Pada masa awal kanak-kanak isi bicara banyak berpusat pada diri sendiri.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/7.%20SITI%20FATIMAH_/skripsi/BAB%20II%20oce.doc#_ftn2">[2]</a> <br /><br />d. Perkembangan emosi <br /><br />Emosi anak kecil berbeda dengan emosi anak yang lebih tua atau orang dewasa. Faktor kematangan dalam belajar memiliki peran penting dalamperkembangan emosi, akan tetapi faktorbelajar mengajar merupakan faktor yang dapat dikendalikan. Dengan demikian pengendalian pola belajar adalah positif dan merupakan tindakan preventif. Metode belajar yang menunjang perkembangan emosi adalah trial and error, meniru pengondisian dan pelatihan. Metode belajar yang digunakan anak dapat mempengaruhi perkembangan emosinya, termasuk penyesuaian pribadi dan sosialnya. Oleh karena itu sering dikatakan awal masa kanak-kanak merupakan priode kritis bagi perkembangan emosi anak. Ciri khas emosinya bersifat sementara labil, emosi dapat diketahui melalui prilaku anak.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/7.%20SITI%20FATIMAH_/skripsi/BAB%20II%20oce.doc#_ftn3">[3]</a> <br /><br />e. Perkembangan sosial <br /><br />Pada semua tingkatan usia, kelompok sosia memberi pengruh yang kuat pada masa anak-anak dan masa remaja awal. Oleh karena itu pengalaman sosial awal menyenangkan atau tidak menyenangkan baik berupa hubungan dengan anggota keluarga atau orang-orang diluar keluarga. <br /><br />Masa prasekolah disebut juga usia pra gang, karena pada saat ini anak belajar menyesuaikan diri dengan kelompk teman sebaya dan mengembangkan pola prilaku yang sesuai dengan harapan sosial. Salah satu keuntungan pendidikan prasekolah yaitu dapat memberi pengalaman sosial dibawah bimbingan guru yang terlatih, yang membantu mengembangkan hubungan sosial yang menyenangkan. <br /><br /> ..................................<br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/7.%20SITI%20FATIMAH_/skripsi/BAB%20II%20oce.doc#_ftnref1">[1]</a>Syamsu Yusuf L.N dan Nani M Sugandhi (2013),Perkembangan Peserta Didik,cet. IV Jakarta: Rajawali Press, hal 48-50 <br /> <br /><br /><br /><br /><div><div id="ftn3">
</div>
</div><span class="fullpost">
</span></div>DROMEDIAhttp://www.blogger.com/profile/10038904792237343859noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-180844598435694868.post-58705861796990957572021-04-18T23:56:00.001-07:002022-04-18T09:37:26.376-07:00 TK dan Karakteristiknya<div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhX6p36hzZXrclf-qXjyqjlCasyNw4WXu0LlJwXXNYp0LZQpwCqewpNJ3bKD8xuUd4fZFW5p4aW6MAgXdsRo5BNK2r7il_bK72cuA7Wp9MY1ea3r22S4LPIbefQV8zKYDBIwUEo9fKFdKo/s780/manfaat-pendidikan-anak-usia-dini-paud-bagi-si-kecil_1510627359-b.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="440" data-original-width="780" height="362" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhX6p36hzZXrclf-qXjyqjlCasyNw4WXu0LlJwXXNYp0LZQpwCqewpNJ3bKD8xuUd4fZFW5p4aW6MAgXdsRo5BNK2r7il_bK72cuA7Wp9MY1ea3r22S4LPIbefQV8zKYDBIwUEo9fKFdKo/w640-h362/manfaat-pendidikan-anak-usia-dini-paud-bagi-si-kecil_1510627359-b.jpg" width="640" /></a></div><br /><b><br /></b></div><b>Pengertian Anak Usia Dini/TK </b><br /><br />Usia dini adalah masa yang sangat potensial bagi anak-anak. Masa yang berlangsung dibawah 7 tahun itu adalah era keemasan bagi tumbuh kembangnya potensi dan keunikan yang dimiliki oleh anak-anak. Tidak ada masa yang lebih peka selain pada masa anak-anak. Masa ini diibarat dengan pondasi untuk membangun rancangan masa depan anak yang baik. <br /><br /> Anak usia dini adalah anak yang berada dalam rentang 0-8 tahun. Anak usia dini merupakan kelompok yang sedang berada dalam prinsip pendidikan anak usia dini adalah individu unik yang memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik, kognitif, social emosional, kreatifitas, bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut. <br /><br />Dalam pasal 28 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20/2003 ayat 1, disebutkan bahwa anak yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk dalam rentang usia 0-6 tahun. <br /><br />Anak usia dini adalah anak yang berkisar antara usia 0-6 tahun yang memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa sehingga muncul berbagai keunikan pada dirinya.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/7.%20SITI%20FATIMAH_/skripsi/BAB%20II%20oce.doc#_ftn1">[1]</a> <br /><br />Usia dini merupakan masa perkembangan yang menentukan perkembangan masa selanjutnya. Berbagai studi yang dilakukan para ahli menyimpulkan bahwa pendidikan anak usia dini dapat memperbaiki prestasi dan meningkatkan produktivitas kerja masa dewasanya.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/7.%20SITI%20FATIMAH_/skripsi/BAB%20II%20oce.doc#_ftn2">[2]</a> <br /><br />Tidak heran apabla pendidikan anak usia dini menyita perhatian di belahan dunia. Bermula dari pertemuan Jomtien, Thaoland pada 1990 Forum itu melahirkan Deklarasi Jomtien yang berikhwal pentingnya pendidikan untuk semua dari kandungan sampai liang lahat. Ada juga deklarasi “ A World Fit For Children” di New York, Amerika Serikat pada tahun 2002. Pertemuan itu sangat menekankan untukmenyediakan pendidikan yang berkualitas bagi anak-anak. <br /><br />Dalam konsep islam himbauan dan perhatian beberapa negara untuk menyegerakan memperhatikan program pendidikan anak usia dini bukanlah hal baru. Jauh sebelum deklarasi itu diproklamirkan dan penelitian itu dilakukan,konsep pendidikan Islam sudah sejak awal menganggap penting untuk pendidikan anak usia dini. Lebih-lebih dalam konteks pendidikan aqidah dan ibadah dalam lingkungan keluarga. <br /><br />Allah Swt berfirman: <br /><br /><i>“hai anakku, dirikanlahsholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu temasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Dan janganlahkamumemalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlan kamu berjalan dimuka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk buruk suara adalah suara keledai.(Q.S Lukman: 17-19). </i><br /><br />Dari ayat diatas dijelaskan betapa pentingnya pendidikan usia dini terutama pendidikan karakter anak. <br /><br />Pendidikan usia dini merupakan salah satu upaya untuk merangsang berbagai potensi yang dimiliki anak supaya dapat berkembang dengan optimal.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/7.%20SITI%20FATIMAH_/skripsi/BAB%20II%20oce.doc#_ftn3">[3]</a> Sebagaimana disebutkan dalam Sisdiknas No. 20 tahun 2003 yang menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya pembnaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani agar anak memiliki kesiapan dan memasuki pendidikan lebih lanjut. <br /><br /> .....................................<br /><br /><i><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/7.%20SITI%20FATIMAH_/skripsi/BAB%20II%20oce.doc#_ftnref1">[1]</a> Muhammad Fadlillah (2012), Desain Pembelajaran PAUD,Yogyakarta: Ar-Ruzz Media hal.19 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/7.%20SITI%20FATIMAH_/skripsi/BAB%20II%20oce.doc#_ftnref2">[2]</a>Syamsu Yusuf L.N dan Nani M. Sugandhi (2013), Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Raja Grafindo, hal. 47 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/7.%20SITI%20FATIMAH_/skripsi/BAB%20II%20oce.doc#_ftnref3">[3]</a> Pendidikan karakter anak usia dini,hal.46</i><div><div id="ftn3">
</div>
</div><span class="fullpost">
</span>DROMEDIAhttp://www.blogger.com/profile/10038904792237343859noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-180844598435694868.post-41301161177254423262021-04-17T23:46:00.001-07:002022-04-18T09:37:44.038-07:00Pengertian Metode Pembiasaan, Strategi dan Teknik Pengembangan Moral Anak Usia Dini<br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivCO2Y8XF6dBJ1zjTyRaPV1cNnyoRBS0d35T5tkNG_6Tu0RrQ7NE7bnqqxrbLpuTOjQC-V4TUjzIbA4rlRMtNzFl9jgfMuNS6lDyvolzAv99qIS8I3rP7kHDxqlt6hLvjBJxRe4AKZIxo/s800/Kecerdasan+Interpersonal+Pada+Anak+Usia+Dini.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="539" data-original-width="800" height="432" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivCO2Y8XF6dBJ1zjTyRaPV1cNnyoRBS0d35T5tkNG_6Tu0RrQ7NE7bnqqxrbLpuTOjQC-V4TUjzIbA4rlRMtNzFl9jgfMuNS6lDyvolzAv99qIS8I3rP7kHDxqlt6hLvjBJxRe4AKZIxo/w640-h432/Kecerdasan+Interpersonal+Pada+Anak+Usia+Dini.jpg" width="640" /></a><br />Metode pembiasaan merupakan metode pembelajaran yang membiasakan suatu aktivitas kepada seorang anak atau peserta didik<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/7.%20SITI%20FATIMAH_/proposal/Proposal%20siti.doc#_ftn1">[1]</a>. <br /><br />Dalam hal ini, seorang anak dibiasakan melakukan perbuatan-perbuatan yang positif (baik) sehingga akan tercermin dalam kehidupan sehari-hari. <br /><br />Kelebihan metode pembiasaan dalam kegiatan pembelajaran anak usia dini yaitu menghemat tenaga dan waktu, sebab terkait dengan aspek batiniah dan lahiriah dan merupakan metode yang dianggap paling berhasil dalam pembentukan pribadi peserta didik<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/7.%20SITI%20FATIMAH_/proposal/Proposal%20siti.doc#_ftn2">[2]</a>. <br /><br /><b>Sopan Santun </b><br /><br />Sopan santun dapat diartikan sebagai perilaku seseorang yang menjunjung tinggi nilai-nilai menghormati, menghargai, tidak sombong dan berakhlak mulia. Pengertian dari sopan-santun dalam Wikipedia dijelaskan bahwa sopan santun adalah peraturan hidup yang timbul dari hasil pergaulan sekelompok itu <br /><br />Sikap sopan santun ini tidak sekedar hanya dipelajari di sekolah, namun sekolah perlu merancang mekanisme penerapan budaya sopan santun dalam kehidupan di sekolah. Disamping itu sekolah berkerjasama dengan keluarga untuk berperan membiasakan sikap sopan santun bagi anak mereka ketika di rumah dan di lingkungan sekitar. Peran orang tua di rumah dalam membiasakan sikap sopan santun bagi anaknya sangat penting mengingat sebagaian besar waktu anak lebih banyak di rumah. Di sekolah mungkin lebih pada penguatan mengenai pentingnya dan makna dari berperilaku sopan santun. Dengan demikian kerja sama yang baik antara sekolah dan orang tua anak dalam mendidik anak tidak lagi hanya sebatas pada pembagian tugas atau orang tua menyerahkan sepenuhnya kepada sekolah namun perlu ada kerja sama dalam pelaksanaan proses pendidikan itu sendiri. <br /><br /><b>Pembiasaan Sopan Santun </b><br /><br />Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabila mereka berada dilingkungan yang berkarakter pula<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/7.%20SITI%20FATIMAH_/proposal/Proposal%20siti.doc#_ftn3">[3]</a>. anak yang dibiasakan dari kecil untuk bersikap sopan santun akan lebih mudah bersosialisasi. Dia akan mudah memahami aturan-aturan yang ada di masyarakat dan mau mematuhi aturan umum tersebut. Anak pun relatif mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, supel, selalu menghargai orang lain, penuh percaya diri, dan memiliki kehidupan sosial yang baik<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/7.%20SITI%20FATIMAH_/proposal/Proposal%20siti.doc#_ftn4">[4]</a>. <br /><br />Usaha mengembangkan anak-anak agar menjadi pribadi-pribadi yang bermoral atau berkarakter baik merupakan tanggung jawab keluarga, sekolah dan seluruh komponen masyarakat <br /><br /><b>Strategi dan Teknik Pengembangan Moral Anak Usia Dini </b><br /><br />Pengembangan moral anak usia dini dilakukan agar terbentuk perilaku moral. Pembentukan perilaku moral pada anak, khususnya pada anak usia dini memerlukan perhatian serta pemahaman terhadap dasar-dasar serta berbagai kondisi yang mempengaruhi dan menentukan perilaku moral. Ada 3 strategi dalam pembentukan perilaku moral pada anak usia dini, yaitu: strategi latihan dan pembiasaan, 2. Strategi aktivitas dan bermain, dan 3. Strategi pembelajaran<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/7.%20SITI%20FATIMAH_/proposal/Proposal%20siti.doc#_ftn5">[5]</a>. <br /><br /> ....................................................................<br /> <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/7.%20SITI%20FATIMAH_/proposal/Proposal%20siti.doc#_ftnref1">[1]</a> Muhammad Fadlillah (2012), Desain Pembelajaran PAUD , Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, hal.166 <br /> <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/7.%20SITI%20FATIMAH_/proposal/Proposal%20siti.doc#_ftnref2">[2]</a>Thoifuri dalam Muhammad Fadlillah (2012), Desain Pembelajaran PAUD , Jogyakarta: Ar-Ruzz Media, hal.166 <br /> <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/7.%20SITI%20FATIMAH_/proposal/Proposal%20siti.doc#_ftnref3">[3]</a> Siti Aisyah dkk, (2007) Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka, hal.36 <br /> <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/7.%20SITI%20FATIMAH_/proposal/Proposal%20siti.doc#_ftnref4">[4]</a>Uji Ningsih, Pembudayaan Sikap Sopan Santun di Rumah dan di Sekolah Sebagai Upaya untuk Meningkatkan Karakter Siswa <br /> <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/7.%20SITI%20FATIMAH_/proposal/Proposal%20siti.doc#_ftnref5">[5]</a> Wantah, Maria J, (2005) Pengembangan Disiplin dan Pembentukan Moral pada Anak Usia Dini. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan an Ketenagaan Perguruan Tinggi, hal.109<div><div id="ftn5">
</div>
</div><span class="fullpost">
</span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br />DROMEDIAhttp://www.blogger.com/profile/10038904792237343859noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-180844598435694868.post-43364481171344973242021-04-16T22:15:00.001-07:002022-04-18T09:38:05.093-07:00Perkembangan Motorik Halus Anak dan Fungsi Pengembangan Motorik Halus serta Karakteristik Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 4-6 Tahun<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivCO2Y8XF6dBJ1zjTyRaPV1cNnyoRBS0d35T5tkNG_6Tu0RrQ7NE7bnqqxrbLpuTOjQC-V4TUjzIbA4rlRMtNzFl9jgfMuNS6lDyvolzAv99qIS8I3rP7kHDxqlt6hLvjBJxRe4AKZIxo/s800/Kecerdasan+Interpersonal+Pada+Anak+Usia+Dini.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="539" data-original-width="800" height="432" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivCO2Y8XF6dBJ1zjTyRaPV1cNnyoRBS0d35T5tkNG_6Tu0RrQ7NE7bnqqxrbLpuTOjQC-V4TUjzIbA4rlRMtNzFl9jgfMuNS6lDyvolzAv99qIS8I3rP7kHDxqlt6hLvjBJxRe4AKZIxo/w640-h432/Kecerdasan+Interpersonal+Pada+Anak+Usia+Dini.jpg" width="640" /></a><br /><b>Pengertian perkembangan motorik halus </b><br /><br />Perkembangan motorik halus Motorik halus menurut dictionary of psychology, diartikan sebagai gerakan yang dilakukan dengan menggunakan otot halus seperti menggambar, menggunting, dan melipat kertas. Keterampilan motorik halus merupakan keterampilan yang menggunakan jari - jemari, tangan, dan pergelangan dengan tepat.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftn1">[1]</a> Sumantri menyatakan bahwa “motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan menggunakan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek”.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftn2">[2]</a> Yudha dan Rudyanto mengungkapkan bahwa pengertian “motorik halus adalah kemampuan anak dalam beraktivitas dengan menggunakan otot-otot halus (kecil) seperti menulis, meremas, menggenggam, menggambar, menyusun balok dan memasukkan kelereng”.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftn3">[3]</a> Kartini Kartono menyatakan bahwa “motorik halus adalah ketangkasan, keterampilan, jari tangan dan pergelangan tangan serta penugasan terhadap otot-otot urat pada wajah”.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftn4">[4]</a> Penulis menyimpulkan bahwa motorik halus merupakan kemampuan anak mengkoordinasikan otot-otot kecil dalam melakukan aktivitas tertentu. Kemampuan anak dapat berkembang jika mendapatkan stimulasi yang tepat. Stimulasi bagi anak diberikan oleh orang tua dan guru. Orang tua memberikan stimulasi bagi anak ketika berada di rumah sedangkan guru bertanggung jawab memberikan stimulasi di sekolah melalui kegiatan pembelajaran. Untuk itu, sebagai seorang guru anak usia dini harus mampu memberikan stimulasi yang tepat disesuaikan dengan perkembangan anak. <br /><br /><b>Tujuan Pengembangan Motorik Halus </b><br /><br /> Tujuan dari melatih motorik halus adalah untuk melatih anak agar terampil dan cermat menggunakan jari-jemari dalam kehidupan sehari-hari, khususnya pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan unsur kerajinan dan keterampilan tangan.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftn5">[5]</a> Sumantri menyebutkan bahwa tujuan pengembangan ketrampilan motorik halus di usia 4-6 tahun adalah anak : <br /><br />a. Mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan. <br /><br />b. Mampu menggerakan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari jemari: seperti kesiapan menulis, menggambar, dan memanipulasi benda benda. <br /><br />c. Mampu mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan. <br /><br />d. Mampu pengendalian emosi dalam beraktivitas motorik halus.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftn6">[6]</a> <br /><br />Sejalan dengan pendapat tersebut, Yudha & Rudyanto mengemukakan tujuan pengembangan motorik halus antara lain: <br /><br />a). Mampu memfungsikan otot-otot kecil seperti gerakan jari tangan. <br /><br />b). Mampu mengkoordinasikan kecepatan tangan dengan mata. <br /><br />c). Mampu mengendalikan emosi.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftn7">[7]</a> <br /><br />Penulis menyimpulkan bahwa tujuan pengembangan motorik halus adalah, Anak mampu menggunakan otot-otot kecil dalam kegiatan pengembangan motorik halus dan Anak mampu mengkoordinasikan mata dan tangan dalam kegiatan motorik halus serta Anak mampu mengendalikan emosinya. <br /><br /><b> Fungsi Pengembangan Motorik Halus </b><br /><br /> Fungsi utama motorik ialah mengembangkan kesanggupan dan keterampilan setiap individu yang berguna untuk mempertinggi daya kerja. Dengan keterampilan motorik yang baik, tentu individu mempunyai landasan untuk menguasai tugas keterampilan yang khusus. Sumantri menyatakan bahwa “fungsi pengembangan keterampilan motorik halus adalah mendukung aspek pengembangan aspek lainnya seperti kognitif dan bahasa serta sosial karena pada hakekatnya setiap pengembangan tidak dapat terpisah satu sama lain”.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftn8">[8]</a> Yudha & Rudyanto menyebutkan fungsi dari keterampilan motorik halus yaitu: a) Sebagai alat untuk mengembangkan keterampilan gerak kedua tangan. b) Sebagai alat untuk mengembangkan koordinasi kecepatan tangan dengan gerakan mata. c) Sebagai alat untuk melatih penguasaan emosi.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftn9">[9]</a> Penulis menyimpulkan bahwa fungsi pengembangan motorik halus adalah meningkatkan keterampilan gerak kedua tangan individu dalam tugas keterampilan khusus yang mendukung aspek pengembangan lain yang meliputi kognitif, bahasa, dan sosial karena pada hakikatnya aspek pengembangan tidak dapat dipisahkan. <br /><br /><b>Karakteristik Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 4-6 Tahun </b><br /><br />Rosmala Dewi menyebutkan perkembangan motorik halus anak usia 4-6 tahun antara lain : <br />Mencontoh bentuk silang (+, x), lingkaran, bujur sangkar, dan segitiga secara bertahap. <br />Menggambar bebas dengan menggunakan pensil berwarna, krayon, arang, kapur tulis, dan sebagainya. <br />Menggunting kertas mengikuti garis lurus, lengkung, dan gelombang. <br />Melipat kertas secara horizontal, vertikal, dan diagonal menjadi bermacam-macam benda. <br />Menjiplak angka 1 s/d 5. <br />Menjahit sederhana dengan menggunakan tali sepatu, benang wol, tali rafia, dan sebagainya. <br />Menjiplak bentuk-bentuk yang telah tersedia.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftn10">[10]</a> <br /><br />Tingkat pencapaian perkembangan motorik halus anak usia 4-6 tahun berdasarkan Permendiknas No 58 Tahun 2009 antara lain : <br />Membuat garis vertikal, horizontal, lengkung kiri/kanan, dan lingkaran. <br />Menjiplak bentuk. <br />Mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan gerakan yang rumit. <br />Melakukan gerakan manipulatif untuk menghasilkan suatu bentuk dengan menggunakan berbagai media. <br />Mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media <br />Menggambar sesuai gagasannya. <br />Meniru bentuk. <br />Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan. <br />Menggunakan alat tulis dengan benar. <br />Menggunting sesuai dengan pola. <br />Menempel gambar dengan tepat. <br />Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara detail. <br /><br />Contoh pengembangan keterampilan motorik halus anak usia 4-6 tahun menurut Sumantri antara lain : <br /><br />a. Meronce;<br />b. melipat;<br />c. menggunting;<br />d. mengikat;<br />e. membentuk;<br />f. menulis awal; dan<br />g. menyusun misalnya menyusun kubus-kubus.<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftn11">[11]</a> <br /><br />Penulis menyimpulkan karakteristik perkembangan motorik halus anak usia 4-6 tahun antara lain : <br />Membuat garis vertikal, horizontal, lengkung kiri/kanan, dan lingkaran <br />Menggambar bebas dengan menggunakan pensil warna, krayon, arang, kapur tulis, dan sebagainya. <br />Menggunting kertas mengikuti garis lurus, lengkung, dan gelombang. <br />Melipat kertas secara horizontal, vertikal, dan diagonal menjadi bermacammacam benda. <br />Menjiplak angka 1 s/d 5. <br />Menjiplak bentuk. <br />Menjahit sederhana dengan menggunakan tali sepatu, benang wol, tali rafia, dan sebagainya. <br />Mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan gerakan yang rumit misalnya meronce. <br />Melakukan gerakan manipulatif untuk menghasilkan suatu bentuk dengan menggunakan berbagai media. <br />Mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan berbagai media <br />Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan. <br />Menggunakan alat tulis dengan benar. <br />Menempel gambar dengan tepat. <br /><br /> ..................................................................<br /><i><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftnref1">[1]</a>Arthur S. Reber dalam Rosmala Dewi. (2005). Berbagai Masalah Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi, hal.2</i><div><i><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftnref2">[2]</a>Sumantri. (2005). Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan Dan Ketenagaan Perguruan Tinggi, hal.143</i></div><div><i><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftnref3">[3]</a>Yudha M. Saputra dan Rudyanto. (2005). Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Keterampilan Anak Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas. Hal.118</i></div><div><i><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftnref4">[4]</a> Kartini Kartono. (1995). Psikologi Anak. Bandung: Mandar Maju, hal.83</i></div><div><i><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftnref5">[5]</a> Andang Ismail. (2006). Education Games. Yogyakarta: Pilar Media. Hal.84-85 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftnref6">[6]</a> Sumantri, Model Pengembangan…, hal.146 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftnref7">[7]</a> Yudha M. Saputra dan Rudyanto, Pembelajaran Kooperatif…, hal.115 </i><br /><br /><i><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftnref8">[8]</a> Sumantri, Model Pengembangan…, hal.146 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftnref9">[9]</a>Yudha M. Saputra dan Rudyanto, Pembelajaran Kooperatif…, hal.116 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftnref10">[10]</a> Rosmala Dewi. (2005). Berbagai Masalah Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi, hal.3-4 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftnref11">[11]</a> Sumantri, Model Pengembangan…, hal.151-152 </i><br /><br /> <div><div id="ftn11">
</div>
</div><span class="fullpost">
</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br />DROMEDIAhttp://www.blogger.com/profile/10038904792237343859noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-180844598435694868.post-7151784606935754042021-04-15T22:11:00.001-07:002022-04-18T09:38:22.513-07:00 Kreatifitas Menggambar dan Manfaatnya Bagi Anak<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2VK-0NV02ywWinCT_Ce3SMmKsrmyjl4YcJSXhIQkeIIzF81UhPhHdd9_taUy-lohYHFJPPMW0t8jLn8CSj-fybpcl1T1vO6bgmU0id003jIhNBnBZ4xegxBpw4v2WTJFPpOTHP-XdEdg/s800/Fungsi+mengenalkan+warna-warna+pada+anak.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="532" data-original-width="800" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2VK-0NV02ywWinCT_Ce3SMmKsrmyjl4YcJSXhIQkeIIzF81UhPhHdd9_taUy-lohYHFJPPMW0t8jLn8CSj-fybpcl1T1vO6bgmU0id003jIhNBnBZ4xegxBpw4v2WTJFPpOTHP-XdEdg/w640-h424/Fungsi+mengenalkan+warna-warna+pada+anak.jpg" width="640" /></a><br /><b>Pengertian kreativitas menggambar </b><br /><br />Secara umum kreativitas diartikan sebagai kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftn1">[1]</a>. Hurlock menyatakan kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya, dapat berupa kegiatan imajinatif dan sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya perangkuman<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftn2">[2]</a>. <br /><br />Dalam Departemen Pendidikan Nasional dijelaskan bila kreativitas diartikan sebagai sebuah proses yang mampu melahirkan gagasan, pemikiran, konsep, dan atau langkah-langkah baru pada diri seseorang<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftn3">[3]</a>. Jadi pada kesimpulannya kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk mencipta yang ditandai dengan orisinalitas produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya, dapat berupa kegiatan imajinatif dan sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya perangkuman. <br /><br />Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menggambar adalah membuat gambar atau melukis<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftn4">[4]</a>. DalamTarja Sudjana, Irin Tambrin, Tity Soegiarty, dan Maman Tocharman mengatakan, menggambar diartikan dengan membuat gambar. Mengandung makna bahwa menggambar merupakan membuat tiruan benda yang berupa orang, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya yang dibuat pada bidang datar dengan alat yang menghasilkan jejak yang jelas dijelaskan <br /><br />Kreativitas menggambar dalam penelitian ini yaitu kemampuan seorang anak untuk mencipta yang diungkapkan dalam kertas gambar yang perwujudannya adalah gambar dapat berupa tiruan objek, bentuk ataupun fantasi/hasil imajinasi anak yang lengkap dengan garis, bidang, warna, dan tekstur sederhana yang merupakan hasil gagasan, ide-ide kreatif, pemikiran, dan konsep asli buatan anak. Sumanto menjelaskan bahwa anak yang berada pada usia TK-SD adalah masa keemasan kreatif, yang mana anak-anak mengalami masa peka dalam perkembangan kreativitasnya<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftn5">[5]</a>. Selanjutnya menurut Lowenfeld tahap perkembangan kreativitas menggambar pada anak, yang mana hal tersebut tidak dapat dipisahkan dari perkembangan keterampilanmenggambar anak, yakni: a) masa goresan sekitar usia 2-4 tahun; b) masa pra-bagan sekitar usia 4-7 tahun; c) masa bagan/skematis sekitar usia 9-11 tahun; d) masa permulaan realism sekitar usia 9-11 tahun; dan e) masa realism semu sekitar usia 11- 13 tahun<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftn6">[6]</a>. <br /><br />Dari uraian tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, dalam perkembangan kreativitas menggambar anak PAUD yang mana hal tersebut tidak dapat dipisahkan dari bakat serta keterampilan, berada pada tahap masa goresan (usia 2-4 tahun) dan pada tahap inisiatif (usia 4-6 tahun). Pada masa awal kreativitas ini sangatlah dipengaruhi oleh sikap orang tua. Anak akan lebih bebas mengekspresikan kreativitasnya apabila orang tua mendukung anak, misalnya dengan menyediakan berbagai sarana stimulasi yang memungkinkan potensi kreatif itu muncul dan berkembang <br /><br /><b>Manfaat Menggambar bagi anak </b><br /><br />Banyak pakar mengutarakan tujuan dan fungsi menggambar bagi anak usia dini. Menurut Ade Hensuska melalui aktivitas menggambar, anak dapat menorehkan perasaan, mengungkapkan perasaan, mengungkapkan keinginan, dan menceritakan pengalaman. Selain itu dengan aktivitas menggambar juga bisa melatih kemampuan kreatif anak<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftn7">[7]</a>. <br /><br />Sumanto menyatakan bahwa tujuan aktivitas menggambar pada pendidikan anak usia dini ini dimaksudkan agar kemampuan berolah senirupa yang yang diwujudkan dengan keterampilan mengungkapkan ide, gagasan, pengalaman, pengamatan kedalam goresan garis, bentuk, dan warna sesuai alat gambar yang digunakannya<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftn8">[8]</a>. <br /><br />Dengan demikian pembelajaran menggambar yang sesuai untuk pendidikan anak usia dini adalah dengan jenis menggambar bebas, menggambar imajinatif, dan mewarnainya. <br /><br /> As’adi Muhammad mendeskripsikan bahwa kegiatan menggambar dan mewarnai memberikan banyak manfaat bagi anak usia dini, yakni: <br /><br />a. Merangsang dan membangkitkan otak kanan <br /><br />Dengan memberikan pelajaran atau pelatihan mengenai menggambar dan mewarnai, otak kanan anak akan terasah, yang akhirnya akan membuatnya mempunyai kreativitas yang tinggi. <br /><br />b. Menumbuhkan kreativitas <br /><br />Lewat menggambar, anak bisa menuangkan beragam imajinasi yang ada di kepala mereka. Lewat gambar yang dibuatnya, anak bisa menuangkan segala gagasandan pendapat-pendapat yang terpendam. Dengan demikian, tidaklah keliru jika dikatakan bahwa gambar dapat meningkatkan kreativitas anak. <br /><br />c. Membuka wawasan <br /><br />Sebagai contoh anak sedang belajar menggambar seekor kuda yang tengah merumput di kehijauan padang lapang. Dalam menggambar kuda tersebut, anak pasti akan banyak berusaha mengetahui apa saja yang ada di sekitar hewan tersebut. <br /><br />d. Lukisan, cermin kreativitas dan kecerdasan anak<a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftn9">[9]</a> <br /><br />Apapun hasil lukisan yang tertuang, merupakan hasil gagasan dan kemampuan anak. Jika anak mempunyai kreativitas dan kecerdasan yang tinggi, maka lukisan yang dihasilkannya akan baik. Tetapi jika tidak, maka lukisan akan terlihat biasa biasa saja, bahkan kualitasnya akan cenderung di bawah standar lukisan anak pada umumnya. <br />.........................................................................<br /><br /><i><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftnref1">[1]</a> Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.hal 459</i><div><i><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftnref2">[2]</a> Hurlock, E.B (1980), Perkembangan Anak Jilid II. (Alih Bahasa: Meitasari Tjandrasa), Jakarta: Penerbit Erlangga, hal. 4 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftnref3">[3]</a> Departemen Pendidikan Nasional (2008), Pengembangan Model Pembelajaran di Taman Kanak-kanak, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar, hal 9 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftnref4">[4]</a> Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar…, hal.9 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftnref5">[5]</a>Sumanto (2006), Pengembangan Kreativitas Senirupa Anak SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Ketenagaan Perguruan Tinggi, hal.59 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftnref6">[6]</a> Sumanto, Pengembangan Kreativitas …, hal 59 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftnref7">[7]</a> Ade Hensuska. (2005). Panduan Dasar Menggambar dengan Pensil untuk Anak Mudah & Menyenangkan. Tangerang: Kawan Pustaka.hal.2 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftnref8">[8]</a> Sumanto, Pengembangan Kreativitas …,hal.49 <br /><br /><a href="file:///D:/ /PROPOSAL%20DAN%20BAHAN/6.YUSNA%20DEWI/skripsi/BAB%20II%20OKE.doc#_ftnref9">[9]</a> As’adi Muhammad. (2009). Panduan Praktis Menggambar dan Mewarnai Untuk Anak. Yogyakarta: Power Books (Ihdina). hal.15-27</i><div><div id="ftn9">
</div>
</div><span class="fullpost">
</span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br />DROMEDIAhttp://www.blogger.com/profile/10038904792237343859noreply@blogger.com