1. Pengertian Perkembangan Kreativitas Anak

Setiap anak usia dini mempunyai kreativitas yang berbeda-beda karena anak memiliki karakter dan lingkungan yang berbeda . Perbedaan kreativitas yang dimiliki oleh seorang anak dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor, diantaranya faktor lingkungan. Anak-anak yang berada dilingkungan yang baik, penuh perhatian dan selalu memberi kegembiraan akan mempunyai kreativitas yang berbeda dengan anak yang berada dilingkungan yang protektif atau lingkungan yang kurang baik.

“Kreativitas dapat terwujud dimana saja dan oleh siapa saja, tidak bergantung pada usia, jenis kelamin, keadaan sosial ekonomi atau tingkat pendidikan tertentu”.[1] Sesungguhnya meningkatkan kreativitas dimiliki oleh semua orang tanpa pandang bulu, yang penting ditinjau dari segi pendidikan ialah bahwa kreativitas dan bakat dapat ditingkatkan, karena itu perlu dipupuk sejak dini. Seorang anak yang kreatif suka berkreasi. Saat anak berkreasi pada proses pembelajaran, anak tersebut akan dapat mengaktualisasikan dan mengekspresikan dirinya melalui kegiatan yang dilakukannya. Aktualisasi diri merupakan hal yang penting dalam kehidupan seseorang. Selain bermanfaat bagi dirinya sendiri dan lingkungannya, orang yang berkreasi akan mendapatkan kepuasan batin setelah melakukannya.“ Dengan kreativitas anak akan terdorong untuk mencoba bermacam cara dalam melakukan sesuatu”.[2]

Kreativitas merupakan suatu potensi pada diri seseorang, potensi itu merupakan kemampuan untuk mengeluarkan gagasan yang kreatif, gagasan-gagasan tersebut dalam bentuk ide-ide baru atau eksplorasi yang dikembangkan lalu dikombinasikan untuk menghasilkan sesuatu yang baru yang diharapkan anak lebih kreatif dan mampu berbuat sesuai dengan keinginannya melalui kegiatan yang dilakukannya.

Kreativitas akan muncul pada diri anak yang memiliki rasa ingin tahu, imajinasi dan eksplorasi. Kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (Fleksibilitas) dan kemampuan untuk mengkolaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan. Anak yang kreatif akan selalu mencari dan menemukan jawaban, dengan kata lain mereka senang memecahkan masalah.

Anak yang tinggal ditengah-tengah lingkungan masyarakat akan berinteraksi dan berpengaruh pada kehidupan dan kreativitas yang akan muncul pada anak, oleh karena itu pemupukan pengembangan kreativitas dapat terjadi karena suatu kondisi yang dapat mengembangkan potensi anak untuk menjelajah dengan ide-ide yang baru dan lebih kreatif.

Proses pembelajaran “guru berperan penting dalam pengembangan kreativitas anak. hal ini karena guru pada jenjang pendidikan pra sekolah akan dijadikan figur oleh anak-anak, apa yang dikatakan guru akan diiukuti dan dipatuhi oleh anak”.[3] Berdasarkan pendapat tersebut terlihat bahwa kreativitas mencakup segala upaya yang dilakukan oleh seseorang yang berkaitan dengan hasil pemikiran sendiri dan bersifat inovatif dan memerlukan kemampuan yang cukup besar dalam hal pengembangan imajinasi, sehingga mampu menciptakan sesuatu yang baru.

Kreativitas anak dalam menghasilkan produk atau hasil karya perlu diupayakan agar anak memiliki motivasi dan kepuasan dalam menghasilkan hasil karya yang sifatnya baru.

“Anak yang kreatif ingin memuaskan rasa keingintahuannya melalui berbagai cara, seperti bereksplorasi dan bereksperimen dan banyak mengajukan pertanyaan kepada orang lain”.[4] Disinilah orang tua dan anggota keluarga yang lebih tua mestinya harus lebih banyak memberikan kesempatan kepada anak.

Anak yang kreatif akan selalu mencari dan menemukan jawaban, dengan kata lain mereka senang memecahkan masalah. Permasalahan yang muncul selalu dipikirkan kembali, disusun kembali, dan selalu berusaha menemukan hubungan yang baru, mereka selalu bersikap terbuka terhadap sesuatu yang baru dan tidak diketahui sebelumnya.

Anak TK (Taman Kanak-kanak) saat yang tepat untuk para guru untuk memberikan berbagai macam rangsangan perkembangan, diantaranya adalah perkembangan kreativitas. Hal ini menunjukkan bahwa dengan melakukan kegiatan bermain akan menumbuhkan kreativitas anak, karena melalui bermain anak akan senang dan mengungkapkan gagasan-gagasannya secara bebas dalam hubungannya dengan lingkungan, oleh karena itu kegiatan bermain tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu dasar dalam mengembangkan kreativitas.

Pengembangan kreativitas menjadi salah satu hal yang memegang peranan penting dalam perkembangan anak, karena dari kreativitas anak belajar untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan dalam dirinya dengan lebih optimal, namun anak tidak akan merespon dan mengaktualisasikan kreativitas dengan cara yang sama pada tiap-tiap anak. Berdasarkan pemahaman itu maka setiap anak memiliki hak yang sama untuk menjadi kreatif dan memiliki kesempatan yang seluasnya untuk mengembangkan kreativitas dalam setiap kegiatan bermain yang sekaligus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Proses kemampuan dapat dilihat dari anak untuk melakukan perkembangan kreativitas anak melalui metode eksperimen yang merupakan proses belajar menyesuaikan diri dengan warna baru dan menggambar dengan saling bekerja sama, saling berhubungan dan merasa bersatu dengan teman dan guru-guru di sekolah pada saat proses pembelajaran.

Kreativitas anak melalui eksprimen dapat meliputi bermacam-macam bidang namun biasanya seseorang mempunyai bakat belajar istimewa dalam salah satu bidang saja, dan tidak pada semua bidang, ada anak yang menunjukkan kemampuan memimpin, tetapi prestasi akademiknya tidak terlalu menonjol, hal ini kadang-kadang dilupakan oleh pendidik. Guru menganggap bahwa seseorang yang telah diidentifikasi sebagai berbakat harus menonjol dalam semua bidang.



1. Perasaan Ingin Tahu

Setiap anak yang aktif melakukan berbagai kegiatan-kegiatan baik yang dilakukan di sekolah maupun di rumah merupakan anak yang memiliki kreativitas. Kegiatan-kegiatan itu menuntut anak untuk berbuat sesuatu demi kehidupan. Melakukan aktivitas manusia mencoba untuk mencari metode-metode yang baru. Hal ini dilakakukan karena terdorong oleh rasa ingin tahu manusia yang besar.

Anak Taman Kanak-kanak meliputi usia 4-6 tahun, pada masa ini perasaan ingin tahu anak mulai berkembang kearah yang lebih komplek, karena perkembangan fungsi perasaan rasa ingin tahu yang semakin tinggi, sehingga dapat mempengaruhi perkembangan aspek-aspek pribadi yang lainnya. Dominannya perkembangan rasa ingin tahu anak terhadap sebuah keinginan makin terarah dan meluas .

“Perilaku kreatif pada dasarnya muncul sebagai cerminan dari rasa ingin tahu yang besar dan dodorong oleh adanya keberanian untuk mencoba”.[5] Hal ini terjadi akibat rasa keingintahuan anak yang sangat besar dan ini merupakan dampak dari perkembangan kognitif yang sedang berkembang dengan pesat pada perkembangan, anak baik dalam proses pembelajaran di sekolah atau kegiatan yang dilakukan anak di rumah.

Sistem indera anak menjadi sangat peka dan rasa ingin tahunya yang tinggi. Anak akan senang bereksplorasi apa saja yang bisa digunakan seperti bermain drama, berolah seni, menari, menyanyi untuk menunjukkan perasaan ingin tahu anak pada usia ini sangat besar.

Pertualangan yang menarik mulai akan terbuka karena kemampuan koordinasi anak semakin baik serta ukuran tubuh dan kekuatannya meningkat. Tantangan baru sering di temui anak pada masa ini, keingintahuan anak tentang suatu hal juga semakin tinggi. Perubahan kemampuan kognitif anak untuk melihat peraturan sebagai sesuatu yang berguna untuk memahami kejadian-kejadian sehari-hari dari prilaku orang lain.

Prilaku kreatif setiap anak berbeda antara satu anak dengan anak lainnya “prilaku kreatif muncul dalam kondisi dimana anak memiliki rasa ingin tahu yang besar, rasa ingin tahu ini memicunya untuk mencoba mengeksplorasi banyak hal”.[6]

2. Eksplorasi Anak

Berdasarkan ciri-ciri yang menandai pertumbuhan dan perkembangan anak pada rentang usia 3-4 tahun ke atas, maka seorang pendidik anak usia dini perlu mengembangkan program kegiatan belajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi anak.

Eksplorasi anak ditandai dengan “suatu keadaan dimana anak tidak pernah diam, mereka kesana kemari untuk mengetahui keadaan lingkungannya, mengamati mengapa suatu peristiwa dapat terjadi dan mereka sangat peka terhadap perubahan yan terjadi di lingkungan”.[7] Hal ini akibat pertumbuhan fisik anak yang sedang mengalami perkembangan pesat baik dari segi ukuran maupun fungsinya. Kegiatan yang dilakukan anak pada masa ini biasanya anak melakukan gerakan coba-coba yang terkadang membawa dampak yang berbahaya bagi mereka.

“Eksplorasi atau penjelajahan dilakukan secara terencana dan ada pengaturan karena biasanya melibatkan sekelompok teman”.[8] Kegiatan eksplorasi dijumpai pada aktivitas berkemah, pramuka, karya wisata ketempat-tempat yang akan memberikan pengalaman-pengalaman baru bagi anak.

Belajar mencari informasi atau temuan baru tidak timbul secara kebetulan tetapi memerlukan persiapan, antara lain dengan menyiapkan lingkungan kelas yan merangsang anak untuk belajar. Suatu kegiatan eksplorasi yang dilakukan anak mendapatkan manfaat “menambah pengetahuan baru, mendukung kepribadian yang positif dan sebagai alat bantu bagi anak untuk bersosialisasi atau menyesuaikan diri dengan teman-teman”.[9]

Merangsang pengembangan eksplorasi, anak tidak luput dari pengaruh lingkungan. Lingkungan merupakan sesuatu dari luar diri anak sebagai media bagi anak untuk dapat mencari suatu informasi yang berguna atau memulai hal-hal yang baru pada lingkungan yang ada untuk ide-ide baru yang datang dari dalam individu anak.

Eksplorasi yang timbul dalam diri anak bisa saja muncul setiap waktu dengan waktu yang tidak dapat ditentukan oleh siapapun, anak dapat mengkolaborasi sesuatu setiap saat dalam proses bersibuk diri dengan kreatif pada hal-hal yang baru.

Faktor yang dapat mengembangkan eksplorasi anak tersebut akan terwujud jika didukung oleh lingkungan sekolah, rumah, orang tua dan guru serta orang-orang terdekat dengan anak agar motivasi untuk mejelajah dan memulai ide-ide baru dapat tercapai sesuai dengan tujuan pendidikan dan kepuasan bagi anak karena dapat memiliki kreativitas.



4. Imajinasi Anak

Kreativitas anak ditentukan oleh sejauh mana anak mampu berimajinasi. Semakin kuat imajinasinya, semakin kreatif pula anak menyikapi dan melakukan sesuatu. Tugas guru anak adalah bagaimana anak mampu mengembangkan imajinasi yang ada dalam diri anak dalam kegiatan belajar dan bermain. “Imajinasi adalah tolak ukur kecerdasan anak, karena itu mengembangkan imajinasi anak secara otomatis juga mengasah kecerdasan anak itu sendiri”.[10]

Tidak semua anak mampu mengembangkan imajinasinya, semua itu tergantung dari lingkungan dimana anak tersebut tingal, jika dirumah orang tualah yang bertanggung jawab, namun pada saat di sekolah guru yang bertanggung jawab. “Imajinasi bermakna sutu proses menciptakan suatu objek atau kejadian tanpa didukung oleh data yang nyata”.[11]

Terlepas dari siapapun yang yang berperan terhadap perkembangan imajinasi anak, harus disadari bahwa imajinasi yang kuat bisa memunculkan bakat anak. Banyak yang tidak menyadari bahwa imajinasi sangat penting bagi perkembangan anak hal ini sesuai dengan apa yang difirmankan Allah, sebagai berikut.









Bahkan seorang guru nyaris tidak memanfaatkan waktunya untuk mengembangkan imajinasi anak terutama di dalam kelas, karena itu perlu diketahui apa saja manfaat imajinasi itu untuk perkembangan anak:



a. Memiliki kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi tinggi.

Kemampuan berimajinasi erat kaitannya dengan kemampuan berkomunikasi, anak yang terlatih imajinasinya pasti lebih cerdas dan berani mengungkapkan segala sesuatu yang ia tangkap dan lihat.

b. Cerdas menganalisa dan kreatif

Anak yang imajinasinya terasah ketika menyikapi fakta yang terjadi disekelilingnya anak yang memiliki imajinasi pasti otaknya aktif menganalisa, tidak mudah kagum dan percaya itulah cirinya.

c. Wawasannya semakin luas

Imajinasi anak yang terlatih sejak kecil pasti akan membuahkan hasil, yakni wawasannya bertambah luas.

d. Semakin percaya diri

Anak yang tekun belajar dan aktif mengembangkan imajinasi, maka kepercayaan dirinya semakin tumbuh dan anak akan semakin bersemangat untuk belajar dan belajar.

e. Imajinasi yang kuat dapat menimbulkan bakat

Anak yang memiliki imajinasi kuat dan mengembangkannya dengan baik, pasti bakatnya lebih menonjol dibandingkan anak yang lainnya.[12]



Anak-anak yang imajinasinya kuat dan terlatih , pasti lebih cerdas dibandingkan anak yang lainnya. Komunikasinya lihai dan kritis, dari kemampuan berkomunikasi itulah proses sosialisasi berlangsung. Ide-idenya mulai disosialisasi kepada teman-temannya, bahkan tidak jarang kepada orang tuanya sendiri. Ide-ide itu sendiri dibangun melalui sekian cerita yang didengar atau fakta-fakta yang didapatnya sendiri.

Imajinasi yang terasah dengan baik memungkinkan anak memiliki kecakapan komunikasi serta sosialisasi yang kuat.Peran aktif guru dalam mengembangkan imajinasi anak dalam proses pembelajaran dapat melalui metode:

a. Lewat cerita atau dongeng

Anak lebih suka mendengarkan cerita atau dongeng dari pada dipaksa belajar seharian penuh atau mengerjakan tugas sekolah. Terdapat keasyikan tersendiri baik anak-anak ketika mendengarkan dongeng-dongeng tersebut.

b. Rekreasi di tempat-tempat wisata terdekat

Disekitar sekolah pasti ada tempat yang layak dan memiliki nuansa alam yang menggugah imajinasi walaupun tempat tersebut tidak termasuk katagori wisata.

c. Nonton film

Film sangat positif bagi pengembangan imajinasi anak, tetapi tidak semua cocok ditonton oleh anak usia dini. Guru harus pandai memilah dan memilih film yang akan dilihat oleh anak.[13]





Anak yang cerdas dalam imajinasi memiliki kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, ruang dan bangunan, anak memiliki kemampuan membayangkan sesuatu, melahirkan ide dalam bentuk mencampur warna atau bentuk yang terlihat oleh mata.

Permainan kreatif PAUD untuk melatih imajinasi yang mudah disiapkan dan dilakukan untuk anak-anak adalah melalui permainan seni, sebab seni berarti keahlian untuk mengekpresikan ide-ide dan pemikiran estetika, termasuk mewujudkan kemampuan serta imajinasi penciptaan benda, suasana atau karya yang mampu menimbulkan rasa indah.




[1] Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan,..., hal. 52


[2] Novan Ardy Wiyani dan Barnawi, Format PAUD, (Jogjakarta: AR-Ruzz Media, 2012), hal. 100


[3] Suratno, Pengembangkan Kreativitas ..., hal.17


[4] Suratno,Pengembangkan Kreativitas,..., hal.19


[5] Igrea Siswanto dan Sri Lestari, Pembelajaran Atraktif dan 100 Permainan Kreatif, (Jogjakarta: Andi, 2012), hal.49


[6] Igrea Siswanto dan Sri Lestari, Pembelajaran Atraktif dan,..,hal.50


[7] Bambang Sujiono, Aktivitas Pengembangan Jasmani Anak TK,(Jakarta:Depdiknas, 2005)., hal. 7


[8] Mayke S. Tedjasaputra, Bermain Mainan dan Permainan Untuk Pendidikan Usia Dini, (Jakarta: Gramedia, 2007), hal.59


[9] Mayke S. Tedjasaputra, Bermain Mainan dan,..., hal.60


[10] Ajeng Yusriana, Kiat-Kiat Menjadi Guru PAUD Yang Disukai Anak, (Jogjakarta: DIVA Press,2012), hal. 103


[11] Muh Nur Mustakim, Peranan Cerita Dalam pembentukan perkembangan Anak TK, (Jakarta: Depdiknas, 2005), hal.84


[12] Ajeng Yusriana, Kiat-Kiat Menjadi Guru ..., hal. 103-106


[13] Ajeng Yusriana, Kiat-Kiat Menjadi Guru ..., hal. 107-111