Guru guru dalam mata pelajaran dalam melakukan pendekatan siswa harus manusia dan relejius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan adil selain itu harus memahami tanpa syarat.[1] Tugas guru-guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut.

a. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling

a. Membantu guru pembimbing dalam menginditifikasi masalah bagi siswa yang bermasalah.

b. Mengalih tangankan siswa yang bermasalah ke guru pembimbing

c. Menerima alih tangan siswa yang bermasalah dari guru pembimbing

d. Membantu mengembangkan suasana kelas yang menunjang bimbingan dan konseling.

e. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa untuk mendapatkan layanan bimbingan dan konseling.

f. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa seperti konferensi kasus.

g. Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.

Selain yang disebutkan diatas, pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling didalamnya terdapat sembilan peran guru yaitu.

1) Informator, guru sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.

2) Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik.

3) Motivator, guru harus mampu merangsang dan memotivasi siswa agar menumbuhkan aktivitas dalam proses belajar yang baik.

4) Director, guru mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk tujuan yang dicita-citakan.

5) Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar mengajar.

6) Tranmitter, guru sebagai penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan pengetahuan.

7) Fasilitator, guru sebagai pemberi kemudahan dan fasilitas dalam proses belajar mengajar.

8) Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.

9) Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya. [2]



Guru dituntut untuk mampu mengindentifikasi peserta didik yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa, prognosa dan kalau masih dalam batas kewajaran, harus membantu pemecahannya.[3] Selain itu di dalam keluarga guru sebagai pendidik dalam keluarga, di masyarakat guru berperan sebagai pembina masyarakat, penemu masyarakat dan agen sosial. Dalam aktivitas pengajaran dan admistrasi pendidikan guru merupakan pengambil inisiatif, wakil masyarakat disekolah, seorang pakar dalam bidangnya, penegak displin, pelaksana admistrasi pendidikan, penerjemah kepada masyarakat. [4]

Sementara dari sudut pandang diri pribadi, guru merupakan pekerja sosial, pelajar dan ilmuwan, orang tua bagi siswa disekolah, model keteladanan dan pemberi keselamatan bagi setiap peserta didik. Begitu juga dari segi sudut pandang psikologis, seorag guru berperan sebagai pakar psikologi pendidikan, seniman, pembentuk kelompok, sebagai inovator dan petugas kesehatan mental.[5]

Bagi guru penyuluh atau konselor ada beberapa beberapa hal yang di perhatikan dan harus dimiliki oleh guru penyuluh atau konselor yaitu:

a. Kualifikasi dan pendidikan guru penyuluh atau konselor, yakni seorang guru penyuluh sekurang-kurangnya harus sarjana muda dan mempunyai kecakapan scholistik, minat pada pekerajaannya dan mempunyai kepribadian yang baik.

b. Kewajiban dan tanggung jawab guru penyuluh atau konselor, maksudnya adalah guru penyuluh atau konselor bertanggung jawab dalam melaksanakan bimbingan dalam masalah pribadi, ia harus menetapkan kasus-kasus yang menjadi perhatiannya dengan segera dengan jalan meneliti catatan-catatan sekolah, mengadakan pertemuan pertemuan dengan anggota staf sekolah lainnya dan melaksanakan observasi sendiri dalam rangka memberikan penyuluhan dalam layanan bimbingan dan konseling bagi peserta didik dimana ia bertugas.


Hasanahtun

-------------------------------------------
[1] Tohirin, Bimbingan Konseling di sekolah...., hal 37


[2] Tohirin, Bimbingan Konseling di sekolah..., hal 45


[3] Sabil Risaldy & Meity, Bimbingan Konseling..., hal 5


[4] Tohirin, Bimbingan Konseling di sekolah...., hal 78


[5] Ulifa Rahma, Bimbingan karier siswa .....hal 18