: Hernowo
Guru Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA Plus Muthahhari

Apa sesungguhnya manfaat-nyata belajar bahasa, khususnya Bahasa Indonesia? Ketika anak-anak kita berbondong-bondong ke sekolah, dan di sebuah ruang kelas mereka mengikuti kegiatan belajar matapelajaran Bahasa Indonesia, apa yang mereka peroleh? Apa kaitan belajar bahasa dengan kehidupan mereka kelak?

Salah satu manfaat terbesar belajar bahasa adalah untuk keperluan berkomunikasi. Kehidupan manusia tidak mungkin dilepaskan dari kegiatan berkomunikasi. Apa pun bidang kegiatan yang akan diterjuni seseorang, pastilah dia tidak bisa menghindar untuk tidak berkomunikasi. Apalagi di masa sekarang dan mendatang di mana alat-alat canggih untuk berkomunikasi—komputer, ponsel, dan lain-lain—tentu akan semakin dahsyat dan menakjubkan perkembangannya.

Salah satu kemampuan penting berkomunikasi adalah menampakkan pikiran. Agar pikiran yang ada di dalam benak seseorang menjadi jelas dan dapat dipahami seseorang, pikiran perlu ditampakkan dengan bantuan kata-kata. Memang, gagasan atau ide dapat ditampakkan tidak hanya lewat kata-kata. Gagasan dapat ditunjukkan lewat nyanyian (lagu), gambar atau lukisan, patung, konstruksi bangunan, dan banyak lagi yang lain.

Namun, pemahaman terhadap sebuah gagasan baru akan sangat efektif apabila gagasan tersebut dapat ditampakkan lewat kata-kata atau dibahasakan secara tertulis.

Nah, anak-anak kita perlu memperkaya diri mereka dengan kata-kata apabila ingin menjadi manusia-manusia yang piawai dalam berkomunikasi, khususnya dalam menampakkan pikiran dan gagasannya. Hanya dengan memiliki kekayaan kata yang luar biasalah anak-anak kita akan dapat secara efektif, enak, dan lancar dalam berkomunikasi.

Apabila kekayaan kata yang dimiliki oleh anak-anak kita itu sangat berkualitas, mereka pun akan sangat terbantu dalam mengeluarkan pikiran dan gagasan mereka yang sangat berkualitas. Sebaliknya, apabila mereka miskin akan kata-kata, mereka akan mengalami kegagapan dalam berkomunikasi—salah satunya adalah kesulitan dalam mengutarakan pendapat mereka.

Bagaimana caranya agar anak-anak kita dapat memiliki kekayaan akan kata-kata? Tidak ada cara lain yang dapat ditempuh oleh mereka kecuali dengan membaca. Membaca, oleh karena itu, sangat penting ditekankan dalam matapelajaran Bahasa Indonesia. Apabila matapelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dapat saja menjadikan anak-anak kita asyik dan akhirnya mencintai kegiatan membaca, tugas utama matapelajaran tesebut tercapai sudah.

Menurut riset ahli linguistik Dr. Stephen D. Krashen—lewat bukunya yang mengagumkan, The Power of Reading: Insights from the Research (Libraries Unlimited, 1993) kemampuan menulis hanya dapat dibangun di dalam diri seseorang lewat kegiatan membaca. Kemudian, menurut psikolog-peneliti, Dr. James W. Pennebaker—dalam bukunya yang berisi hasil-hasil kegiatan risetnya, Opening Up: The Healing Power of Expressing Emotions (The Guilford Press, 1990)—menulis dapat membantu seseorang untuk membuka diri, yaitu untuk mengeluarkan seluruh tekanan yang mendera pikiran seseorang. Bahkan, secara tegas Dr. Pennebaker menunjukkan kepada para pembacanya bahwa kegiatan menulis dapat menghindarkan seseorang dari depresi. Tentu, untuk dapat menulis secara “blak-blakan” (opening up) ini, seseorang perlu menyimpan di dalam dirinya kata-kata yang sangat kaya.

Dalam buku penulis, Membacalah Agar Dirimu Mulia: Pesan dari Langit (MLC, 2008), merujuk ke penafsiran Muhammad Quraish Shihab atas Surah Al-`Alaq—khususnya ayat ketiga yang berbunyi, iqra’ wa rabbukal-akram—membaca dapat mengantarkan si pembaca untuk meraih kemuliaan. Dan kemuliaan itu diberikan sendiri oleh Tuhan.

”Kata al-akram yang berbentuk superlatif adalah satu-satunya ayat di dalam Al-Quran yang menyifati Tuhan dalam bentuk tersebut. Ini mengandung pengertian bahwa Tuhan dapat menganugerahkan puncak dari segala yang terpuji bagi setiap hamba-Nya, terutama dalam kaitannya dengan perintah membaca,” demikian tulis Muhammad Quraish Shihab (lihat lebih lengkap dalam Muhammad Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Penerbit Lentera Hati, Jakarta, 2003, h. 399).

Agar kegiatan membaca dapat diselenggarakan dengan menyenangkan dan lancar, tentulah diperlukan bahan-bahan bacaan yang dapat membangkitkan semangat dan gairah membaca anak-anak kita ketika mereka belajar matapelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Semoga pada tahun 2009 ini semakin banyak bahan bacaan yang bergizi yang diperlukan oleh anak-anak kita untuk memperkaya diri mereka dengan kata-kata yang berkualitas sehingga mereka nanti dapat menampakkan diri-diri (pikiran dan gagasan) mereka yang berkualitas pula. Amin.